“Carra!”
Carra mengerjapkan matanya berulang kali, dirinya merubah posisi menjadi duduk tegap sambil menatap ke seluruh penjuru ruangan.
Ruangan yang sangat tidak ia kenali, Carra terus bertanya pada hatinya. Dimana ia sekarang? Apakah dirinya di di culik. Carra menggelengkan kepalanya menepis pikiran yang tak masuk akal itu.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu kembali terdengar ke dalam Indra pendengarannya, mendengar suara yang agak familiar baginya. Dengan cepat, Carra turun dari tempat duduknya beralih membukakan pintu untuk mengetahui siapa orang yang mengetuk pintu.
Matanya membulat terkejut saat melihat Andin–Ibu dari Alaska yang sudah berdiri di depan dengan sebuah pakaian yang ia pegang sambil tersenyum manis ke arah Carra.
“Kamu udah bangun?” tanya Andin lalu masuk ke dalam kamar.
Carra msih terdiam, pikirannya blank seketika. Kenapa ada Andin di sini? Dirinya dimana? Terlalu linglung dirinya memikirkan semuanya di saat baru bangun tidur.
“Kamu ngapain di sana? Kenapa gak masuk lagi,” tanya Andin heran.
Carra mengerjapkan matanya lalu ikut masuk kembali menghampiri Andin. “Carra dimana Tan?” tanya Carra bingung membuat Andin tertawa renyah.
“Kamu lupa Ra? Tadi malem kamu ketiduran waktu jagain Aska, awalnya kamu mau di biarin buat tidur di kamar Aska soalnya pacar kamu itu gak mau kamu di pindahin sama Mars,” jelas Andin.
“Jadi Carra masih di rumah Om Dirga ya?” tanya Carra di balas anggukan oleh Andin.
“Ini, Tante bawain kamu baju buat ganti. Masa dari kemarin masih pake baju itu, kalau mau mandi juga boleh kok,” ucap Andin meletakkan satu Hoodie dengan celana jeans yang seperti Carra pakai saat ini.
“Ini baju Tante?” tanya Carra.
“Bukan, ini bajunya Aska kalau celananya punya Tante. Kamu bisa pake itu celana anak muda kok, kebetulan Tante masih simpen,”
Carra mengangguk menanggapinya. Pikirannya masih blank, kenapa bisa dirinya tidur di rumah Alaska? Sedangkan di rumahnya Carra tak tahu apakah ada yang menguncinya atau enggak tapi semoga enggak.
“Kalau gitu Tante ke dapur dulu, nanti kamu nyusul ya,” ucapnya di balas anggukan oleh Carra.
“Maafin Carra Tan, pasti repot ya?” Andin tersenyum lalu menggeleng.
“Tante malah seneng,” ucapnya lalu berpamitan pergi dari sana.
Carra mulai menutup pintunya kembali dan membalikkan badannya menatap dua barang di depannya, harusnya dirinya sekarang pulang bukannya malah menambah beban orang rumah Alaska.
Carra menghembuskan nafasnya lalu mengambil kedua barang itu dan masuk ke dalam kamar mandi di sana untuk mengganti bajunya dengan baju yang Andin berikan barusan.
Setelah selesai, Carra keluar dari kamar tamu rumah Alaska dengan pakaian yang berbeda. Melangkahkan kakinya perlahan mendekat ke arah Andin yang berada di bantu untuk membantu wanita itu masak-masak.
Aish! Ini kali pertamanya Carra ke rumah Alaska. Dirinya sedikit bingung apalagi mengingat rumahnya yang cukup besar, membuat Carra sedikit bingung dimana bagian dapur, ruang tv, kamar tamu, atau taman.
“Eh udah?” tanya Andin saat baru menyadari kedatangan Carra.
Carra mengangguk. “Iya Tan,” balasnya.
“Kamu duduk dulu aja, biar Tante buatin sarapan buat kamu sama yang lainnya,” ucap wanita itu tersenyum.
“Emm, Carra boleh bantu Tante?” tanya Carra sedikit canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...