ALASKA -58

21.4K 740 17
                                        

Dari arah pintu kamar tamu atas, Carra dapat melihat Alaska yang sedang duduk di pinggir kolam bawah. Carra sedang berdiri di depan kaca kamar yang menembus ke luar, bibirnya terukir senyum ke atas.

Di bawah sana, Alaska sedang duduk di pinggir kolam dengan sebuah handuk di pundaknya. Carra dapat melihat Alaska yang baru saja habis mandi dan keramas. Ia niatnya pulang nanti sore, karena Andin menyuruhnya diam dulu karena akan mengajak Carra membuat kue.

Untung saja Dirga dan Mars tidak ada, jadi membuat Carra sedikit lega. Gadis itu hanya merasa canggung jika harus berhadapan dengan dua orang pria itu, di tambah lagi Dirga yang notabennya adalah atasan di sekolah.

Carra melangkahkan kakinya turun ke bawah niat untuk menghampiri Alaska. Setelah sampai, Carra memposisikan dirinya duduk di samping Alaska membuat lelaki berambut basah itu terkejut.

"Ngapain?" bingung Alaska namun Carra hanya menggeleng.

"Ra," Carra hanya bergumam membalasnya.

Alaska membalikan badannya menjadi berhadapan dengan Carra, menatap intens manik mata Carra tanpa celah. Membuat gadis berambut sebahu itu terdiam merasa terkunci gerakannya.

"Aku minta maaf," ucapnya tulus.

"Jangan di bahas Al," ingat Carra berubah jadi dingin.

Alaska tersenyum tipis, entah kenapa akhir-akhir ini dirinya selalu tersenyum jika bersama Carra. Percayalah, dirinya sangatlah mahal senyum kepada siapapun terkecuali seringai kepada musuhnya.

Dengan gemas, Alaska memindahkan handuk di pundaknya ke atas kepada Carra lalu menggelengkan nya. "Gemes banget sih," kekeh nya.

"Masih suka mual?" tanya Carra di balas gelengan oleh Alaska.

"Selagi masih ada kamu disini, aku baik-baik aja Ra," jahilnya membuat Carra mendelik.

"Jangan sakit lagi, masa ketua geng lemah!" cibir Carra di balas dengusan oleh Alaska.

"Niat khawatir atau ngomongin?" cibirnya.

Carra menabok tangan lelaki itu kesal. "Gue gak khawatir sama lo, ge-er banget sih," juteknya.

"Masa sih? Kemarin juga nangis kan pas aku muntah?" tanya Alaska polos.

"Panik ya bukan khawatir. Gue baru pertamakali liat orang muntah darah gitu," dengusnya.

Alaska terkekeh lalu mengambil kembali handuk di kepala Carra ia pindahkan ke samping badannya. Dengan satu kali gerakan, Alaska menceburkan dirinya ke dalam kolam membuat Carra membulatkan matanya terkejut.

"Ngapain sih?! Tau masih sakit," decak Carra mengomeli.

"Katanya gak khawatir tapi itu," goda Alaska membuat Carra terdiam. Ia juga sih pikirnya, kenapa dia harus sepanik ini.

"Sini masuk!" titah Alaska merentangkan tangannya.

Carra bergidik. "Gak mau! Kalau mati gimana?" tanyanya dengan wajah yang memucat.

Dengan sekali gerakan, Alaska menarik paksa tangan Carra membuat gadis itu terjebur ke dalam kolam. Melihat wajah terkejut Carra, membuat Alaska ikut panik.

Carra terkejut saat Alaska menarik tangannya membuat dirinya ikut terjatuh ke dalam kolam. Dengan panik, Carra mengalungkan tangannya ke leher Alaska untuk di jadikan pegangan dengan jantung yang berdetak kencang karena ketakutan.

Byurr

"Kok di tarik sih?! Lo kan tau gue gak bisa renang!" pekik Carra memejamkan matanya.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang