DISEBUAH cafe yang terletak dekat tempat penampilan para Bintang K-Pop tidak luput dari orang yang berlalu-lalang. Walaupun sudah malam tetapi penduduk Korea merupakan orang yang gila kerja. Ada yang memasuki cafe lalu memesan minuman disertai makanan sembari melanjutkan pekerjaan mereka. Dan ada juga yang memesan minuman serta makanan hanya untuk menenangkan pikirannya seperti yang dilakukan oleh Dafina sekarang.
Para pelayan cafe berlalu-lalang mengantar pesanan dan melayani para pengunjung di cafe. Cafe yang saat ini disinggahi merupakan cafe yang cukup modern, cocok untuk anak remaja pada umumnya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Malam hari yang indah dan menenangkan dengan ditemani teh dan roti kecil sambil menikmati suasana kota Seoul lewat balkon yang disediakan di cafe tersebut.
Malam semakin larut sehingga menyisakan beberapa orang saja yang masih berada di cafe tersebut. Namun Dafina tidak permasalahkan hal itu. Dia tengah sibuk berbalas pesan di handphone miliknya dengan anak kecil yang ia temui di Los Angeles bulan kemarin. Selama ini dirinya sering berbagi kabar dengan Arabella setiap ada waktu. Terkadang Arabella pernah marah kepadanya karena pesannya belum di balas satu pun. Dafina terkekeh geli saat mengingat itu.
Saking betapa seriusnya, Dafina tidak menyadari bahwa ada kehadiran seseorang di sampingnya dengan raut wajah masam karena dicuekin oleh dirinya.
"Yang terhormat Ibu Dafina Destarihanifa...pulanglah ini sudah larut malam." ucap Claura dengan nada dinaikin secara keras dan penekanan.
"Astaghfirullah, Clau, bikin kaget saja ih." Dafina memegang dadanya yang terkejut oleh kehadiran managernya.
"Lagian dari tadi gue manggilin tau, lo-nya aja yang gak denger," protes Claura kesal.
"Iya sorry Clau, tapi gue pulangnya nanti aja ya. Gue masih mau disini lagian masih ada beberapa pengunjung di cafe ini."
Claura menghembuskan nafasnya secara gusar sebelum menarik tangan paksa Dafina untuk berdiri.
"Ishh Clau, lo ngeganggu gue tau! Emangnya lo gak liat apa gue lagi chattingan, huh?!" omel Dafina kesal dengan manager sekaligus teman dekatnya.
"Maaf yang terhormat Ibu Dafina, sekarang sudah larut malam, jadi saya sebagai manager harus mengantarkan majikannya untuk pulang." Claura membalas Dafina dengan sengit sehingga terjadilah perdebatan.
"Pulang!"
"Gak mau, Clau."
"Pulang ayo!"
"Gak mau ya gak mau!!"
"Pulang..."
"Enggak!"
"DAFINA DESTARIHANIFA AYO PULANG!"
"CLAURA GUE GAK MAU PULANG!!"
"Ya udah gak usah pulang, gue pulang sendirian aja," ucap Claura final. Terlihat senyum kemenangan di bibir Dafina saat melihat Claura membalikkan badannya, namun itu hanya sesaat.
"Gue gak tanggung jawab kalau pihak agensi tau."
Dafina langsung berdiri dari duduknya, ia langsung membereskan barang-barangnya lalu mengejar Claura yang sudah menuruni lantai satu.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
P.O.V DAFINA
Aku sedang menopang daguku sambil mendengarkan ketiga unnie yang sedang bertempur dengan peralatan masak. Aku sudah seperti maknae jahat yang tidak ngebantu para unnie.
Biarkan saja hahaha ! Ini keuntungannya menjadi maknae !
"Kamu ngapain disini Fina-ssi hm?" tanya Zennie.
"Duduk, Un. Unnie mau ikut duduk juga?" Aku memberikan cengiran lebar sembari mempersilahkan Unnie ku duduk.
Aku maknae baik, bukan?
"Terimakasih atas tawarannya Uri Maknae Dafina," Zennie tersenyum kepada ku. "Namun alangkah baiknya kamu ikut ke dapur! Bantu Sooya yang memasak, aku dan Rouse Unnie siapin bumbunya."
"Ta-tapi unniee..."
"Tidak ada penolakan sayangku."
Aku menghembuskan nafasku. Jika sudah seperti ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti mereka. Selamat tinggal sofa, cemilan, selimut, dan televisi.
Aku memasuki dapur bersama Zennie, terlihat asap makanan yang diolah Sooya menjadi sebuah gumpalan asap di atas.
"Ayam? Emangnya Unnie sedang membuat apa?" tanyaku setelah melihatnya.
Sooya menoleh. "Rupanya kau sudah bangun hm? Aku membuat ayam suwir pedas untuk kita makan nanti."
"Baiklah ada yang bisa ku bantu?" tanyaku.
"Tidak usah, ini udah mau matang. Coba kau tanyakan ke lainnya, siapa tau ada yang dibutuhkan," jawab Sooya.
"Ok."
Aku memberikan sebuah senyuman sebelum berbalik lalu berjalan menuju ke arah Zennie dan Rouse yang sedang mencicipi bumbunya. Mereka bertiga sedang membuat sup Korea yang ku lupa namanya apa namun rasanya nikmat sekali.
"Dafina coba kau cicip bumbu ini. Buka mulut mu aaaaaaa..."
Aku membuka mulutku biar memudahkan Unnie Rouse menaruh sedikit bumbu di lidah ku biar ku cicipi rasanya.
"Gimana?" tanya Zennie penasaran.
Aku memolototkan mataku membuat mereka khawatir. Zennie segera berlari mengambil air dingin untuk diminum oleh ku.
"Ini Dafina ayo minum sayang, maafin Unnie Unnie hiks," ujar Rouse.
Aku menatap ketiga Unnie ku dengan tatapan bingung, ada apa? Apa yang terjadi?
"Kamu gak papa, Fina-ssi?" tanya Sooya.
Aku menggeleng.
"Bumbunya gak enak ya?" tanya Rouse.
Aku menggeleng, "Kata siapa gak enak? Orang bumbunya tuh enak. Kok unnie bisa tau si resepnya? Ini pas banget yang terakhir kita makan berempat waktu itu. Rasanya itu lho—"
"Pingin meninggoy," lanjut Zennie.
"Hahahaha."
P.O.V END
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY OF LIFE (ON GOING)
Romance"We have to be someone else even though we don't want to do it ourselves." #262 world - Sabtu, 3 April 2021 #5 Hollywood - Jum'at, 3 September 2021 #386 Petualangan - Rabu, 6 Oktober 2021 #307 Petualangan - 5 Maret 2022