CHAPTER 50

6 1 0
                                    

Ponsel Dafina dari tadi tak terhenti berbunyi karena jutaan notifikasi yang masuk. Dafina melihat ada 20 panggilan tidak terjawab di layar handphonenya. Siapa lagi kalau bukan Claura yang menelepon. Dafina tadi sempat bertemu dengan Claura terlebih dahulu untuk izin kepada perempuan itu. Claura bertanya buat apa ia terburu-buru pergi sementara acara reuni belum selesai. Dafina menjawab pertanyaan Claura bahwa dirinya ada keperluan untuk mengantar Rifqi ke rumah sakit. Namun Claura tidak memberikan izin kepada Dafina, ia tidak memberikan izin tanpa tidak ada alasan. Claura tidak mau Dafina terkena kasus dating apalagi berita tentang Dafina menghadiri acara reuni di Indonesia sudah tersebar. Dia hanya mengantispasi agar tidak ada haters, sasaeng, atau bahkan media yang merumorkan bahwa anak didiknya dating.

Dafina tertunduk lemas. Pikirannya saat ini berkecamuk kemana-mana, dipenuhi segala hal yang baru saja terjadi. Dafina baru mengetahui bahwa berita tentang dirinya menghadiri acara reuni telah bocor ke publik, bukan hanya itu saja, telah beredar video dan foto saat Dafina membantu dan berdebat oleh Rifqi di tengah lapangan.

Memang banyak respon positif mengenai hal itu, seperti pujian karena dirinya menolong orang yang terluka dan berdebat di tengah lapangan agar luka pada korban tidak tambah parah. Tapi ada hal yang membuat Dafina kesal, ada salah satu postingan yang memakai caption bahwa pria yang ditolong oleh Dafina di lapangan merupakan mantan pacarnya saat SMK. Tidak hanya situ saja, akun tersebut memberi bukti yang sangat akurat. Sudah dipastikan saat ini nama Dafina dan The Queen sedang trending di nomor satu.

"Lo beneran bisa nyetir?" Rifqi memecah keheningan diantara keduanya. Sudah setengah jam mereka berada di dalam mobil Rifqi tanpa melakukan apa-apa. Perempuan yang akan mengendalikan mobil masih mencoba untuk menetralkan pikirannya yang berkecamuk.

"Kenapa? Udah lama ya gak balik bareng seperti ini? Yaudah deh, setelah gue sembuh nanti, gue bakal antar-jemput lo." Rifqi menggoda Dafina sambil menatap lekat-lekat perempuan itu.

"Gue punya SIM kok, jadi lo tenang aja. Nyawa lo aman sampai tujuan." Dafina memilih mengabaikan godaan dari lelaki itu.

"Lah gue kira lo gak bisa nyetir, terus kenapa saat dulu lo gak bawa kendaraan?" tanya Rifqi yang saat ini pikirannya dipenuhi tanda tanya. Dia pikir selama ini Dafina tidak bisa mengemudi. "Oh gue tau, pasti lo punya alasan biar bisa pulang bareng sama gue kan?" tebak Rifqi asal.

"Najis kepedean banget si lo," cibir Dafina.

"Terus kenapa dong?" Rifqi kembali bertanya.

"Gak usah sok lupa deh, Rif. Lo tau sendiri kalau rumah gue saat dulu dekat sekolah hanya butuh waktu sepuluh sampai lima belas menit jika berjalan kaki," jawab Dafina kesal. "Udahlah sekarang kita berangkat."

Tanpa berpikir panjang lagi, Dafina segera menjalankan mobilnya untuk pergi ke tempat yang dituju sehingga ia bisa dengan cepat meninggalkan lelaki ini. Sepanjang perjalanan tidak terjadi percakapan diantara keduanya. Rifqi yang biasanya selalu mencoba membuka sebuah percakapan namun kali ini tidak. Mungkin lelaki itu sedang merasakan rasa sakitnya yang semakin menjadi karena telat diberikan pertolongan pertama. Namun itu salahnya sendiri yang tidak mendengarkan perkataan Dafina.

Handphone Dafina tiba-tiba berdering memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil. Dengan menggunakan sudut matanya, Rifqi berusaha untuk membaca nama yang tertera di layar handphone Dafina. Rifqi langsung mengambil handphone Dafina tanpa berkutik apapun. Dafina terkejut dengan tindakan lelaki itu.

"Rif, balikin handphone gue!" seru Dafina yang berusaha mengambil handphonenya kembali.

"Halo Daf, lo lagi dimana? Cepet-" Mereka bisa mendengar suara Claura dari handphone Dafina yang saat ini dipegang oleh Rifqi.

"Dafina lagi nyetir gak bisa diganggu. Ini siapa dan ada apa lo nelpon?" tanya Rifqi ketus.

"Lo? LO SIAPA ANJIR? KEMANA DAFINA?! LO PENCULIK YA?!"

Rifqi langsung menjauhkan sedikit ponsel Dafina dari telinganya. Lelaki itu mengusap telinganya. Sungguh, apa ada manusia seperti itu? Bikin telinganya sakit aja.

"Gue Rifqi Pratama Bramasta, kenapa lo? Mau minta tanda tangan? Lainkali gak usah teriak nyet, kuping gue sampai sakit. Lagian lo siapa dah gangguin cewek orang aja."

Claura bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan Rifqi malah bertanya balik. "Gak usah banyak bacot. Kasih tau aja kalian lagi dimana?"

"S2GW."

"Hah? Es apa tadi?"

"S2GW bego."

"Gak usah nyolot dong babu. Gue gak ngerti itu apaan, emangnya apaan?" tanya Claura kebingungan.

Rifqi mendekatkan handphone Dafina di dengan mulutnya lalu berteriak, "SUKA SUKA GUE." Lelaki itu langsung memutuskan sambungan handphone.

Sementara Claura terdiam setelah sambungan telpon terputus. Dia kesal karena diputus secara sepihak tapi ada yang lebih menggangu dirinya selain masalah sambungan telpon. Claura sangat penasaran dengan kehidupan Dafina saat SMK terutama hubungan gadis itu dengan Rifqi. Claura juga bertanya-tanya kenapa mereka berdua bisa putus dan apa alasannya. Apa sama hubungan mereka putus tanpa alasan yang jelas, sama seperti kandasnya hubungan Dafina dan Devano? Tapi masalahnya Claura tidak tahu harus menggali informasi kepada siapa. Claura tidak dekat dengan teman-teman Dafina. Ia hanya bersahabat sekaligus manager pribadinya.

Senyum mengembang di sudut bibir Claura. Dia menemukan jalan keluar setelah melihat Michelle masuk ke dalam aula. Dia yakin kalau perempuan itu pasti memiliki informasi tentang kehidupan Dafina apalagi hubungan Dafina dengan Rifqi saat itu. Claura dengan segera berjalan menghampiri Michelle.

"Michelle." Claura langsung mencegat jalan Michelle. Michelle otomatis langsung berhenti ketika seseorang mencegatnya. "Saya mau ngomong sebentar sama kamu, bisa tidak?"

"Mau bicara apa?" tanya Michelle langsung.

Claura berjalan lebih dekat dengan Michelle. "Rifqi sama Dafina punya hubungan apa?" tanya Claura dengan suara kecil.

"Lo gak tau hubungan mereka berdua?" Michelle menatap Claura tidak percaya. Bagaimana bisa manager pribadinya tidak mengetahui masa lalu atasannya. "Gue gak tau, maka dari itu gue mau mencari informasi Dafina dari lo. Buat jaga-jaga di masa depan siapa tau terjadi sesuatu apalagi kabar dan media Dafina menghadiri reuni udah kesebar di dunia," jawab Claura santai.

"Jadi dulu Dafina pernah berpacaran sama Rifqi, tapi itu dulu ya kalau sekarang sih udah jadi mantan. Eits... bukan mantan sembarangan ya, tapi mantan terindah. Kaget gak? Saran gue mendingan lo jangan kaget karena masih ada lagi plot twist di masa lalu mereka yang bakal bikin lo kaget," ucap Michelle panjang lebar. Claura tidak mengularkan satu katapun dari mulutnya, dia masih menunggu ucapan selanjutnya dari perempuan itu.

"Mereka berdua berpacaran karena suatu insiden. Insidennya sepele sih cuma karena Dafina telat lalu Rifqi kasih hukuman buat dia jadi pacarnya hahaha. Sumpah itu hukuman yang diberikan Rifqi langsung booming se-antero sekolah," lanjut Michelle.

"Lalu kenapa mereka berdua putus?"



ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang