CHAPTER 51

9 1 0
                                    

Sudah satu jam berlalu Dafina menunggu di ruang tunggu. Kenapa pemeriksaannya lama sekali padahal Dafina tahu betul bahwa sebenarnya Rifqi tidak perlu pengobatan yang kompleks. Lelaki itu hanya mengalami terkilir biasa namun memang bengkaknya cukup parah.

Perasaan Dafina terasa tidak enak. Ia takut ada orang yang mengambil foto bahkan videonya lalu di publish ke media sosial padahal dirinya sudah memakai masker dan topi sebagai penyamaran.

Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka dan Rifqi keluar dari ruangan pemeriksaan sambil menggerakkan kursi rodanya. Secara otomatis Dafina menghampiri lelaki itu. Sebisa mungkin Dafina menutupi rasa khawatir dan takutnya kali ini dengan ekspresi datar. Dafina mengerutkan keningnya, dia baru menyadari ekspresi Rifqi tidak seperti biasanya. Dafina tidak tahu apa yang terjadi dengan lelaki itu.

"Lo gak disuntik kan?" Kali ini Dafina membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan yang dilontarkannya.

"Gak, katanya gua disuruh istirahat, minum obat, dan jangan terlalu banyak gerak," jawab Rifqi datar.

Dafina menghembuskan nafas beratnya setelah mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Masalah tentang ekspresi Rifqi yang berubah, bukan hal yang serius, siapa tahu lelaki itu kelelahan.

"Yaudah kalau gitu gue anter lo balik," kata Dafina yang beranjak ke belakang Rifqi untuk mendorong kursi roda.

"Dafina," panggil Rifqi.

Dafina berhenti bergerak, perlahan tatapannya mengarah kepada lelaki yang memanggil namanya.

"Kita jalan-jalan yuk," ajak Rifqi sambil menyengir.

Dafina mengerjakan kedua matanya atas ajakan lelaki itu. Dia pikir Rifqi akan mengatakan suatu hal yang sangat serius karena memanggilnya dengan nada datar. Lelaki itu selalu saja membuatnya terkejut dengan hal-hal yang dilakukan olehnya.

"Hey Daf, kenapa diam aja? Lo gak mau ya jalan bareng sama gua?" Rifqi menyadarkan Dafina dari lamunannya.

Dafina sedang berada di suatu dilema. Dia bingung harus menerima ajakan Rifqi atau tidak. Jika menerima ia takut ada netizen yang mengambil foto dan video lalu disebarkan ke media sosial. Dia hal itu seperti terjadi maka dia dan Claura akan disuruh untuk datang di meeting khusus yang diadakan oleh CEO agensi untuk membahas hal tuntas insiden yang menimpa dirinya. Pastinya akan banyak pertanyaan, sindiran, cibiran, gertakan, ancaman yang diberikan para pendiri agensi.

Setelah berpikir beberapa saat, Dafina menghela nafas berat. "Gak bisa, kaki lo masih bengkak, Rif." Dafina menolak ajakan Rifqi.

Rifqi mencibirkan bibirnya ke depan seperti mulut bebek. "Lu mah gak asik jadi orang."

"Udah jangan banyak bacot, lebih baik lu balik ke rumah lalu istirahatkan kaki lu itu."





ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Malam ini Dafina sulit tidur. Dia sudah berbaring di atas kasur selama satu jam dengan berbagai posisi, tapi hal itu tidak bisa membuatnya tertidur.

"AELAH KENAPA GAK BISA TIDUR SIH!"

Dafina mengambil handphone di nakas yang berada di samping tempat tidurnya. Lalu dia memutuskan untuk menonton film di Netflix sambil berharap rasa ngantuk segera datang menghampirinya.

Dafina men-scroll layar handphone dengan malas. Tidak ada film maupun drama yang menarik perhatiannya. Dengan rasa kesal, Dafina membuka Google dan mengetik di lama pencaharian "Film terseru di Netflix", "Film terenak di Netflix", "Film fantasi di Netflix".

Setelah bergelut beberapa menit di Google, Dafina menemukan satu film barat yang bagus dari trailernya. Namun film tersebut berada di Disney+ Hotstar. Dengan cepat ia langsung mendownload Disney+ Hotstar di Playstore. Setelah itu, dia langsung berlangganan selama sebulan karena film yang dicarinya harus premium terlebih dahulu jika ingin menontonnya.

SIREN

Akhirnya Dafina memutuskan untuk memutar film tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Dafina memutuskan untuk memutar film tersebut. Yeah, walaupun ia sudah menontonnya sebanyak tiga kali. Tapi siapa sih yang akan bosan dengan film fantasi putri duyung apalagi ada Gimik percintaan antara manusia dengan ikan duyung? Kecuali orang itu tidak menyukai genre fantasi.

Siren merupakan serial televisi yang mengadopsi cerita mitologi tentang putri duyung asal Yunani bernama Siren. Siren adalah sejenis putri duyung yang bisa bernyanyi. Namun, nyanyiannya bisa membuat orang-orang disekitarnya tergila-gila padanya sampai orang tersebut kehilangan akal sehatnya.

Drama ini baru merilis 3 Season di Disney+ Hotstar yang bercerita tentang seorang putri duyung bernama Ryn yang terdampar di sebuah kota bernama Bristol Cove yang terkenal dengan cerita legenda putri duyung.

Kisah dalam serial Siren dibuka dengan munculnya wanita misterius bernama Ryn (Elin Powel) di kota pesisir Bristol Cove, Washington, Amerika Serikat.

Kota Bristol Cove dikenal dengan legendanya yang pernah menjadi rumah bagi putri duyung selama berabad-abad silam.

Kehadiran Ryn menimbulkan banyak kekacauan di kota ini, hingga kemudian menarik perhatian ahli biologi bernama Ben (Alex Roe). Ben dibantu kekasihnya Maddie (Fola Evans-Akingbola) mencoba berkomunikasi dengan Ryn.

Namun mereka cukup kesulitan karena Ryn tidak berbicara bahasa manusia dan bisa berubah menjadi predator sewaktu-waktu ketika ia bertemu dengan air.

Seiring upaya Ben dan Maddie memahami perilaku dan cara berkomunikasi Ryn, mereka pun mengetahui tujuan dari puteri duyung ini menepi ke darat.

Ryn rupanya tengah mencari saudarinya yang hilang. Saudari Ryn yang bernama Dona (Sibongile Mlambo) ditangkap oleh pihak militer untuk dijadikan percobaan biologi.

Ben dan Maddie kemudian berusaha membantu Ryn untuk menyelamatkan saudarinya ini. Ben dan Maddie meminta bantuan seorang wanita eksentrik bernama Helen Hawkins (Rena Owen) yang dikenal memiliki pengetahuan luas tentang seluk beluk legenda puteri duyung.

Sayangnya setelah bertemu saudarinya, Ryn dan Dona justru diajak bergabung oleh Tia (Tiffany Lonsdale), pemimpin kawanan puteri duyung untuk membalas dendam pada manusia.

Tokoh favorit Dafina di film tersebut adalah Ben. Selain Ryn, Ben merupakan karakter pria pertama yang ia cintai. Mempunyai wajah, rahang, body yang bagus dengan ditambah senyuman mempersona dan sikap manis Ben terhadap Ryn, Meddie, dan keluarganya.

 Mempunyai wajah, rahang, body yang bagus dengan ditambah senyuman mempersona dan sikap manis Ben terhadap Ryn, Meddie, dan keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu scene favorit Dafina di film tersebut berada di Season 2, yang dimana Ben, Ryn, dan Meddie melakukan hubungan intim bertiga. Ah sangat romantis saat mereka threesome.


ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang