Jreng!
Petikan gitar itu mulai terdengar, mengikuti alunan melodinya. Di tengah malam ini, malam yang penuh dengan kebahagiaan, tawa, dan kehangatan.
Alaska mulai memetik senar gitar, di ikuti nyanyian lagu oleh yang lainnya nyanyikan. Carra, gadis itu duduk di samping Alaska dengan dua buah jagung bakar yang ia pegang sambil bernyanyi di ikuti yang lainnya.
Di sebrang sana, terlihat sebagian anggota GALAKSI, inti PEGASUS, dan kedua teman Carra. Malam ini tepat dua Minggu mereka libur sekolah, tepat hari dimana menyambut tahun baru. Rencananya, Alaska mengajak Carra merayakan tahun barunya berkumpul dengan anggota PEGAL.
"MENARILAH DAN TERUS TERTAWA!"
"WALAU DUNIA TAK SEINDAH SURGA!"
"BERSYUKURLAH PADA YANG KUASA!"
"CINTA KITA DI DUNIA!"
Nyanyian lirik lagu Laskar Pelangi-Nidji terdengar menggema ke seluruh penjuru halaman belakang rumah Alaska. Dengan suara Guntur dan Merkurius yang sangat terdengar jelas, membuat mereka tertawa mendengarnya.
Semuanya sibuk akan dunianya sendiri, termasuk Carra dan Alaska. Sepasang kekasih itu memilih duduk terpisah di bagian pojok bawah pohon dan duduk di atas bangku yang cukup panjang, dengan Alaska yang memangku gitar di temani Carra di sampingnya.
"WOY! LO BERDUA SINI DULU!" teriak Guntur tiba-tiba menyadarkan Alaska dan Carra membuat dua sejoli itu menatap ke arahnya lalu mendekat.
Alaska dan Carra menatap bingung dengan apa yang ia lihat di depannya saat ini. Para anggota PEGAL yang duduk membentuk lingkaran termasuk kedua teman Carra di sana. Di sisi kiri Bumi terlihat kosong sama seperti di sisi kanan Mars. Tempat itu terlihat sengaja di siapkan mereka untuk Alaska dan Carra.
Alaska duduk di samping Bumi tepat di samping Carra. Begitupun dengan Carra, duduk di samping Mars tepat di samping Alaska. Setelah semuanya lengkap, Guntur datang kembali dengan membawa satu botol yang ia bawa dari dalam rumah Alaska lalu mendudukkan dirinya di samping Mega.
"Tara!!!!" girangnya menunjukkan botol hijau kosong ke semua orang.
"Asik!!! Kita main apa nih?" tanya Mega yang belum mengetahuinya.
"Berhungung gue bawa botol, mending kita main TOD gimana?" usul Guntur menatap satu persatu semua orang dengan sedikit menyeringai.
"CAKEP!" teriak Asteroid mengacungkan jempol tangannya.
"Yang gak bisa jawab, atau lakuin tantangannya," Guntur menggantungkan ucapannya lalu mengeluarkan satu botol besar minuman hijau dari belakang tubuhnya.
Mata Meteor menatap binar apa yang berada di tangan Guntur. "Hukumannya pasti minum itu kan?!" serunya membuat Guntur mengangguk seadanya.
"Cakep!" balas Guntur sambil menyimpan satu botol besar itu di tengah-tengah lingkaran mereka dengan dua gelas kecil di sana.
"Tau aja lo bang, kalau gue suka jus melon," celetuk Gibran terlihat antusias.
Guntur mengernyit heran, lalu tertawa bahak. "Yang bilang ini jus melon siapa cil? Ini jus Pete sedikit di campur cuka," ucap lelaki itu meredakan tawanya.
Semuanya memasang mimik wajah yang berbeda-beda, ada yang biasa, datar, dingin, tajam, masam, dan sebal semuanya di campur jadi satu untuk seorang Guntur Triyoga.
"Kebetulan, tadi gue liat Tante Andin beres-beres kulkas gak sengaja liat Pete. Katanya sih itu kiriman dari keluarga ART-nya di kampung tapi sayang gak bakalan di makan karena semua anaknya gak suka termasuk Om Dirga." jelas Guntur mengingat kembali bagaimana ia bisa mendapatkan minuman hijau aneh itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
أدب المراهقينFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...