ALASKA -18

18.4K 716 4
                                    

Alaska–Cowok itu sedari tadi terus memukuli Angga–Anggota GALAKSI yang tadi mengabari dirinya saat masih sedang di sekolah.

Alaska datang ke markas dengan keadaan markas yang kacau dan beberapa barang, dan anggota yang lainnya terpakar jatuh dengan beberapa luka.

Dengan emosi, Alaska malah melampiaskan semuanya kepada Angga. Entahlah, kalau saja musuhnya masih ada mungkin bisa langsung masuk rumah sakit karena ulah Alaska. Sayangnya mereka lolos dan membuat Angga menjadi samsak.

Alaska yang emosi di tambah emosi dengan keadaan markasnya, cowok itu seakan membabi buta untuk memukul Angga dengan tak henti. Bukan laki pertamanya Alaska seperti ini, bisa di bilang kejadian yang sering terjadi ketika Alaska ada masalah. Semua anggota GALAKSI selalu membiarkan Alaska mengeluarkan emosinya melalui mereka asalkan jangan kelewat batas.

Sedari tadi Fajar dan yang lainnya mencoba menghentikan aksi Alaska yang sudah di luar kendali. Cowok itu benar-benar mengeluarkan semua pikirannya melalui Angga kali ini. Fajar pun sedikit bingung dengan Alaska saat ini, cowok itu tidak biasanya se-marah ini saat mengetahui markas di serang.

“Ska udah,” peringat Fajar, cowok itu mencoba menarik tubuh Alaska yang hendak ingin maju lagi. Namun apa daya? Usaha Fajar sia-sia karena Alaska mendorongnya hingga jatuh.

Bugh!

Bugh!

“ANJING LO! ARGHHH!” teriaknya prustasi.

Uhuk!

“Alaska udah! Lo kelewat batas!” teriak Fajar sudah muak.

Fajar menarik kembali tubuh cowok itu dan kali ini Alaska menurut. Cowok itu terdiam dengan darah yang tersisa pada sela tangannya dari Angga.

“Bawa Angga ke rumah sakit sekarang!” sentak Fajar kepada yang lainnya.

Angga segera di bawa oleh Reno dan Gibran yang ternyata juga ada di sana. Cowok itu sudah tertunduk lemas dengan luka yang bisa di bilang parah. Aish, Alaska bisa menjadi monster juga ternyata.

Biru dan Guntur ikut mendekat ke arah Alaska dan Fajar duduk. Alaska mencoba menetralkan nafasnya yang memburu. Semua yang berada di markas ikut keringat dingin melihatnya. Sedari tadi tidak ada yang berani menghentikan Alaska sebelum cowok itu kelewat batas.

Fajar sendiri tidak tahu masalah yang Alaska hadapi saat ini. Mungkin karena Dirga–Papahnya, pikir Fajar. Fajar dan yang lainnya memang tau masalah keluarga Alaska.

Arga berjalan dari arah dapur dengan membawa segelas air putih lalu di simpan di atas meja. “Minum dulu Ska,” katanya sambil menunjuk segelas airnya dengan dagu.

Alaska tidak membalas. Cowok itu malah memejamkan matanya mencoba merendam emosinya. Fajar dan yang lainnya hanya bisa menghela nafas panjang, mereka tahu Alaska seperti ini karena sedang ada masalah.

“Kontrol emosi lo Ska. Masih mending lo hajar musuh, di banding anggota lo sendiri!” pringat Fajar. Mungkin di sini hanya Fajar yang berani melawan Alaska, selain wakil, Fajar juga seorang keluarga bagi Alaska.

Alaska membuka matanya lalu menatap Fajar. “Jam berapa?” tanya cowok itu.

“Empat,” sahut Guntur yang memakai jam tangan.

Alaska mengambil jaket dan tasnya lalu berdiri. “Gue pergi,” kata cowok itu.

“Kemana?” tanya Biru.

“Sekolah,” balas cowok itu lalu melengos begitu saja.

Guntur berdecak. “LO MAU NGAPAIN? SEKOLAH UDAH PADA BALIK SEKARANG!” teriaknya namun seakan tak di dengar oleh Alaska.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang