CHAPTER 59

3 1 0
                                    

Sebuah jet berwarna putih yang melintas di langit Korea Selatan perlahan-lahan terbang rendah. Dengungan mesin turbin terdengar semakin kencang, begitu jet pribadi DLM mendarat mulus di landasan pacu bandara pada siang hari yang dipadati awak media sejak satu jam yang lalu. Menyambut kedatangan Trillionaire Billionaire nomor satu di dunia.

Beberapa meter di samping tangga pesawat, barisan tentara mengapit karpet merah yang berujung pada sebuah mobil dan mereka langsung memberi hormat ketika orang yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar dari jet.

Para reporter bergegas mengarahkan kilatan kamera ke arah pria yang sedang menuruni anak tangga pesawat. Walaupun penjagaan sangat ketat tetap tak menghalangi liputan kedatangan.

Pria itu berhenti sebentar ketika sudah berada di atas karpet merah, lalu membalas penghormatan yang diberikan kepadanya.

"Welcome sir. The president is waiting for your arrival at the state palace. We have prepared your residence which is 0.5 miles from there."
(Selamat datang pak. Presiden sudah menunggu kedatangan anda di istana negara. Kami sudah menyiapkan tempat tinggal anda yang berjarak 0.5 mil dari sana.)

Dengan wajah yang sangat berwibawa, pria itu menjabat tangan orang yang baru saja bicara. Menerima jabat tangan dari para petinggi negara yang ikut serta dalam penjemputan dirinya di bandara.






ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

"Cut! Gogi so yorobun moduege jalhaessoyo jomsimsigan ihue gyesokajyo," ujar sutradara. Para pemain maupun kru akhirnya bisa bernapas lega dan mengistirahatkan tubuh mereka sejenak.
(Berhenti! Kerja bagus untuk kalian semua. Kita lanjut setelah istirahat siang ya).

"Dafina ayo!" Claura mengajak Dafina yang tengah memejamkan matanya.

"Kemana?"

"Udah ikut aja. Cepetan ada kiriman buat lo."

"Kiriman apaan? Dan siapa yang ngirim?"

"Berisik lo, tinggal ikutin gue aja biar tau daripada nanya terus."

Dafina mengikuti Claura yang membawanya keluar dari mobil pakaian. Langkah kaki mereka berhenti di depan truck food. Dafina menatap Claura seolah bertanya truck food milik siaap yang berada di lokasi syuting ini.

"Dapinasirang?" supir truck food itu langsung bertanya kepada Dafina begitu melihat wajah yang sangat familiar.
(Dengan Dafina-ssi?)

"Nee. Nawa hamkke." Dafina mengangguk mengiyakan.
(Iya. Dengan saya sendiri.)

"Beulraekpingkeu membo sa myongeurobuto teurok eumsigeul baedalbadatsseumnida. Geudeureun uriege du daei teurok eumsigeul dangsine chwaryongjangeuro bonaedalrago yochonghaetsseumnida. Teurok eumsigeul maditkke deuseyo."
(Kamu mendapatkan kiriman truck food dari empat member Blackpink. Mereka meminta kami untuk mengirimkan dua truck food ke lokasi syuting kalian. Selamat menikmati truck food kami.)

"Ah nee kamshamnida." Dafina melakukan bow sebagai tanda ucapan terimakasih. "Woah, uri Blackpink sangat baik. Mereka memberikan dua truck food kepadaku. Claura, lo bantuin gua foto bersama dua truck food ini ya sebagai tanda bahwa kiriman mereka telah diterima."

"Sip."

Kemudian Dafina berdiri di antara dua truck food dengan memegang satu gelas minuman. Tak lupa ia juga memfoto dua buah truck food sebagai bukti kiriman dari mereka telah sampai.

"Claura bantu gue untuk mengajak semua pemain dan kru untuk menikmati dua truck food ini. Tidak mungkin hanya kita berdua saja yang menghabiskannya."

Dafina mengambil handphone miliknya yang berada di tangan Claura. Lalu mencari kontak member Blackpink. Setelah menemukannya, ia mengirim pesan kepada seniornya itu.

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang