CHAPTER 48

4 1 0
                                    

"Alat musik sudah siap?"

Seorang perempuan menghembuskan nafas lelah, kewalahan mengatur acara reunian kali ini. Ketua reuni kali ini diberikan padanya. Para alumni sudah berdatangan. Walaupun ada beberapa alumni yang membantunya, tetapi tanggung jawab terbesar jatuh kepadanya sebagai ketua acara.

"Sudah."

Setelah mengecek alat musik satu persatu. Perempuan itu berjalan ke tengah-tengah aula sembari memegang microphone.

"Test test. Gue minta perhatian waktu dan perhatian kalian semua," katanya. "Sebelumnya gue ucapin terimakasih banyak ke kalian semua karena sudah datang pada acara reuni kali ini. Gue sebagai ketua acara minta maaf jika selama acara berlangsung ada yang kurang."

"Ya, Buuuu."

"Bu bu emang gue ibu lu pada," protesnya.

"Lu kan dari dulu cerewet kek ibu-ibu Michelle hahahaha."

"Fuck you."

"Pukul 2 siang nanti, kalian semua berkumpul disini dan nyalakan flash dari handphone masing-masing. Bagi yang mau menampilkan sesuatu dipersilahkan pukul 2 nanti berdiri di depan aula," jelas Michelle lalu berjalan meninggalkan tengah-tengah aula menuju meja berbentuk lingkaran dimana teman-teman dekat SMK-nya berkumpul disana.

Ada puluhan makanan dan minuman yang terhidang disana. Mulai dari makanan & minuman Indonesia, International, hingga umum.

"Halo guys. Gue boleh gabung?" sapa Michelle kepada Bunga, Cleo, dan Dafina.

"Boleh Chelle, duduk aja sini sini."

"Thanks beb."

"Gila chelle, lu hebat banget saat ngomong sendiri di tengah-tengah aula tadi. Gak nyangka gue lu yang bar-bar binti cerewet bisa bicara di depan," ujar Bunga menabok lengan Michelle.

Michelle meringis dan mengusap lengan tangannya. "Dan lo masih suka nabok lengan orang."

Bunga menyengir.

"Halo Dafina, kenapa dari tadi diam? Lo udah lupa sama kita semua?"

Dafina yang ditanya begitu langsung menggelengkan kepala.

"Tidak. Cuma saya—maksudnya gue, merasa familiar sama lu. Kaya pernah ketemu tapi dimana ya?"

Michelle tersenyum, "Ingat lusa kemarin yang lo ketemu seorang perempuan di toilet lalu perempuan itu minta foto bareng?" tanya Michelle. Dafina mengingat-ingat kejadian dua hari yang lalu.

"Iya memang ada perempuan yang—tunggu gimana lu tau? Jangan bilang kalau itu lu?" Dafina menatap Michelle.

"Iya itu memang gue hehe. Sayang sekali lu gak ingat gue, tapi gak masalah karena kita semua udah gak ketemu lamanya."

"Ini beneran Michelle teman dekat gue saat SMK?" tanya Dafina melihat Michelle dari atas sampai bawah.

"Iya ini gue, kenapa Daf?"

"Gue masih gak percaya aja kalau perempuan yang gue temuin di toilet itu Michelle," jawab Dafina.

"Lu gak percaya kalau gue Michelle? Dengan gue berdiri di depan lu, lu masih gak percaya?"

"Hahaha sabar Chelle."

"Kasih bukti Chelle biar kita percaya," kata Bunga nyengir.

"Ck jahat lu pada gak percaya sama gue. Kit ati princess."

"Gue minta bukti yang hanya diketahui oleh kita berdua," ucap Dafina.

"Bukti yang hanya diketahui oleh kita berdua? Tapi bukti apa?" Michelle mengingat-ingat memori-memori saat SMK. Bukti apa yang hanya diketahui oleh dirinya dan Dafina? "AH GUE TAU. Sebentar gue nyari dulu, masih ada apa kagak." Michelle mengeluarkan handphone dan mencari sesuatu di folder lamanya. Ia menscroll ke bawah satu persatu untuk mencari foto tersebut.

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang