CHAPTER 26

5 1 0
                                    

Di kamar Dafina menyeka air matanya yang terus mengalir keluar, ia sudah menangis selama satu jam. Dia sedang mood untuk keluar dari dorm, untungnya hari ini tidak ada pekerjaan yang dilakukan.

Semuanya terasa seperti mimpi. Dafina masih tidak percaya bahwa Prince berkata seperti itu kemarin malam. Gadis itu tanpa sadar menangis lagi jika mengingat perkataan yang dilontarkan dari kekasihnya, mungkin sudah menjadi mantan kekasihnya.

Dafina rindu semua moment bersama Prince dan Arabella. Walaupun Arabella bukan anak kandungnya tetapi dirinya sudah menyayangi anak itu seperti anak kandungnya sendiri. Jika dirinya masih bersama Prince, mungkin saja saat ini Prince dan Arabella akan datang lalu mereka akan pergi bersama layaknya keluarga bahagia. Tapi sekarang, itu semua hanya kenangan saja.

Dafina mengerjap ketika sebuah pelukan datang. Gadis itu melirik ke arah Sooya yang sedang memeluknya.

"Don't cry anymore dear."

"I'm not crying, eonnie," alibi Dafina.

"Onnihante gojinmalhamyon an dwae, Dapina." Sooya memegang kedua pundak gadis itu sambil menggelengkan kepala.
(Kamu sedang tidak bisa berbohong kepada eonnie, Dafina.)

"Ije ssitkko sesuhago ot garaipkko onniga nagaryogo haneunde."
(Sekarang kamu mandi, cuci muka, lalu berganti baju karena eonnie mau ngajak kamu ke luar.)

Dafina menatap Sooya setelah itu menggeleng. "I'm not in the mood to go out eonnie."
(Aku sedang tidak ingin keluar eonnie.)

"Hajiman antakkapkkedo onnineun jigeum gojoldanghago itjji ansseumnida," ucap Sooya bangun dari duduknya lalu menarik Dafina untuk bangun.
(Namun sayangnya saat ini eonnie tidak menerima penolakan).

Sooya menarik Dafina untuk masuk ke dalam mandi sementara dirinya menyiapkan pakaian yang akan dipakai oleh adiknya itu. Setelah menemukan pakaian yang akan dipakai oleh Dafina, Sooya mengetuk pintu kamar mandi yang dibukakan oleh Dafina.

"Ittaga igo ssoyo, onniga uri sanchaekal ttae ibeul oseul junbihaessoyo." Sooya menyerahkan setumpuk pakaian ke tangan Dafina setelah itu ia menutup kembali pintu kamar mandi.
(Nanti pakai ini ya, eonnie udah menyiapkan pakaian yang akan kamu kenakan untuk kita jalan-jalan keluar.)

Dafina berdiri di depan Sooya setelah selesai memakai pakaian yang dipilihkan olehnya. Dafina memakai kaos berwarna kuning, jaket kulit hitam yang mengkilap, celana panjang berwarna hitam.

"Now it's time for you to dress up. Eonnie will change you today." Sooya menarik tangan Dafina untuk duduk di bangku rias setelah itu dirinya memulai membuat riasan di wajah Dafina.

"Finish. Ije geuman gapssida." Sooya meraih tangan Dafina dengan semangat. Menarik gadis itu keluar dari dorm. Tidak lupa setelah berpamitan kepada member lain.

(Selesai. Ayo sekarang kita pergi.)

Sepanjang perjalanan Dafina tidak terlihat bersemangat padahal jalanan ramai dengan para pejalan kaki, pengendara lainnya, lampu-lampu lalu lintas. Dafina mendongak menatap langit, banyak bintang yang bertaburan disana serta bulan yang selalu setia menemani mereka.

"Onni odi ga?" tanya Dafina.
(Eonnie ini mau kemana?)

"Onnineun jagihante mal an hal goya," sahut Sooya.
(Eonnie tidak akan memberitahu dirimu).

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang