55| Es Kopi

874 124 13
                                    

Nyatanya, kecurigaan Soobin sama sekali tidak terbukti.

Meskipun mereka sering tidur bareng, Lyla dan Jeno tidak pernah melakukan hal seperti "itu" meski pernah sih sekali hampir khilaf. Jeno hanya ingin melakukannya saat Lyla sudah benar-benar sah menjadi miliknya, jika hanya sebatas pacaran begini ia rasa tidak memiliki hak untuk itu.

Lyla juga sudah berulang kali memberi peringatan pada Soobin agar anak itu tidak berpikir yang macam-macam, apalagi di depan orang tua mereka. Bisa-bisa Ayah dan Ibu ikutan menuduh Lyla hamil seperti yang ada di bayangin Soobin, padahal kan tidak. Buat saja belum pernah bagaimana mungkin bisa hamil.

Hanya saja Lyla rasa nyeri di perutnya semakin parah akhir-akhir ini. Jika dulu hanya sebatas nyeri, sekarang disertai dengan mual dan muntah. Tadinya Lyla ingin memeriksakan keadaannya ke dokter, tapi karena dua minggu terakhir ini ia sibuk ujian akhir semester maka niatnya pun belum sempat terealisasikan. Mungkin nanti jika ada waktu luang ia akan pergi ke rumah sakit.

"Dikit banget porsi makan lo. Seharusnya lo makan yang banyak, La. Gue perhatikan lo agak kurusan akhir-akhir ini." protes Yeji sembari memindahkan sebagian nasi makan siangnya ke piring Lyla, akhir-akhir ini kondisi Lyla memang agak mengkhawatirkan. Mungkin karena stres ujian.

Gadis Choi itu nampak menghela napas. "Lagi nggak nafsu makan gue, Ji."

Dengan entengnya seolah tanpa rasa bersalah, Yeji memukul kepala Lyla dengan sendok makan sembari memasang wajah layaknya ibu-ibu yang siap memarahi anaknya karena menolak makan siang.

"Parah lo! Ini lagi musim ujian harusnya lo makan yang banyak buat jaga stamina, kan nggak lucu kalau lo sampai sakit. Ujian lo gimana coba?"

"Iya-iya, sakit nih jidat gue!" ringis si gadis Choi seraya mengusap keningnya yang berubah warna agak kemerahan, ini Yeji niat banget emang mukulnya.

"Makan yang banyak, kalau makannya dikit gue pukul lagi lo." Yeji sudah siap mengangkat sendoknya seolah betulan ingin memukul, yang kemudian dibalas dengusan sebal oleh Lyla.

Alhasil meskipun rasanya sedikit mual, Lyla tetap menelan habis makan siangnya hari ini. Ia pikir daripada membuat Yeji marah lebih baik menurut saja, lagi pula itu juga demi kebaikannya sendiri.

"La, lo mau nitip nggak? Gue mau beli jus nih." tawar Yeji di tengah makan siang mereka.

Biasanya setelah makan dia memang suka minum jus, hanya saja tadi stannya lumayan antri jadi Yeji memutuskan untuk  menunggu dulu sembari makan. Lyla pun mengikuti arah pandang Yeji, rupanya stan jus langganan mereka sudah agak sepi. Gadis Choi itu berdiri dari kursinya sebelum Yeji sempat melakukannya.

"Biar gue aja, sekalian mau beli air mineral nih."

Katanya yang kemudian Yeji iyakan sembari menyerahkan selembar uang lima ribuan pada Lyla. Yeji bahkan tidak perlu repot menyebutkan jus rasa apa yang ia inginkan karena Lyla sudah hapal di luar kepala, Yeji sukanya jus mangga. Dan hampir setiap hari meminumnya.

Sesampainya di stan jus, Lyla memesan satu jus mangga dan sebotol air mineral pada si penjual. Karena memang sedang sepi saat Lyla datang, jadi ia pun tidak butuh waktu lama untuk menunggu pesanannya. Kurang dari lima menit jus mangga juga sebotol air mineral sudah berpindah ke tangannya, Lyla menyerahkan uang pas pada si penjual dan mengucapkan terima kasih sebelum pergi.

Hanya saja saat ia hendak kembali ke mejanya dengan Yeji, langkahnya langsung terhenti saat melihat Siyeon dan Eunbin berdiri menghadangnya dengan wajah tidak bersahabat. Ya, pada dasarnya dua perempuan itu mana pernah sih memasang wajah ramah saat bertemu dengannya. Jadi seharusnya Lyla tidak heran lagi dengan sikap menyebalkan mereka.

Two Sides ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang