CHAPTER 55

4 1 0
                                    

Semangkok bakso dengan susu coklat sudah mampu mengenyangkan cacing-cacing yang berada di perut Dafina. Ternyata menonton film di televisi selama berjam-jam mampu membuat dirinya kelaparan. Pergi ke dapur dengan dibantu chef membuat semangkok bakso panas untuk ia makan, sedangkan dirinya membuat susu coklat hangat. Setelah selesai membuatnya, Dafina membawa makanan dan minumannya ke meja makan lalu menghabiskannya sebelum ada anggota keluarga yang lihat.

Sudah empat jam berlalu dari kepulangan dirinya ke mansion, Dafina belum berbicara dengan mamanya lebih tepatnya ia tidak melihat keberadaan mamanya saat kembali. Kata salah satu pelayan bilang bahwa mamanya sedang tidur siang di kamar. Dafina tidak membenci mamanya tetapi Dafina benci dengan kelakuan mamanya yang menyembunyikan sesuatu terkait hidupnya. Ia paling tidak suka jika ada orang yang merahasiakan sesuatu terkait dengan kehidupannya baik itu baik maupun buruk. Justru seharusnya dia berhak tahu apa yang terjadi dengan kehidupannya saat ini.

Fani masuk ke ruang makan saat melihat putrinya sedang berada di sana. Meletakkan seprai yang sejak tadi ia bawa dari kamar tidurnya.

"Mama kira kakak masih belum mau pulang ke sini."

Dafina terkejut. Terkejut mendengar suara mamanya yang telah duduk di sampingnya. Apa sudah saatnya untuk membahas tentang kejadian di cafe kemarin hari?

"Aku bukan anak kecil yang jika ada apa-apa langsung minggat dari rumah."

"Mama tahu sayang. Kakak masih marah sama mama?" Fani memberikan senyuman hangat kepada putrinya. Dafina terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan mamanya. Apakah ia masih marah?

"Kalau kakak masih marah sama mama, gak apa-apa kok. Mama paham perasaan kakak."

"Kata siapa kakak marah sama mama? Kakak cuma kesel aja sama mama. Mama kenapa sih ngelakuin hal itu? Rahasia apa yang tidak kakak ketahui?"

"Maaf jika sudah buat kakak kesal. Tapi sungguh mama tidak menyembunyikan sesuatu dari kamu," ucap Fani. Maafin mama Kak, mama berbohong sama kamu. Ini semua demi kebahagiaan kamu.

Dafina menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa dirinya percaya atas ucapan mamanya. Mau bagaimana lagi. Mamanya belum mau kasih tahu apapun.

"Oh ya Ma, mama ingat kan kalau besok kakak udah harus balik ke sana? Jadi besok pagi-pagi banget kakak dan Claura harus udah sampai di Bandara Soekarno Hatta. Pesawatnya pukul 8 pagi, so jadi sebelum jam 8 pagi harus sampai di bandara," ucap Dafina mengingatkan mamanya.

"Ya sayang mama ingat kok. Tapi mama kesel dan sedih, masa waktu kamu di sini dikit banget sih. Gak bisa lebih lama gitu?"

"Kalau masalah gitu jangan tanyain kakak, Ma. Kakak sendiri aja gak tau. Apalagi group kakak mau persiapan buat album solo setiap membernya jadi lebih sibuk jadwalnya."

"Ya udah kalau gitu setelah selesai makan kamu langsung istirahat ya. Mama sampai lupa mau naro seprai ke belakang buat di cuci." Fani bangun dari duduknya dan mencium kedua pipi putrinya.

"Bye Ma."







ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Pukul 07.30 Dafina beserta managernya Claura sudah tiba di Bandara Soekarno Hatta. Banyak sekali media dan penggemar yang meneriaki dan mengambil wajah Dafina. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal aneh-aneh, agensi beserta pihak bandara sudah menugaskan 10 bodyguard untuk melindungi Dafina dan managernya, serta 700 lebih militer tentara yang bertugas melindungi mereka setiap jalan hingga memasuki pesawat.  Hal itu membuat nama Dafina menjadi trending no.1 di Indonesia & beberapa negara atas penjagaan yang sangat ketat.

Sebenarnya Dafina masih mau tinggal di Jakarta tapi sayangnya ia tidak bisa. Dari pihak agensi sudah menyuruh dirinya pulang ke Korea karena 2 alasan. Alasan pertama lusa mereka ada acara dan alasan kedua mencegah gosip yang beredar bahwa Dafina sedang dating di Indonesia.

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang