CHAPTER 23

4 1 0
                                    

Mereka sedang menunggu Dafina dan managernya yang sedang melakukan ibadah di dalam masjid. Mereka sedang berada di Masjid Jama atau yang disebut sebagai Masjid Jami.

Masjid Jama merupakan tempat ibadah sekaligus wisata yang dapat dikunjungi apabila datang ke New Delhi, India. Meskipun sebenarnya masjid ini berada di Old Delhi, namun karena tempatnya yang dekat dengan New Delhi, maka sayang apabila tidak Anda kunjungi, apalagi bila Anda merupakan salah satu umat muslim. Tetapi kalau tidak salah, saat ini Old Delhi sudah ditiadakan dan digabung menjadi New Delhi.

Lokasi dari Masjid Jama ini tepatnya beradi di Jalan Chadni Chowk, Old Delhi. Masjid ini merupakan salah satu masjid di India yang didirikan oleh Kekaisaran Mughal sekitar tahun 1665, sekaligus merupakan masjid terbesar di India. Masjid ini disebut juga dengan Masjid Jami karena sering dipenuhi oleh para jamaah pada hari Jum'at untuk menunaikan ibadah Shalat Jum'at. Selain itu, Masjid Jama ini juga memiliki ciri khas tersendiri, yaitu warnanya yang merah bata karena memang dibangun dari bata merah sehingga menjadikannya tampah gagah dan indah. Karena juga merupakan bangunan yang dibangun oleh Dinasti Mughal, maka tidak heran kalau masjid in berdekatan lokasinya dengan Red Fort (benteng merah).

Dafina menuruni anak tangga satu persatu dengan cepat disusul dengan Claura yang mengikutinya. "Hello guys, do you want to look around in this mosque?"

(Hallo guys, kalian mau melihat-lihat sekeliling yang ada di masjid ini?)

"Yes, come on, but on foot so you can see clearly," ucap Rouse.

(Boleh ayo tapi dengan berjalan kaki biar bisa melihat dengan jelas).

"You're right Eonnie, well let's take a walk around here without a car! Let's go!!"

(Kau benar Eonnie, baiklah ayo kita berjalan-jalan di sekitar sini tanpa mobil! Let's go!!)

Mereka semua menyelusuri sekitar masjid dengan berjalan kaki. Banyak para pedagang kaki lima di sekitar masjid yang menjual berbagai dagangan, seperti makanan, minuman, barang, pakaian, pernak-pernik, dan masih banyak lagi.

"Gogiro gaja nan jongmal jaemiisseul got gata." Zennie menujuk toko yang menjual pernak-pernik berupa gelang kalung, bindi, dll.

(Ayo kita ke sana, aku mau lihat-lihat sepertinya sangat menarik.)

Mereka semua memasuki toko pernak-pernik tersebut. Banyak pernak-pernik yang sangat bagus di sana.

"Yogiso chuogeul saryogoyo."

(Aku ingin beli untuk kenangan-kenangan di sini.)

"Nado paljjireul saryogo haenneunde jageun go ireumi mwoyotjji?" Tanya Zennie kepada Fuggy sambil menunjuk bindi.

(Aku juga mau beli gelang dan itu yang kecil-kecil namanya apa?)

"It's called bindi. Bindi is usually placed between our eyebrows," jawab Fuggy.

(Itu namanya bindi. Bindi biasanya di taro di antara kedua alis kita).

"I see. Then I want to buy it."

(Ah begitu. Kalau gitu aku ingin membelinya.)

Mereka menghabiskan waktu setengah jam hanya untuk membeli pernak-pernik di toko tersebut.

"I'm sleepy, let's go home. That's enough for today." Rouse mengajak semuanya untuk kembali ke mansion dikarenakan sudah lama mereka berkeliling di kota New Delhi ini.

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang