TIDAK terima silent readers, jadi tolong kesadarannya untuk kasih vote dan komentar!
**
Ada satu kebiasaan Choi Lyla yang tidak Lee Jeno sukai, gadis itu akan sibuk mengerjakan tugas saat di akhir pekan.
Bisa dibilang dia menyicil tugasnya sejak tugas itu diberikan, dan baru selesai di hari sabtu atau minggu tergantung seberapa banyak tugas yang diberikan dosen padanya. Lyla sengaja melakukan itu karena dirasa tidak terlalu memberatkan, apalagi jika tugasnya banyak dia bisa menyicil sedikit demi sedikit sampai akhirnya selesai sebelum deadline.
Tidak terkecuali sekarang ini, sudah hampir tiga jam Lyla berkutat dengan laptopnya yang mulai panas karena terlalu lama digunakan. Dari yang awalnya Lyla kerjakan di meja belajar, kini sudah berpindah ke atas ranjang karena dia mulai sakit leher dan punggung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tugasnya hampir selesai sebenarnya, tinggal sedikit lagi menyelesaikan bab terakhir sekaligus merevisi, maka Lyla akan segera terbebas dari tugas-tugas yang memuakkan ini. Terlebih ini hari sabtu, Lyla tidak ada perkuliahan begitupula dengan Jeno, waktu yang tepat untuk pacaran bukan?
Seharusnya mereka menghabiskan banyak waktu di akhir pekan, Jeno juga sudah berencana ingin mengajaknya wisata kuliner di alun-alun kota sore ini. Tapi sepertinya rencananya itu hanya sebatas rencana saja, sebab sejak satu jam yang lalu hujan belum juga mau berhenti turun.
Tubuh Lyla ikut miring saat dirasakan kasurnya agak memberat di sisi kiri. Tidak perlu melihat siapa pelakunya, sudah pasti itu Lee Jeno karena pemuda itu sudah ada sejak satu jam yang lalu di apartemennya.
Jeno ikut tengkurap di samping Lyla, setengah tubuhnya bahkan menindih tubuh sang pacar. Tangan kanan Jeno melingkar di sepanjang punggung Lyla, sementara dagunya ia letakkan di bahu gadis itu. Posisi seperti ini sama sekali tidak menguntungkan bagi Lyla sebab dia agak terhimpit oleh tubuh besar milik Jeno.
"Sanaan dikit ah, sempit nih"
"Nggak mau"
"Badan besar kamu tuh nindih badan aku tau? Jadi susah napas"
"Nanti aku kasih napas buatan"
"Jeno..."
"Iya sayang?"
Hembusan napas lelah keluar dari sela bibir Lyla, gadis itu menoleh ke sisi kirinya dan langsung mendapati wajah Jeno disana.
"Apa? Kamu mau apa, ha?"
Kedua mata besar Jeno mulai menghilang digantikan dengan lengkungan serupa bulan sabit, sudut bibirnya mulai terangkat ke atas sebab dia sudah berhasil mengalihkan fokus Lyla dari laptopnya.
"Mau aku---" masih dengan posisi tangan kanan memeluk Lyla, Jeno menggunakan tangannya yang sama untuk menyimpan file tugas milik pacarnya sebelum akhirnya laptopnya ia matikan. "---kamu berhenti nugas dan fokus sama aku aja"