CHAPTER 42

4 1 0
                                    

Dafina bangun terlebih dahulu dibandingkan ketiga unnie-nya untuk melakukan ibadah shalat subuh. Setelah selesai melaksanakan ibadah, Dafina memutuskan untuk mandi pagi, entah kenapa ia ingin mandi sepagi ini.

Dafina mengeringkan rambutnya yang basah setelah mandi selama beberapa menit. Dafina menyalakan handphone-nya yang sedang di charger di sebelah meja rias, lalu memeriksanya. Ada beberapa chat yang masuk, namun chat yang pertama kali Dafina buka adalah chat dari Prince.

Prince


Besok kamu ada jadwal tidak?

Dafina melihat pukul berapa pesan tersebut terkirim. Pukul 23.00 KST. Saat ia sudah tidur dan handphone-nya sedang di charger. Dafina memutuskan untuk membalas chat tersebut.

Gak sih, emangnya kenapa?


Tidak ada balasan dari Prince, mungkin saja pria itu sudah tidur. Dafina mencabut handphone lalu berjalan menuju kasur dan merebahkan tubuhnya kembali.

Tring

Ada sebuah notifikasi masuk dari layar handphone, Dafina segera membukanya. Ternyata chat dari Prince.

Prince

Ara baru bisa tidur jam 1 pagi. Badan Ara panas sepertinya demam. Dia nyebut nama kamu terus. Kamu bisa kan hari ini datang ke sini?

Tapi aku lagi gak di Los Angeles, Prince. Aku sudah pulang ke Korea.


I know. Saya sedang berada di Korea dari tiga hari yang lalu, sebenarnya Ara mau menyambut kedatangan kamu di bandara tapi saat itu tidak bisa karna saya sedang meeting.

Kalian tinggal dimana?


Dirumah saya. Saya share location ke kamu alamatnya.

*Share location*

Dafina menghela nafas, tanpa membalas chat pria itu, ia langsung turun dari kasurnya dan segera mengambil pakaian di dalam lemari lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah mengganti pakaiannya Dafina langsung mengambil dompet dan bergegas pergi menuju parkiran agensi.

Tanpa berpamitan dengan siapapun, Dafina segera beranjak menuju rumah Prince. Hanya satu orang dipikirannya saat ini yaitu Ara. Biarkan saja tentang pamitan, ia bisa mengchat unnie-nya atau Claura dengan beralasan bahwa dirinya mau olahraga pagi di sekitar taman.





ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Untung hari ini masih sangat pagi, jadi Dafina tidak perlu merasakan yang namanya kemacetan. Jalanan cukup senggang, Dafina sudah sampai di gerbang rumah Prince. Seorang petugas keamanan menghampiri Dafina. Orang itu mengetuk kaca mobil Dafina. Sebelum menurunkan kaca mobil, Dafina mengambil masker dan kacamata hitam yang selalu sedia di dalam mobil lamborgini miliknya.

"I want to meet Prince."

"Have you made an appointment before?"

"Should I make an appointment to meet him and Ara?"

"Yes, because I can't allow random people to enter," jawab petugas keamanan tersebut.

Dafina mendengus kasar mendengar perkataannya. Orang sembarangan? What? Seriosly? Apa dia tidak tahu siapa dirinya?

Tanpa menjawab pertanyaan pria itu, Dafina langsung menelpon Prince. Syukurlah, pria itu langsung menjawab panggilan Dafina.

"Aku di luar Prince," ucap Dafina setelah panggilan terhubung.

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang