Dafina dan Mamanya kini sedang berada di kamarnya. Tidak ada suara, hanya suara sendok dan piring yang beradu serta suara televisi yang menyala.
"Ma, teman-teman kakak udah pada pulang belum?"
"Udah setengah jam yang lalu."
Dafina manggut-manggut saja. Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang mendekati kamar tidurnya. Dan benar saja, tidak lama kemudian pintu kamar terbuka dengan Nay memasuki kamar.
"Lo ngapain ke sini?" Dafina bertanya dengan nada tidak santai. Ia masih kesal dengan adiknya itu.
"Makan. Buta mata lu, Kak?" balas Nay dengan tak kalah kejam. Dafina merasa rasa kesalnya ini bertambah terhadap Nay ketika melihat Nay dengan santainya menduduki sofa panjang miliknya ditambah perempuan itu mulai makan tanpa dosa.
"Ck! Ini kamar gue, bukan ruang tamu anjir Noy!" decak sebal Dafina.
"Gue tau, tapi gue maunya disini. Gimana dong?"
"LO?! BERANI SAMA GUE, HUH?!"
Fani yang dari tadi hanya mendengarkan pertengkaran kedua anaknya mulai melerainya. "Udah jangan berantem! Masa cuma masalah gini direbutin."
"Tau tuh kakak. Alay!"
"LO YANG ALAY YA NYET!" balas Dafina tidak terima.
"Kamu juga Nay, udah tau ini kamar tidur bukan ruang makan malah makan disini. Sekarang kamu pergi dari sini dan makan di ruang tamu atau gak kamar kamu sendiri!" perintah Fani yang membuat Dafina menjulurkan lidahnya ke arah Nay.
"Mama mahhh gak asik!"
"Sekarang Nay!"
Nay berdecak kesal. Ia menatap tajam ke arah kakaknya yang menampilkan wajah songong. Dengan langkah ogah-ogahan Nay keluar dari kamar Dafina.
"Ma, tadi pas sampai di gerbang mansion utama, kakak liat mobil sedan warna hitam, itu punya siapa? Ada tamu kah?" tanya Dafina lada Mamanya.
"Iya ada tamu."
"Siapa tamunya? Kok kakak gak liat di ruang tamu?"
"Ini bukan tamu sembarangan, yang datang itu Ayah Shobur dan Mba Roshila serta anak-anaknya."
Ayah Shobur merupakan ayah kandung dari adiknya yaitu Nay. Dafina dan Nay satu ibu yaitu Fani namun berbeda ayah. Sedangkan Mba Roshita merupakan istri dari Ayah Shobur dan mereka mempunyai 3 anak yang dekat dengan dirinya dan Nay.
"Lalu kemana mereka?"
"Saat kakak datang mereka sholat maghrib atuh. Gimana sih."
"Eh? Iya ya benar juga. Ya udah kalau gitu kakak temuin mereka besok aja ya soalnya kakak mau tidur dulu, Ma."
Fani mengangguk. Ia mengecup kening Dafina sebelum beranjak pergi.
"Good night girl."
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Dafina dan Claura baru saja keluar dari panti asuhan. Dafina meminta Claura untuk menemani dirinya pergi ke dua panti pasuhan dan panti jompo yang ada di Jakarta. Ia ingin menyumbangkan hartanya pada panti asuhan dan panti jombo dengan menjadi donatur tetap.
"Sudah selesai? Kalau gak ada, kita langsung berangkat ke tempat pemotretan," tanya Claura. Dafina menggelengkan kepala.
Mobil Alphard berwarna putih melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan panti asuhan itu. Hanya membutuhkan waktu satu jam untuk mereka sampai di studio pemotretan. Claura memarkirkan mobil dengan benar, lalu mereka turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam studio. Sudah banyak cru, fotografer, make up artist disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY OF LIFE (ON GOING)
Romance"We have to be someone else even though we don't want to do it ourselves." #262 world - Sabtu, 3 April 2021 #5 Hollywood - Jum'at, 3 September 2021 #386 Petualangan - Rabu, 6 Oktober 2021 #307 Petualangan - 5 Maret 2022