34| Gedung Olah Raga

963 134 15
                                    

Jeno tidak terlalu menganggap lomba porseni itu serius.

Maksudnya, acara itu kan dibuat hanya untuk bersenang-senang saja menjelang akhir semester genap. Mau menang atau kalah juga tidak masalah, makanya Jeno anggap hanya main-main saja.

Namun rupanya teman-teman sekelasnya tidak berpikir demikian, karena mendapat juara dua dalam cabang sepak bola tahun lalu membuat mereka jadi ambis ingin meraih juara satu tahun ini. Apalagi senior sekaligus lawan terkuat mereka sebelumnya, Nakamoto Yuta, dikabarkan tidak ikut bertanding tahun ini karena jadwal lomba bentrok sama jadwal PKL-nya.

Maka dari itu mereka jadi semakin yakin bisa meraih juara satu tahun ini, ya semoga saja. Setidaknya pengorbanan Jeno ikut porseni tahun ini tidak sia-sia.

"Break dulu oy, cape gue!" Seru Jeno sambil terduduk di tengah gawang.

Mereka baru saja latihan sepak bola tadi, dan Jeno yang bertugas sebagai kiper agak kewalahan sebab mereka mainnya hampir dua jam lamanya.

Usulan Jeno disetujui oleh ketujuh temannya yang lain. Masing-masing dari mereka pergi ke tempat yang berbeda, ada yang ke tribun penonton, ke pojokan gedung, atau malah rebahan di lapangan seperti yang Jeno lakukan sekarang. Untung mereka latihannya di gedung olahraga, jadi ia tidak perlu merasa silau dengan cahaya mataharinya.

Tas ransel hitam milik Jeno ia letakkan di dekat gawang, darisana ia bisa mendengar suara nada dering yang berasal dari ponselnya. Dengan gerakan malas-malasan Jeno berdiri, mengambil ponsel dengan layar menyala tersebut sebelum akhirnya tersenyum begitu tau si cinta menelpon.

"Halo, Lyla" Jeno menyapa lebih dulu saat sambungan terhubung.

"Jeno masih di GOR?"

"Iya masih"

"Aku samperin ya?"

"Kamu nggak ada kelas?"

"Ada, tapi masih setengah jam lagi. Aku mau pacaran dulu"

Jeno terkikik geli mendengar jawaban Lyla yang terkesan polos, dia jadi gemas sendiri.

"Yaudah, kesini aja. Tapi sekalian beliin air mineral ya? Aku haus"

"Oke, nanti aku beliin"

Si pemuda hanya menyahut sekedarnya sebelum sambungan mereka diputus lebih dulu oleh Lyla. Jeno senyam-senyum sendiri sesaat setelahnya, kemudian kembali merebahkan tubuhnya di lapangan seperti semula.

Tadinya Jeno pikir butuh waktu setidaknya lima belas menit menunggu Lyla sampai ke GOR, walau bagaimanapun juga letak gedung olahraga dengan gedung departemen gadis itu kan tidak bisa dibilang dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadinya Jeno pikir butuh waktu setidaknya lima belas menit menunggu Lyla sampai ke GOR, walau bagaimanapun juga letak gedung olahraga dengan gedung departemen gadis itu kan tidak bisa dibilang dekat. Tapi ternyata baru lewat lima menit sedikit Lyla sudah sampai dan tampak berlari kecil menghampirinya, Jeno tersenyum lalu merubah posisinya menjadi duduk.

"Cepat banget?" Bingung Jeno saat gadisnya sudah ikut duduk menyilangkan kaki di lapangan.

"Nebeng Yeji tadi, kebetulan dia ada urusan di teknik"

Two Sides ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang