CHAPTER 13

9 1 0
                                    

Hari ini Dafina sedang berada di dorm seorang sendiri, pasalnya yang lain sedang mempromosikan Album terbaru mereka yang berjudul Stay With Me. Dafina tidak ikut karena sedang tidak enak badan, tubuhnya sangat lemas untuk mengikuti acara itu. Kepalanya pun sangat sakit, dia tidak sanggup jika harus mengikuti promosi album hari ini.

Dafina menghela nafa berat sambil memejamkan kedua matanya. Sudah empat jam, Dafina hanya membaringkan dirinya di atas kasur sambil memejamkan matanya. Hingga akhirnya handphone-nya berbunyi dengan sebuah notifikasi pesan masuk dari LINE. Dafina langsung mengambil handphone miliknya dan membuka layar chat tersebut.

Prince De Luca Mackenzie
Kenapa gak ada saat acara promosi album tadi? Kemana kamu?

Dafina benar-benar bingung dengan sikap yang diberikan pria itu kepadanya. Disatu lain dirinya takut namun ada dari dalam dirinya merasa bahagia atas sikap yang diberikan Prince.

Dafina
Aku sakit Prince, jadi aku tidak ikut promosi

Setelahnya tidak ada balasan yang diberikan dari pria itu. Mungkin saja dia sedang memegang ponselnya atau sedang berada di dalam perjalanan.

Karena Dafina merasa semua badannya lengket, ia memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi. Hanya membutuhkan lima belas menit karena tubuhnya masih tidak enak jadi dia tidak berlama-lama di sana. Dia benar-benar beruntung karena tinggal di asrama agensi yang memiliki fasilitas lengkap.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

"Kita mau kemana ini?"

"Nanti juga tahu."

Dafina menoleh heran ke Prince yang sedang menyetir. Sudah setengah jam mereka seperti ini, entah pria itu membawanya kemana.

"Kita kemana sih? Kasian Ara sampai tidur di belakang," geram Dafina sambil melirik Arabella yang tertidur di bangku belakang.

Prince tidak menjawab atau pun menatap Dafina, hanya tersenyum kecil saja.

"Jangan jauh-jauh, Prince. Nanti takut ada Dispatch."

Prince terkekeh, "Sudah kamu tenang saja."

"Pantai? Kamu membawa kami ke pantai?"

"Hm." Prince mengangguk singkat. "Kamu suka pantai kan? Kalau saya dan Ara iya."

Dafina diam sesaat. Dia memang menyukai pantai dari kecil, bahkan saat kecil dia pernah berenang ke tengah bersama ayah tirinya. Namun itu sudah berpuluh-puluh tahun saat dirinya masih SD.

"Fina kamu oke?"

Dafina tersentak ketika Prince memegang pundaknya.

"Yes im fine."

"Ayo kita turun," ajak Prince.

Dafina tersenyum lalu mengangguk. Untuk kali ini saja, Dafina ingin sekali merasakan liburan tanpa ada orang atau media yang mengetahui keadaan dirinya.

"Dafina," panggil Prince lembut. "Kamu kenapa diam aja? Kamu tidak menyukai pantai? Kalau begitu ayo kita pergi ke tempat yang kamu sukai."

"Benar yang dibilang paman, Aunty. Kalau aunty tidak suka pantai maka kita tidak usah ke pantai," kata Arabella.

Dafina menggelengkan kepalanya, "Bukan begitu, aku suka pantai kok. Cuma aku harus berjaga-jaga supaya media tidak meliput atau mengetahui keadaan ku."

"Cuma masalah itu? Tenang, saya bisa mengurusinya," ujar Prince.

"Maksudnya?"

"Sudah jangan pikirkan, sekarang waktunya kamu berlibur dengan tenang."

Arabella menarik tangan Prince, sedangkan pria itu menarik tangan Dafina. "Ayo kita bertiga membuat kenangan bersama."

Mereka bertiga berlari menuju bibir pantai dengan ombak yang sangat indah menghiasi pantai tersebut.

"Eh, Ara, Prince!" Jerit Dafina ketika air menyentuh kakinya.

"Itu belum seberapa, ayo Ara tunjukkan yang melebihi itu."

"Ini baru seru aunty." Mereka berdua tertawa keras setelah mencipratkan air ke arah Dafina.

"Kalian berdua ishh...!" Rengek Dafina karena wajah dan pakaian yang ia pakai basah karena cipratan dari Arabella.

"Kalian berdua lihat saja pembalasan ku!" Dafina membalas mereka berdua dengan mencipratkan air ke arah mereka berdua.

Terjadilah kejar-kejaran dan saling mencipratkan air satu sama lain di antara mereka bertiga. Sekilas mereka bertiga seperti keluarga kecil yang bahagia yang dimana mereka berdua sedang bermain dengan putri kecil mereka.

"Udah ah, aku capek lagian pakaian kita sudah basah kuyup." Dafina menyudahi aktifitas mereka. Dia berjalan ke daratan dan duduk di batu besar.

"You are happy?"
(Kamu bahagia?)

"Iya makasih banyak ya, aku sangat bahagia hari ini."

"Dafina," panggil Prince dengan nada dan tatapan lembut.

"Iya?"

"Izinkan aku memberikan sebuah kebahagiaan dalam hidup mu untuk selamanya. Aku berjanji akan menjaga serta membuat kamu bahagia terus," ucap Prince.

Dafina menoleh menatap Prince yang sedang menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"I love you Dafina Destarihanifa."

"Kamu sedang berakting atau aku sebagai bahan percobaan mu untuk mengungkapkan isi hatimu ke gadis pujaan?"

"Bukan, ini benar-benar untuk mu. Saya sungguh mencintai dan menyayangi dirimu, Fina."

"Kamu jangan bercanda Prince, ini tidak lucu sama sekali!" Seru Dafina. "Aku takut kalau ini cuma jebakan atau ilusi yang sebentar lagi akan sirna."

Prince mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Dafina. "It's not an illusion or a trap or anything. This is really not just a joke."
(Ini bukan ilusi atau jebakan atau apapun. Ini benar-benar bukan sebuah candaan semata.)

"Termasuk yang kamu bilang dan lakuin semuanya?"

Prince mengangguk, "Semua yang terjadi selama ini adalah kenyataan."

Prince mengeluarkan sebuah cincin dari saku celananya, lalu di ulurkan ke depan Dafina. "Do you want to be completely mine?"
(Apakah kamu mau menjadi milikku seutuhnya?)

Dafina terdiam, dia bingung harus menjawab apa.

"Ini beneran kan?" Dafina memastikan semuanya lagi. Ia takut ini hanya mimpi belaka.

"Serius sayang. Mau saya teriak biar kamu tau kalau ini nyata bukan mimpi?"

"Emang berani?"

"You challenge me?"
(Kamu nantangin saya?)

Prince langsung berdiri dan ingin berteriak namun Dafina langsung menahannya agar pria itu tidak melakukan hal konyol itu.

"Kenapa di cegah, Fin?"

"Ih kamu mah! Malu tau aku dan Ara."

"Jadi gimana jawabanmu? Kamu mau menjadi milik saya seutuhnya atau saya milik kamu seutuhnya?"

Gadis itu berdecak kesal, "Emang apa bedanya dari kedua pilihan itu?!"

"Nggak ada, saya emang sengaja kasih pilihan itu."

Dafina terkekeh dengan perkataan Prince

"You haven't answered any questions or picked either of my two choices!" Rupanya Pria itu masih menunggu jawaban dari Dafina.
(Kamu belum menjawab pertanyaan atau memilih salah satu dari kedua pilihan saya!)

"Kamu tau jawabannya, Prince. Lagian aku juga gak ada pilihan lain ck."

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang