Alaska mengejar Carra yang lebih dulu masuk ke dalam mobilnya lalu ikut duduk di kursi pengemudi. Menatap Carra yang diam memainkan handphone membuat Alaska memutarkan bola matanya malas.
“Ra,” panggilnya.
“Apa?”
“Jangan diem!”
“Terus harus apa?” tanyanya.
“Ya apa gitu.” decak nya.
Carra menatap Alaska dengan satu alis yang terangkat lalu menggidikkan bahunya acuh dan lebih memilih memainkan handphonenya kembali.
“Gak jelas!”
Alaska mendengus sebal mendengarnya. “Cemburu tinggal bilang,” cibirnya.
“Siapa yang cemburu?” sewot Carra.
Alaska tersenyum geli, lalu terkekeh. “Yakin?” tanyanya.
Carra hanya bergumam lalu memainkan handphonenya kembali tanpa niat melirik ke arah Alaska yang saat ini sedang menggodanya.
Ayolah! Carra hanya kesal, mood nya turun drastis padahal dirinya lagi lapar. Bukannya tadi Alaska yang ngambek terus kenapa sekarang malah dirinya?
“Yaudah deh, kalau gitu lusa kamu sama Fajar aja ya berangkatnya? Aku sama Clara,” kata Alaska membuat Carra tertarik.
Carra mengangguk-anggukak kepalanya. “Boleh, lebih baik lagi bareng Alfa.” katanya.
Kali ini malah Alaska yang mendengus mendengarnya. Kenapa Carra begitu hebat dalam memutarkan kata-kata? Kemarin bahkan sekarang.
“Oke!” putus Alaska lalu menyalakan mesin mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi di awal membuat Carra tersentak kaget.
Lupa! Dirinya belum menggunakan safety belt dan hampir saja terbentur ke depan. Di tambah Alaska yang tiba-tiba mengerem mobilnya membuat Carra kaget lagi.
Apa sih mau cowok itu? Pikir Carra geram. Alaska melirik ke arah Carra yang sedang mengatur nafasnya, dirinya sendiri lupa ketika tidak melihat Carra yang menggunakan safety belt membuat dirinya meringis.
“Ra, nggak papa kan?” tanyanya.
Carra mendengus. “Gimana sih Al? Aku belum pakai sabuk pengamannya!” Pekiknya.
“Aku gak tau Ra.” ucapnya.
“Jantung aku mau keluar.” ucapnya.
Alaska terkekeh, apa sekaget itukah Carra? Cowok itu membungkukkan badan mendekat ke arah Carra dengan kekehan yang masih keluar dari mulut cowok itu.
Klik,
Bunyi safety belt yang Alaska pasangkan untuk Carra, menatap manik mata Carra sebentar lalu menjauhkan tubuhnya dari Carra.
Alaska menatap kembali Carra dalam membuat sang empu terdiam, kenapa lagi? Pikirnya. Alaska kembali menyalakan mesin mobilnya lalu menjalankannya kali ini dengan kecepatan sedang.
Sedangkan Carra, gadis itu memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil menatap setiap panjang jalan. Awan yang sedikit mendung, apakah akan hujan? Hujan, hujan, Carra sedikit tidak suka dengan hujan, namun Carra juga suka dengan hujan. Hujan dapat menyamarkan suara tangisan dirinya ketika dirinya berada di titik terendah.
“Kenapa akhir-akhir suka pake mobil?” tanya Carra kepada Alaska.
“Suka hujan,”
Carra mengangguk. “Kenapa mobil ini? Pengap tau Al,” ucap Carra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Roman pour AdolescentsFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...