8| Hwang Yeji

2.6K 309 5
                                    

Hari ini Lyla bangun lebih awal karena ada kuliah pagi, ditambah lagi dosen mata kuliahnya ini agak killer yang mana telat sedikit saja pasti bakalan langsung kena sindir masalah kedisiplinan.

Karena tidak ingin jadi bahan kejulidan dosen, tiga puluh menit sebelum kelas dimulai Lyla sudah bergegas pergi ke kampus menaiki taksi online. Tidak butuh waktu lama mungkin hanya sekitar tiga menitan, taksi yang ia pesan sudah menunggunya di depan gedung.

Saat mobil yang ditumpanginya ini  berhasil keluar dari area apartemen, ponsel Lyla bergetar menandakan ada pesan masuk disana. Begitu dicek rupanya itu dari Lee Jeno, pemuda itu meminta maaf padanya karena tidak bisa mengantar ke kampus karena ingin melanjutkan tidur setelah baru sempat tidur jam empat subuh tadi. Kebetulan tadi malam Jeno juga tidak menginap di apartemennya.

Lyla membalas pesan itu, mengatakan tidak apa-apa jika Jeno tidak bisa mengantar karena Lyla bisa pergi kemanapun sendiri tanpa harus diantar jemput. Lagipula Jeno itu pacarnya, bukan supirnya.

Tidak sampai sepuluh menit taksi yang ia tumpangi ini berhenti tepat di depan gedung departemennya, departemen manajemen. Begitu sudah menyelesaikan pembayaran tidak lupa mengucapkan terimakasih, Lyla bergegas turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam gedung setinggi empat lantai itu.

"Choi Lyla!"

Gagang pintu di depannya nyaris Lyla pegang andai saja suara itu tidak terdengar. Lyla menoleh ke belakang, mendapati satu sosok yang begitu dikenalnya sebagai teman akrab di kelas nampak berlari kecil menghampirinya. Kedua sudut bibir Lyla refleks terangkat ke atas.

"Yejiii!!!"

Hwang Yeji, gadis yang hari ini mengenakan jaket hitam itu berdiri di hadapan Lyla lalu merangkul bahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hwang Yeji, gadis yang hari ini mengenakan jaket hitam itu berdiri di hadapan Lyla lalu merangkul bahunya. Mereka masuk ke gedung bersama dengan Lyla yang mendorong gagang pintu. Kelas mereka hari ini ada di lantai tiga, dan berhubung gedung departemen mereka tidak disediakan lift, mereka terpaksa menapaki satu persatu anak tangga yang seperti tidak ada habisnya.

Lyla sering kali mengeluh tentang ini, dan Yeji biasa menenangkannya dengan berkata,

"Nggak apa-apa, La. Anggap aja olahraga"

Tapi bagi seseorang yang menghabiskan sebagian besar waktunya buat rebahan ketimbang olahraga, menaiki anak tangga sebanyak ini terasa sangat melelahkan. Baru di anak tangga ke sepuluh saja napas Lyla sudah ngos-ngosan. Namun untunglah perjalanan mereka menapaki puluhan anak tangga ini tidak terasa membosankan, sebab Yeji seringkali mengajaknya mengobrol.

Mereka memang cukup akrab di kelas, jadi jika Lyla ingin mengajaknya mengobrol duluan pun tidak akan terasa canggung.

"Lo kemana deh empat harian ini nggak masuk?"

Tidak langsung menjawab pertanyaan dari Lyla, Yeji justru cengengesan. "Ikut nyokap ke luar kota, sekalian liburan"

"Gila aja! Ini belum waktunya liburan, Yeji. Nanti dua bulan lagi baru libur semester"

Two Sides ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang