Sudah lima belas menit Prince memakirkan mobilnya di depan supermaket. Ia meletakkan keduanya pada kemudi sedangkan matanya tidak lepas dari Dafina yang tertidur di kursi sebelahnya.
"Hey." Prince meletakkan jari telunjuknya di dahi Dafina kemudian mendorongnya ke belakang agar posisi tidur perempuan itu kembali benar.
Mendapat perlakuan seperti itu membuat Dafina membuka matanya yang berat. Ia merasakan hantaman keras secara bertubi-tubi di kepalanya ketika ia mencoba memfokuskan kesadarannya.
"Kau mau pulang dalam keadaan seperti ini?"
Dafina menoleh ke sumber suara dengan pandangan yang kabur. Sekuat apapun dirinya memfokuskan kesadarannya tetap saja alkohol masih menguasai dirinya.
"Tetap di dalam jangan kemana-mana!" seru Prince membuka pintu mobilnya, namun saat hendak keluar tangannya dicegah oleh Dafina. "Kauu...mau kem mana?"
"Saya mau keluar sebentar. Tetap disini jangan merepotkan saya!" Prince melepaskan tangan Dafina dan langsung menutup pintu mobilnya. Ia berjalan ke arah pintu penumpang di depan lalu membuka pintu mobil Dafina. Dia menurunkan kaca mobil setengah kemudian menutup pintu mobil kembali, tidak lupa menguncinya dari luar.
Setelah yakin tidak terjadi apa-apa, pria itu memasuki supermarket untuk membeli obat pereda pengar di supermarket tersebut. Prince berjalan menuju rak yang berisi berbagai macam obat-obatan. Matanya meneliti setiap obat yang ada di rak untuk menemukan obat pengar yang ia cari.
Setelah berhasil menemukannya, Prince berjalan kembali menuju rak yang berada di dekat kasir untuk mengambil dua botol minum. Selain mengonsumsi obat pengar, seseorang yang mabuk juga bisa meminum air yang banyak agar kandungan alkohol di dalam tubuh cepat hilang.
Setelah selesai, Prince menuju kasir dengan membawa dua botol air dan obat pengar. Kasir langsung menghitung jumlah belanjaan yang dibelinya.
"The total is 102.41 dirhams. Do you want cash or by card, sir?" tanya kasir tersebut.
(Totalnya 102,41 dirham. Mau tunai atau lewat kartu, tuan?)Note : 102,41 dirham = Rp 400.000
Prince memberikan black card kepada petugas tersebut. Dengan senang hati, petugas tersebut segera mengambil kartu tersebut dan menggeseknya.
"This is the card master. Thank you for shopping," ucap kasir tersebut sembari memberikan kembali black card kepada pemiliknya.
(Ini tuan kartunya. Terimakasih sudah berbelanja).Prince langsung mengambil kartu miliknya dan memasukkan kembali ke dalam dompet. Pria itu langsung keluar dari supermarket dan menuju mobilnya yang terparkir di depan supermaket.
Tit
Pintu mobil terbuka ketika pria itu memencet tombol di kunci mobilnya. Ia langsung masuk ke dalam mobil, kemudian menutup pintu mobilnya kembali.
"Ayo bangun sebentar!" perintah Prince menepuk-nepuk kedua pipi Dafina. Ia mengeluarkan obat dari kantong plastik dan membuka penutupnya. "Ayo minum obatnya sampai habis."
Dafina yang masih setengah sadar itu hanya memandang obat di depannya.
"Ck kalau gak pernah minum, gak usah sok minum-minum," decak Prince sebal.
Dafina tidak menghiraukan perkataan yang dilontarkan pria itu dan memilih untuk meminum seluruh cairan pereda pengar tersebut dengan sangat cepat, hingga membuat sebagian cairan tersebut keluar dari mulut dan mengalir ke dagunya. Prince berdecak melihat kekacauan yang diperbuat perempuan itu. Ia mendorong naik dagu Dafina kemudian mengelap sisa cairan di sana menggunakan tisu. Untung saja ia menyediakan tisu di setiap mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY OF LIFE (ON GOING)
Romance"We have to be someone else even though we don't want to do it ourselves." #262 world - Sabtu, 3 April 2021 #5 Hollywood - Jum'at, 3 September 2021 #386 Petualangan - Rabu, 6 Oktober 2021 #307 Petualangan - 5 Maret 2022