ALASKA -19

18.5K 723 8
                                    

Alaska memarkirkan motor Vespanya di parkiran pekarangan rumah sakit. Cowok itu berjalan dengan santai menyusuri lorong rumah sakit untuk mencari ruangan yang Angga di rawat.

Setelah dari rumah Carra, Alaska langsung pergi ke sini untuk menemui Angga–cowok yang ia buat pingsan sampai di bawa ke rumah sakit. Aish, sebenarnya Alaska mempunyai niat menemui Angga setelah bertemu dengan Carra. namun dengan kedatangannya ke sana malah membuat emosi semakin meluap.

Dengan cepat-cepat Alaska pergi dari sekolah langsung ke rumah Carra hanya untuk memastikan cewek itu sudah berada di rumah atau tidak, namun usahanya sia-sia. Kata pembantu di rumah Carra bilang Carra belum pulang sejak tadi, dan itu yang membuat Alaska kesal dan sedikit emosi. Kemana saja cewek itu pergi dulu dengan Raja? Pikir Alaska.

Mungkin bagi yang lain susah menebak orang tanpa minat wajahnya, namun bagi Alaska sangat mudah mengenal orang. Termasuk Raja, Alaska sudah berpikiran kalau orang yang menawari Carra pulang tidak jauh dari anak Lion-yang suka berkeluyuran ke sekolah lain. Entahlah apa yang saat ini Alaska rasakan.

Suara kenop pintu yang Alaska pegang membuyarkan pandangan semua orang yang berada di dalam ruangan. Tidak terlalu banyak orang, hanya ada ketiga inti dari GALAKSI dan Gibran yang juga yang sedang duduk sambil bermain handphone di temani Reno dan Arga. Aish, sepertinya ada yang kelewat, Angga juga berada di sana dengan selang infus untuk menambah tenaga.

Alaska berjalan ke arah ranjang rawat Angga. Alaska bukanlah tipikal orang yang akan lari dari tanggung jawab, lihat saja cowok itu malah akan meminta maaf setelah perbuatannya.

“Gimana keadaannya?” tanya Alaska tenang.

“Mendingan,” balas Angga. Cowok itu menerima salam GALAKSI dari sang ketua sambil sedikit terkekeh.

Sorry, kedua kalinya gue buat lo masuk ruangan ini lagi,” kata Alaska sambil menatap orang di depannya itu.

Angga mengangguk. “Sans aja, gue tau lo lagi banyak pikiran,” kata cowok itu. Alaska mengangguk sebagai jawaban.

Guntur yang juga berada di sana berdecak sebal. “Lain kali ganti orang Ska, jangan si Angga mulu.” kata cowok itu.

Biru yang di sampingnya mengangguk setuju. “Bener, si Guntur aja Ska yang jadi sasaran berikutnya. Sampai gak bernyawa juga gue ikhlas di banding liat muka ganteng si Angga bonyok.” mata cowok itu.

Guntur yang mendengarnya melotot tak terima. Sedangkan yang lainnya terkekeh geli kecuali Alaska yang masih santai. Cowok itu berjalan untuk duduk di dekat Fajar lalu mengeluarkan handphonenya dari saku jaket.

Raka
Gue tadi ketemu sama Carra yang lo cari. Ternyata dia tetangga sebelah kompleks rumah gue. Oh iya, gue tadi ketemu sama dia setelah di anterin Raja anak Langit.

Alaska diam mencerna pesan dari temannya itu. Sudah di duga! Siapa lagi kalau bukan Raja si ketua Lion yang hobinya cari masalah? Alaska langsung memencet tombol hijau untuk menghubungi Raka dengan tatapan datar.

“Hallo?” suara di sebrang sana.

“Lo bisa awasi kalau dia ke sana lagi?” tanya Alaska.

Di sebrang sana Raka mengangguk. “Bisa-bisa, kayanya tadi juga sebelum pulang mereka pergi ke suatu tempat dulu deh,” kata Raka sedikit kompor.

Diam-diam Alaska mengepalkan tangannya. “Kasih tau gue kalau dia balik,” balas Alaska lalu langsung mematikan sambungan telepon nya secara sepihak, sedangkan di sebrang sana Raka sudah mengumpat kesal dengan kelakuan teman sekelasnya ini.

“Kenapa Ska?” tanya Fajar.

Alaska beralih menatap Fajar lalu menggeleng. Fajar hanya mengangguk saja meski ia tahu ada sesuatu yang Alaska sembunyikan. Aish, kenapa menjadi sedikit rumit seperti ini?

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang