Carra dan yang lainnya memilih tempat telat di tengah-tengah kursi. Dengan posisi yang mengumpul Carra yang berada di atas di temani Senja, Kenzo dan Keyra. Dan di bawahnya ada Panji, Mega, Dinda dan juga Kenzo yang duduk sejajar dengan tempat Carra.
Tidak hanya mereka saja, banyak anak IPA 2 yang nonton bahkan hampir semuanya. Di ikuti juga para guru-guru yang ikut menonton di salah satu kursi khusus di temani Dirga–selaku pemilik sekolah–yang kebetulan mampir dan ikut menyaksikan pertandingan.
Di bawah sana sudah ada kedua tim yang akan berlawanan, dengan Alaska–selaku perwakilan dari Attala dan juga Sean–selaku perwakilan dari Planet. Pertandingan akan di mulai beberapa menit lagi setelah selesai mengikuti pemanasan.
Pertandingan seperti ini sering juga di adakan, yang biasanya dari berbagai sekolah dan kini hanya antar sekolah. Bisa di bilang hubungan Sean dan Alaska sangatlah baik, berbalik banding dengan Mars–si ketua Pegasus yang kini masih menjadi rivalnya. Dan Alaska tidak akan membawa masalah dirinya dengan Mars ketika bersama Sean, meski mereka berdua satu sekolah tetap saja Alaska membedakan hal itu.
Alaska dan Sean maju satu langkah di depan garis biru sebagai garis pembatas saling berhadapan, dengan gaya yang sama. Kapten Attala yang memakai headband putih dengan baju basketnya, dan Sean–si kapten Planet yang memakai headband berwarna merah. Keduanya saling pandang dan melempar senyum tipis.
Bola yang Pak Resha lemparkan ke atas tanda permainan di mulai, dengan Alaska yang pertama kali menangkapnya dan memulai pertandingan dengan baik.
Permainan yang di mulai mengundang teriakan penyemangat di mulai dari perwakilan sekolah. Sama seperti Planet, Attala tak kalah diam dengan mereka yang ikut menyemangati tim basket sekolahnya.
“ATTALA!!”
“ATTALA!!”
“PLANET!! PLANET!!”
Hingga beberapa di antaranya ikut berdebat untuk bersaing siapakah yang paling hebat dan pantas ikut babak final.
“HUHU!!! COGAN GUE ITU WOY!!!” teriak Dinda berteriak saat melihat Alaska dan Fajar yang saling berhadapan untuk melawan tim Sean.
“YANG PAKE HEADBAND MERAH JANGAN SAMPE LOLOS GUYS!” timpal Mega ikut-ikutan.
“GILA ANJIR!! ITU ANAK SEKOLAH KITA YA!” seru sala satu siswa dari Planet berkomentar.
Panji yang tak terima ikut mencibir. “GAK PEDULI JUGA!! BANCI LO!” teriaknya tak kalah kencang membuat si siswa itu me cibir tak jelas.
“FAJAR SEMANGAT!!!” teriak Keyra menyemangati tim sekolahnya.
“GUNTUR AYO DONG CETAK POIN KAYA ALASKA!” teriak salah satu anak yang lainnya membuat Guntur yang di bawah mencibir tak terima.
“BIRU YANG SEINDAH LANGIT!! AYO DONG SEMANGAT!!”
“GIBRAN!!! YANG MUKANYA GEMOYY AYO DONG SEMANAT!!”
“ALASKA SEMANGAT YA!! GUE TONTON DI SINI!!” timpal yang lainnya.
“ALASKA PASTI SEMANGAT LAH!! CEWEKNYA AJA NONTON DI DEKET GUE NIH!!” teriak Panji tiba-tiba membuat yang lainnya menatap ke arah cowok itu yang sedang menggandeng tangan Carra.
“CIEEEEEEE!!!”
Sorakan itu yang terdengar jelas masuk ke dalam kuping Carra membuat cewek berambut sebahu itu mengumpat kasar menahan malu, apalagi di tambah dari godaan anak Planet yang ikut-ikutan.
“ALASKA!! KATA CARRA TITIP SEMANGATNYA YA!!” timpal Dinda mengikuti arahan Panji yang membuat orang-orang lainnya semakin menjadi-jadi.
Carra mendengus sebal mendengarnya lagi, matanya beralih menatap ke bawah untuk melanjutkan menontonnya. Namun tak sengaja mata hazel-nya menatap sosok mata elang yang kini menatapnya juga dari sana dengan senyuman tipis yang ia tunjukan untuk Carra, membuat cewek itu semakin malu dan deg-degan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...