Jam istirahat berbunyi dua menit yang lalu. Seperti biasanya, anak-anak kelas IPA 2 selalu berjalan beriringan menyusuri koridor kelas untuk menuju kantin.
Ada Carra yang berjalan paling depan dengan Mega dan Panji di sampingnya yang sedari tadi merangkul bahu gadis itu dengan entengnya sambil bercanda ria. Sesampainya mereka di kantin, mereka langsung memilih bangku yang berada di dekat pojok kanan seperti biasanya.
“Pesen apa? Mumpung Dinda yang baik ini lagi gabut, jadi gue yang pesenin.” kata Dinda sambil mengibaskan tangannya di depan muka.
“Bakso sama es teh aja deh, kaya biasanya.” ucap Kenzo di balas anggukan oleh Dinda.
“Samain aja kali ya?” tanya Mega di balas anggukan setuju oleh yang lainnya.
“Oke, gue pesenin dulu. Tapi Kenzo, lo ikut gue!” ucap Dinda tersenyum tanpa aba-aba langsung menarik kerah baju belakang Kenzo dengan tiba-tiba membuat cowok itu pasrah.
“Ciri-ciri temen gak ada akhlak!” cibir Panji melihat kelakuan Dinda kepada Kenzo tidak ada bedanya dengan perlakuan cewek itu kepadanya.
“Oh ya, kalian tau gak?” kata Mega.
Nah kan! Kalau udah mulai gini pasti manjang. Dari kata 'tuu gak' pasti berakhir gosip yang menjadi makanan mereka sebelum pesanan datang.
“Apa?” tanya Panji ikut panasaran.
Mega berdehem sebentar. “Gue kemarin kan lewat tuh ke ruang OSIS,” katanya membuat mereka mengangguk faham menunggu kelanjutannya.
“Terus?” tanya Panji.
“Gue gak niat lho ya, ini gue denger oke. Gue denger kemarin pas waktu lewat kebetulan anak OSIS lagi rapat, terus gak sengaja denger si Alfa bilang katanya bakalan ada pertemuan antar sekolah.” ucap gadis itu.
“Pertemuan?” beo Senja.
Mega mengangguk. “Iya, pertemuan sama anak Planet. Katanya sih mau ngelanjutin acara tanding antar sekolah, kalau kemarin kan basket nah Minggu depan katanya futsal.” ucapnya.
“Futsal? Gue kira apaan,” ucap Panji.
“Emang kapan?” tanya Senja.
“Apa yang kapan?” sebuah suara mengalihkan pandangan mereka, ternya Dinda dan Kenzo yang baru datang dengan membawa pesanan mereka.
“Katanya ada pertemuan sekalian turnamen futsal antar sekolah, sama kaya basket kemarin.” bukan Mega yang menjawab melainkan Panji.
Dinda mengernyitkan dahinya. “Futsal? Gue kaya pernah denger deh. Kalau gak salah pas lewat ke ruang OSIS.” jawabnya.
Panji memutarkan bola matanya malas. “Mau lo atau Mega, kalian berdua sama-sama lambe Attala, dapet info yang sama juga dengan cara yang sama?” tanyanya keheranan.
“Kok bisa samaan sih Din?” tanya Mega.
Dinda menggidikkan bahunya. “Jodoh kali!” ucap Kenzo menimpali membuat kedua sejoli itu melotot tak terima.
“Sorry, gue gak belok ya gak kaya lo!” balas Mega mencibir.
“Gue juga gak belok kali! Nyatanya aja gue suka cewek,” kata cowok itu sambil meminum teh manisnya.
“Si Adiba itu?” tanya Dinda memicing.
“Gak akan ada kelarnya kalau kalian terus debat! Lanjutin aja topik awalnya. Jadi gimana?” tanya Panji menunggu Mega melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong.
“Katanya Minggu depan, hari Sabtu. Gue gak tau juga sih, bakalan di sini atau di Planet.” ucapnya.
“Kalau bisa sih kita aja deh yang ke sana, otomatis kalau kita ke sana sekalian cuci mata.” timpal Dinda membayangkan bagaimana kalau dirinya akan ke Planet.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
ספרות נוערFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...