CHAPTER 41

4 1 0
                                    

Claura memasuki pintu berwarna putih, kemudian menutup kembali pintunya dan mulai mendekati Dafina yang masih tertidur dengan nyenyak.

Gadis itu baru tidur kembali pukul jam empat pagi. Claura awalnya berniat memanggil dokter namun ia tidak jadi. Akan memalukan jika dalam keadaan seperti ini harus memanggil dokter atau orang lain. Maka dari itu, Claura hanya memberikan minyak kayu putih lalu mengusap-usap perut Dafina supaya rasa sakitnya menghilang.

"Bangun, Daf." Claura membangunkan Dafina dengan menepuk-nepuk pelan pipi Dafina.

"Woy Dap, ayo bangun!" Kali ini Claura mengguncang pelan tubuh gadis itu.

"Emmhh." Dafina mulai mengerang dan menggeliat karna merasa terganggu.

"Bangun anjir, udah jam tujuh pagi, kita harus kembali ke Korea Selatan pukul sepuluh nanti," decak sebal Claura.

Claura membuka selimut Dafina dengan paksa, lalu mengambil air minum yang berada di nakas. Claura mennyipratkan air putih ke wajah Dafina, membuat gadis itu perlahan-lahan membuka matanya.

Dafina yang merasa wajahnya terkena air, langsung mengelap wajah dan menatap tajam ke arah samping. Pelaku yang ditatap hanya menampilkan wajah tanpa dosa.

"Ganggu aja lo!"

Claura pikir setelah bicara seperti itu Dafina akan bangun, tapi hal yang diharapkan tidak terjadi. Dafina kembali tidur dengan memasukkan semua badan ke dalam selimut. Claura berdecak kesal, bukannya bangun tapi malah memasukkan badan ke dalam selimut.

"Anak perempuan gak baek kalau belum bangun saat matahari udah muncul, nanti rezekinya dipatok ayam."

"Bacot lo, kalau rezeki gue dipatok ya patok balik lah."

"Lu keknya keturunan kebo njir, mirip sama tuh hewan. Sama-sama susah dibangunin."

"Ck bawel banget ya lu." Dafina berdecak sebal setelah itu mendudukkan tubuh sambil menatap ke arah Claura.

"Nah gini dong, jangan buat gua emosi dulu baru lu bangun," ucap Claura sambil mengelus rambut Dafina, namun ditepis oleh gadis itu.

"Bawel lu. Cepat sana bikinin gua sarapan yang enak."

"Siap bos."






ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

"Claura barang-barang lo udah dimasukkin ke dalam koper semua? Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Dafina sambil menyeret satu koper miliknya ke ruang tamu.

"Insyaallah gak ada, kalau lo ada gak? HP, charger, make up, dompet, ATM, skincare udah lo masukin ke cluth?"

"Udah dong." Dafina menepuk-nepuk clutch yang ia pegang.

"Ya udah kalau gitu gue panggil dua bodyguard untuk masukin semua oleh-oleh ke bagasi mobil," ucap Claura kemudian berlari keluar dari kamar.

Dafina mengedikan bahu, lalu berjalan ke arah sofa dan menyenderkan punggungnya sambil menyalakan televisi. Dafina memutuskan untuk melihat ada acara apa yang tersedia di jam segini.

Pintu apartement terbuka lebar disertai suara yang sangat familiar di gendang telinga. Claura membawa dua bodyguard ke dalam apartment untuk membantu membawakan semua belanjaan ke dalam bagasi mobil.

"Udah?" tanya Dafina menengok ke belakang, ke arah Claura. Claura mengangguk.

Dafina mematikan televisi dan meletakkan remot di samping Televisi. Kemudian ia menyeret koper di sebelah kanan dan memegang cluth di tangan satunya. Setelah keluar dari apartemen, mereka berdua berjalan memasuki lift menuju lobby apartment.

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang