Alaska menghempaskan tubuhnya ke atas sofa yang berada di kamarnya. Saat ingin dia sedang berada di rumahnya dengan ketiga temannya. Kalian tahu kan alasan Alaska jika ia pulang? Aish, sudah beberapa hari Dirga tidak pulang ke rumahnya, dan Alaska masa bodo.
Ruangan yang di hiasi dengan cat hitam putih dan juga beberapa alat musik yang tertata rapi di setiap penjuru ruangan. Alaska bukan lah seorang anak band, namun cowok itu hanya suka dengan alat musik. Alaska seperti suka mengoleksi barang-barang alat musik contohnya gitar, piano, bas, drum, dan beberapa alat musik lainnya.
Mungkin bagi Guntur pergi ke rumah Alaska salah sebuah keberuntungan atau bisa di bilang juga kebanggan. Guntur suka memainkan alat musik yang berada di kamar Alaska contohnya saja sekarang cowok itu sedang memainkan gitar milik Alaska yang di ikuti alunan lagu yang Biru nyanyikan. Sedangkan Fajar, cowok itu lebih memilih memainkan handphonenya dengan bermain game.
Berbeda lagi dengan Alaska, cowok itu sedari tadi terus mencoba memejamkan matanya untuk mengurangi pikiran yang saat ini sedang terus muncul di otaknya. Aish, rasanya Alaska merasa kepalanya akan pecah. Cowok itu terus menggerutu tak jelas ketika merasakan denyutan sakit di bagian kepalanya.
Fajar melirik ke arah Alaska, cowok itu sedikit keganggu dengan aktifitas temannya itu. Sedari tadi Alaska tak ada hentinya mengumpat membuat Fajar sedikit terganggu karena permainannya kalah.
“Kenapa sih Ska?” tanya Fajar. Cowok itu menatap temannya datar tanpa ekspresi dan di balas dengan sebaliknya. Ayolah! Di sini yang berwajah cuma Guntur dan Biru!
Alaska membuka matanya lalu melirik ke arah Fajar dengan datar. “Gue pusing,” kata cowok itu.
Guntur yang sedang bermain gitar pun menyahut. “Makan Paramex aja Ska, di jamin pusingnya ilang!” timpal cowok itu menghentikan petikan gitarnya sekejap.
Alaska tak menghiraukan ucapan Guntur, cowok itu memilih kembali memejamkan matanya. Fajar yang melihatnya sedari tadi lantas berdecak sebal sambil menjambak rambutnya kesal.
“Kalau ada masalah cerita Ska,” kata Fajar sambil melirik Alaska dengan tatapan jengah.
“Gue bingung,” balas Alaska. “Carra marah sama gue, maybe.” ucapnya sambil melihat langit-langit kamar.
Guntur yang memainkan gitar langsung terdiam dan ikut mendekat ke arah temannya itu di ikuti Biru yang ikut berhenti bernyanyi dan mendekat mengikuti Guntur dengan sekaleng minuman di tangannya.
“Jadi ceritanya lo marahan gitu?” tanya Guntur. Alaska hanya menggidikkan bahunya acuh.
Fajar menghela nafasnya. “Emang kenapa si Carra bisa marah sama lo?” tanya cowok itu sambil menaikkan sebelah alisnya.
“Gue kata-katain dia,” balas Alaska tenang. “Gue bilang dia murahan, simpanan Om-om, dan kegatelan.” lanjutnya lagi.
Biru yang sedang meminum soda langsung tersedak dengan mata yang mulai memerah. Guntur dan Fajar ikut terkejut dengan ucapan Alaska, pantas saja Carra marah! Dirinya di bilang seperti itu! Aish, dari dulu Alaska tidak pernah berubah! Cowok itu tetap saja cuek tanpa memperdulikan bagaimana perasaan orang lain.
“Kenapa lo bilang gitu?” tanya Biru angkat bicara saat batuknya mulai mereda.
“Gue cuma gak suka waktu dia di kantin sama Alfa, dan gue juga gak mau punya cewek yang murahan,” jawab Alaska datar.
Mata Guntur memicing mendekatkan wajahnya kedepan wajah Alaska. “Lo..... cemburu?” tebak cowok itu.
“Gak!” bantah Alaska cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...