Ada pepatah yang berkata, "Sedia payung sebelum hujan". Tapi jangankan sedia payung, punya saja tidak.
Terakhir kali Lyla memiliki payung sepertinya setahun yang lalu, sebelum akhirnya rusak dan ia malas membelinya lagi. Di minimarket ini juga tidak menjual payung, alhasil selama sepuluh menit terakhir Lyla harus rela terjebak hujan di depan minimarket.
Tadi setelah kelasnya berakhir, bukannya langsung pulang Lyla malah main dulu ke rumah Yeji sekalian diskusi masalah tugas. Yeji itu pintar dan tidak pelit, jadi kalau ada tugas mata kuliah yang tidak Lyla pahami ia suka bertanya pada gadis itu. Alhasil hampir jam tujuh malam Lyla baru balik dari rumah Yeji, itupun mampir dulu ke minimarket untuk membeli beberapa keperluan.
Saat Lyla ingin pulang malah hujan deras. Sudah pesan taksol juga sebenarnya tapi kebanyakan di cancel sama si driver, mungkin karena jalanan macet ditambah lagi hujan pula. Jadi ya sudah, Lyla memutuskan untuk menunggu hujan reda yang entah sampai kapan.
"Mba, nggak mau nunggu di dalam aja?" Tawar si mas kasir yang rupanya sudah sejak tadi memperhatikan Lyla berdiri di teras minimarket.
Tersenyum ramah, Lyla menggeleng pelan menolak tawaran si kasir.
"Nggak mas, saya nunggu disini aja"
Lagipula Lyla memang suka memandangi hujan, sambil sesekali mengulurkan tangannya ke tetesan air. Jadi tidak masalah jikalau selama beberapa menit ke depan ia berada di posisi ini.
Si kasir tidak lagi menjawab, ia hanya mengangguk singkat lalu tersenyum dan kembali ke balik meja kasir yang rupanya sudah ada satu pelanggan yang menunggu. Pandangan Lyla berubah kembali menatap lurus ke depan, tepatnya pada sebuah mobil yang kini berjalan mendekat ke arahnya sebelum kemudian berhenti.
Si pengendara keluar, jas kantorannya sengaja dilepas agar bisa digunakan untuk melindungi kepalanya dari tetesan air sehingga pemuda itu hanya mengenakan kemeja putih dengan dasi saja. Xiaojun mendongak saat menatap Lyla yang kebingungan, sebelum kemudian berlari kecil menghampiri gadis itu di teras minimarket.
"Kebetulan banget, kok bisa disini?" Tanya Xiaojun saat sudah berdiri di samping kiri Lyla.
"Ini, abis belanja" jawab si gadis Choi sembari menunjukkan tas minimarket di tangannya. "Kak Jun kok tau aku disini?"
"Dih, ge-er" Lyla langsung malu, dan Xiaojun yang sadar itu kontan tertawa. "Kantor aku di dekat sini, cuma beda beberapa bangunan aja. Biasanya sebelum pulang kerja emang suka mampir kesini dulu"
"Oh, gitu" tidak perlu ditanya bagaimana perasaan Lyla sekarang, ya pasti malu lah! Rasanya semacam ingin menenggelamkan diri saja di kolam bak mandi.
Apalagi sampai sekarang Xiaojun masih saja senyam-senyum, sengaja meledek kah? Atau mau pamer kalau dia ganteng pas lagi senyum?
Menyebalkan!
Mendadak Lyla kesal sendiri melihatnya. Namun perasaan kesalnya berubah kaget saat tangan besar Xiaojun justru mendarat di puncak kepalanya, tidak lama kemudian diusaknya pelan namun tidak sampai membuat rambut Lyla berantakan.
"Gemes banget sih" katanya.
Lyla bingung mau balas apa, jadi dia cuma diam.
"Jangan kemana-mana ya, tunggu disini ada yang mau aku beli"
Sebenarnya tanpa disuruh pun Lyla tidak berencana pergi dalam waktu dekat ini, hujan masih deras begitu juga. Ditambah lagi Lyla baru sadar ponselnya drop kehabisan daya, jadi dia tidak bisa memesan taksol.
Tidak seberapa lama Xiaojun masuk ke minimarket, dia sudah keluar lagi dengan dua kotak susu cokelat di kedua tangan. Satu tangannya terulur untuk memberikan susu itu pada Lyla. Si gadis Choi hanya memperhatikan saja, bukan karena dia tidak paham kalau susu cokelat itu untuknya, hanya saja Lyla bingung apakah dia harus menerimanya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides ✓
FanfictionJeno itu tipe pacar yang hard on the outside but soft on the inside. Intinya beda banget deh, Jeno seperti punya dua sisi yang berbeda. Start : 12 Desember 2020 End : 23 November 2021 Copyright ©2020 by ApriLyraa