CHAPTER 63

3 1 0
                                    

Mereka berjalan memasuki ruangan makan. Terdapat meja panjang disertai bangku-bangku yang tersusun dengan rapih. Raja Mohammed duduk di bangku yang berada di tengah-tengah, sementara beberapa anggota kerajaan duduk di sebelah kiri sisinya, lalu para presiden duduk di sebelah kanan.

"Geurom uri odi anjji?" gumam Zennie kecil.
(Lalu kita duduk dimana?)

"I dont know, eonnie."

"Hey. Why are you four just standing there? Come eat with us," ajak Futtaim.
(Hey. Kalian berempat kenapa hanya berdiri saja? Mari makan bersama kami).

"A wait! Actually we were confused which bench to sit on," lirih Rouse.
(Sebentar! Sebenarnya kami bingung harus duduk di bangku yang mana).

Futtaim tersenyum mengerti. "Come follow me."
(Mari ikuti saya.)

Mereka berempati mengikuti Futtaim yang berjalan di depan mereka terlebih dahulu. Langkah mereka berhentilah ketika langkah kaki Futtaim juga berhenti.

"Please, sit. The four of you are sitting here," ujar Futtaim menunjuk empat bangku di belakangnya.
(Silahkan duduk. Kalian berempat duduk disini).

"Kamsahamnida gongjunim," ucap Sooya seraya melakukan bow.
(Terimakasih Tuan Putri).

"Thank you very much for the help the Princess has given us," ucap Dafina disertai senyuman.
(Terimakasih banyak atas bantuan yang Tuan Putri berikan kepada kami).

"You're welcome. Enjoy the food served." Futtaim pamit untuk kembali ke bangkunya.
(Sama-sama. Selamat menikmati hidangan yang disajikan.)

Mereka segera duduk di bangku masing-masing. Dengan posisi Dafina - Rouse - Sooya - Zennie. Di hadapan Dafina saat ini ada Pangeran Faza. Sementara di kedua sisi pangeran tersebut terdapat anggota kerajaan lainnya, yang tidak ia kenal siapa namanya.

"Let's start the lunch," ucap Raja Mohammed memberi instruksi kepada semuanya.
(Mari kita mulai makan siangnya).

Setelah Raja Mohammed memasukkan hidangan pertama kali ke dalam mulut, mereka semua mulai memakan hidangan yang ada di depan mereka. Mereka yang ada di ruang makan menikmati hidangan mereka tanpa ada yang berbicara.

Dafina menatap gelas minuman milliknya yang sudah tidak ada air. Ia ingin minum tapi dimana ia meminta minuman dan kepada siapa. Dia mengedarkan pandangan pada meja panjang, siapa tau ada semacam teko atau apapun yang bisa mengisi air minum kembali.

"Excuse me, may I ask for your help, sir, to get you a mug or water jug ​​that is beside you?" ucap Dafina berhati-hati pada pria yang di sampingnya.
(Permisi, saya boleh minta bantuan Tuan untuk tolong ambilkan mug atau teko air yang ada di samping tuan?)

Pria itu menoleh ke samping sejenak lalu pandangannya mengarah ke teko air yang ditunjuk oleh perempuan di sampingnya. Pria itu mengambil teko yang dimaksudkan oleh Dafina.

"You mean this?" tanya pria itu memastikan.
(Maksud kamu ini?)

"Yes, sir."

Pria itu memberikan teko minuman kepada Dafina yang langsung diambil olehnya.

"Thank you Mr. ....," Pria itu yang paham langsung menyebutkan namanya. "Prince."

Atmosfer seolah berhenti saat pria itu menyebut namanya. Dafina mendongak ke atas untuk memastikan apakah nama yang disebutkan pria itu merupakan nama yang ia kenal juga. Kedua mata Dafina bertemu dengan tatapan pria itu.

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang