Setelah memberikan makanan tadi, Fajar langsung kembali bergabung dengan anak-anak yang lain. Tidak seperti tadi, suasana ruangan saat ini berganti menjadi hening.
Sudah puas mereka membuat Alaska kesal karena kelakuan yang mereka buat dengan mengacaukan ruangan sampai berantakan. Alaska bisa di bilang rapi, dengan kebiasaannya yang terbilang tidak suka kekacauan.
Fajar duduk kembali di samping Alaska yang sedang memejamkan matanya dengan posisi duduk dan kaki yang di rentangkan ke depan. Fajar tahu kalau Alaska masih merasakan nyeri pada kakinya namun, salah siapa tadi maksain buat gendong Carra? Bisa minta tolong juga kan sama anak-anak yang lain?
“Masih nyeri Ska?” tanya Fajar. Alaska hanya bergumam sebagi jawaban.
Bergantian dengan Biru. “Maksain sih buat gendong Carra,” cibirnya.
“Bener tuh! Kan bisa minta tolong sama anak-anak yang lain juga. Gue juga siap sedia kok buat gendong inces,” timpal Guntur.
Alaska membuka matanya dan menatap cowok itu tajam. Guntur hanya cengengesan di buatnya. Alaska merubah posisinya menjadi duduk tegak dengan kaki di kebawah kan.
“Bang!” seru Gibran. Alaska mendongak menatap cowok itu dengan satu alis yang terangkat.
“Gue kayanya suka deh sama cewek lo!” katanya lalu terkekeh. Semua yang berada di sana di buat melongo oleh perkataan Gibran.
Guntur menoyor kepala Gibran gemas di buatnya. “Pikiran lo cil!” cibirnya di balas tawa yang pecah dari bibir cowok itu.
“Mau nikung tingkat akut lo, pake bilang-bilang segala!” dengus Biru.
Gibran kembali tertawa keras. “Nih ya Abang-abang nya Gibran! Nanti kalau bang Alaska udah pisah sama kak Carra!–”
“Putus Bran!” koreksi Guntur.
“Nah itu maksudnya. Kan boleh lah oper ke gue, ya gak bang?” tanya cowok itu dengan menaik turunkan alisnya.
“Terserah!” sarkas Alaska tak mau ambil pusing.
Gibran tertawa puas mendengarnya. Sebenarnya, ia hanya becanda. Mana mungkin ia berani merebut milik orang, apalagi orang itu adalah orang terdekatnya.
“Serius?” tanya Fajar.
Suasana menjadi hening. Gibran pun ikut terdiam dari tawanya saat mendengar pertanyaan dari Fajar. Semua pasang mata menatap ke arah sang wakil dengan tatapan sulit di artikan.
“Maksudnya?” bingung Alaska. Cowok itu menatap Fajar dengan bingung.
Fajar tersenyum miring. “Lo beneran gak tertarik sama Carra?” tanya Fajar.
Alaska terkekeh sinis. “Gak akan!” bantah cowok itu yakin.
Fajar menganggukkan kepalanya mengerti. “Semoga aja,” katanya. “Jilat lidah sendiri itu sakit.” lanjut cowok itu menatap Alaska dalam.
Suasana yang hening menjadi lebih hening dengan penuturan Fajar. Cowok itu seakan tidak percaya dengan ucapan Alaska. Niat Fajar baik, dia hanya tidak ingin temannya ini menyesal.
“Carra cantik lho!” celetuk Guntur tiba-tiba.
“Selebgram juga!” timpal Biru.
“Inces gue emang,” kata Guntur di iringi tawa di susul yang lainnya.
“Tur!” peringat Alaska. Cowok itu langsung kicep mendengar ucapan Alaska.
“Meski Carra tidur, masih ada Senja,” timpal Fajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...