Pagi-pagi Dafina sudah berjalan ke cafe yang dekat dengan agensinya, karena Prince dan Arabella menjemputnya di sana pastinya setelah berdebat dengan anak itu.
"Aunty, I'm angry with uncle," ujar Arabella.
(Tante, aku marah sama Paman)"What's wrong with uncle hm?"
(Emangnya ada apa dengan paman hm?)"I want to pick up Aunty at the place to live but uncle can't allow it," jawab Arabella sambil menunjuk ke arah Prince yang sedang menyetir.
(Aku kan maunya ngejemput aunty di tempat tinggal tapi paman gak bolehin)"Dear Ara, uncle, you have already explained the reason why we can't meet Aunty at his place of residence in person. Moreover, Ara knows Aunty Fina's job, right?" ucap Prince lembut.
(Ara sayang, paman kan sudah jelasin alasannya kenapa kita tidak bisa menemui Aunty di tempat tinggalnya secara langsung. Apalagi Ara tau pekerjaan Aunty Fina kan)Dafina memberi kode kepada Prince biar dirinya sendiri yang menjelaskan ke Ara. Dia paham kenapa Ara seperti ini apalagi ia masih terlalu kecil.
"Dear Arabella," panggil Dafina lembut.
"Yes aunty?"
"You love Aunty, don't you?" tanya Dafina menatap Arabella yang berada di pangkuannya.
(Ara sayang kan sama Tante?)Arabella mengangguk.
"Ara want to still be able to meet aunt like this?" tanya Dafina lagi.
(Ara mau tetap bisa bertemu dengan Tante seperti ini?)"Yes, Ara wants to meet and continue to hang out with Aunty Fina," jawabnya dengan polos.
(Iya Ara mau bertemu dan jalan bareng Aunty Fina terus)"Maka dari itu Ara harus nurut sama Paman Prince. Jika Ara tidak nurut, maka Ara tidak bisa bertemu maupun jalan lagi sama aunty ya sayang."
"Until when?"
(Sampai kapan?)"Sampai waktunya baby. Ara harus nurut ya sama Paman Prince, janji?" Dafina mengeluarkan kelingkingnya.
"I promise." Arabella membalas kelingking Dafina.
"Kalian berdua sudah makan?" tanya Dafina.
"Belum, Ara lapar."
"Ya udah nanti beberapa kilometer lagi ada yang namanya Itaewon street, kita berhenti di sana ya untuk beli sarapan," ujar Dafina.
"Ok Aunty."
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Prince memberhentikan mobil mereka sesuai yang Dafina inginkan. Mereka berhenti di Itaewon street.
Ittaewon Street mulai resmi dijadikan sebagai tempat pariwisata pada tahun 1997. Bisa dibilang inilah surga malam yang dimiliki seoul yang begermerlap dengan lampu-lampu dan berbagai macam kebutuhan hiburan khas kota-kota besar. Disini ramainya saat malam, saat pagi cukup tidak ramai dikarenakan para pengunjung mempunyai pekerjaan mereka masing-masing.
Mau mencari tempat untuk berbelanja, bersenang-senang, dan makan-makan. Maka disinilah tempatnya, kawasan yang sudah terkenal karena gelaran event dunia yang bertajuk Asian games tahun 1986 dan Olimpiade seoul 1988 ini menjadi tempat menarik di seoul waktu malam. Sehingga, banyak pengunjung yang selalu datang dan menikmati kawasan wisata ini.
"This is delicious what's the name?" Tanya Prince.
(Ini enak apa namanya?)"Kimchi."
"Kau tidak makan?" tanya Prince.
Dafina menggeleng, "Aku sudah makan di dorm. Kalian saja makan, aku menemani kalian."
"Aunty Ara mau ice berwarna itu." Tunjuk Arabella.
"Sebentar ya sayang."
Tidak lama kemudian Dafina menenteng 4 es di tangannya. Dua untuk Arabella dan dua untuk Prince.
"Saya tidak makan itu terima kasih," tolaknya.
"Cicipi sedikit saja, ini tidak membuat mu gendut, sir. Ini tanpa pemanis buatan."
Pria itu mencari kilatan di mata Dafina. Pada akhirnya, dua ice cream itu di habiskan oleh mereka berdua.
"Sudah? Sekarang kita kemana?" tanya Dafina.
"Aku tidak tahu tempat disini, Aunty," jawab Arabella.
"Kita akan ke Seoul Forest, pasti kau akan menyukainya Ara."
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
"Araaa!! Coba kamu berdiri di sana biar Aunty foto dari sini!" Perintah Dafina kepada Arabella.
"Seperti ini, Aunty?"
"Yaya tapi jangan menghadap ke kamera, menghadap kemana seterah sayang."
"Ok Aunty."
"Nah bagus, tahan ya baby."
"SATU."
"DUA."
"TIGA."
CEKREK 📸
"Aunty, Ara minta fotonya. Bagus sekaliii," puji Arabella.
"Sudah Tante kirimkan sayang."
"Ayo sekarang kalian berdua deketan, biar Ara foto kalian berdua!" seru Arabella.
"Ck bukan begitu fotonya, Uncle. Lebih deketan sama Aunty! Cepat uncle!"
"Nah bagus."
"Siap ya."
Mereka bertiga banyak menghabiskan momen layaknya keluarga kecil bahagia dengan adanya Ayah, Ibu, dan seorang anak.
Dafina yang mendengar pujian itu hanya bisa tersenyum getir. Mereka tidak tau siapa yang dibalik masker dan kacamata. Jika mereka tau, pasti mereka langsung menarik perkataannya dan sinar dirinya bisa meredup.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Gimana series ke-4? Gimana lanjutan cerita dari Dafina setelah SMP, SMK, dan DEAR ME?
Bagaimana Prolog hingga chapter ini?
Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komentar kalian
Terimakasih teman-teman 👋🏻♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY OF LIFE (ON GOING)
Romance"We have to be someone else even though we don't want to do it ourselves." #262 world - Sabtu, 3 April 2021 #5 Hollywood - Jum'at, 3 September 2021 #386 Petualangan - Rabu, 6 Oktober 2021 #307 Petualangan - 5 Maret 2022