ALASKA -21

19.3K 789 1
                                    

Carra berjalan ke kelasnya dengan sebelah tangan yang meremas sebuah kertas yang hendak ia buang namun tidak jadi. Sedikit susah untuk Carra membuang kertas itu, karena akhirnya ia juga penasaran dengan apa maksud dari keras yang ia genggam sekarang.

Kakinya melangkah masuk ke dalam kelas yang sudah terisi banyak murid yang sudah datang termasuk Mega dan juga Senja. Carra duduk di bangkunya lalu melepaskan tasnya lalu menatap apa yang ia genggam saat ini.

Tangannya bergerak membuka sedikit kertas yang tadi Alaska sempat berikan. Emmm, mungkin gampang untuk kalian tebak dari siapa kertas yang Carra pegang saat ini. Memang saat Carra berjalan menuju kelasnya ia agak sedikit ragu saat melihat Alaska yang berdiri di tembok kelas IPA 2 dengan santai. Bagi yang lain memang biasa saja, namun efeknya bagi Carra berbeda.

Meskipun tujuan cowok itu bukan kepadanya, tetap saja Carra akan merasa gugup dengan sendirinya. Entahlah, Carra sendiri pun tidak tahu. Dan dengan perlakuan Carra tadi yang ingin membuang kertas itu, karena masih ada sedikit gejolak rasa sakit waktu mendengar perkataan beberapa hari yang lalu. Sudah dua hari Carra tidak bertemu dengan Alaska atau bisa di bilang juga menghindar.

Carra membuka kertas yang Alaska berikan dengan penasaran. Perlahan sebuah tulisan dapat Carra lihat. Carra sedikit tertegun saat melihat tulisan di dalamnya sangat tertulis dengan rapi dan jelas. Mungkin setelah membacanya Carra akan berpikir apakah tulisan yang berada di dalam kertas yang ia pegang adalah tulisan Alaska? Sedikit sulit di percaya bagi orang seperti Carra.

Datang ke taman belakang jam istirahat pertama.

~Alaska

Carra terdiam saat membacanya. Kenapa Alaska harus repot-repot menulis seperti ini? Kenapa tidak langsung saja waktu tadi ketemu? Apa gengsi? Mungkin itu yang saat ini Carra pikirkan. Otaknya sedang bekerja memikirkan tujuan Alaska mengajaknya bertemu di teman belakang nanti.

Senja yang berada di samping Carra menatap cewek itu dengan penasaran apalagi saat melihat kertas yang tiba-tiba Carra gulung dan sembunyikan saat Senja menepuk pundaknya.

“Kenapa?” tanya Senja.

Carra menggeleng cepat. “E-enggak,”

Senja memicingkan matanya menatap aneh temannya itu. Kalau tidak ada apa-apa kenapa harus gugup seperti itu? Apa ada sesuatu yang membuat Carra kaget? Atau ketakutan? Aish, Senja ini selalu berpikiran sedikit negatif.

“Itu kertas dari siapa?” tanya Senja hati-hati. “Lo di ancam?” tanyanya lagi.

Carra segera menggeleng. “Bukan, bukan apa-apa kok. Gue cuma nemu ini di depan.” bohongnya, Senja hanya mengangguk mencoba percaya.

Beberapa menit kemudian guru yang mengajar masuk untuk memulai pelajaran. Mungkin di pelajaran yang satu ini Carra sedikit tidak fokus. Jujur saja, dirinya terus memikirkan apa yang akan terjadi nanti.

Bukan kenapa-kenapa, hanya saja jika Alaska mengajaknya ketemu hanya untuk seperti beberapa waktu yang lalu. Jujur, Carra belum siap untuk menerima cacian dan hinaan lagi. Aish, ayolah! Positif jangan Nething!

Setelah jam pelajaran kedua selesai, Carra segera membereskan barang-barangnya tanpa memperdulikan sekitarnya yang ternya sedang memperhatikan dirinya yang terlihat sibuk sendiri.

“Lo kenapa?” tanya Mega, Carra menggeleng.

Tiba-tiba Panji merangkul pundak Mega dan Carra yang sedang bersampingan. Kedua terkejut melihat Panji yang tiba-tiba muncul dan langsung merangkulnya.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang