CHAPTER 15

7 1 0
                                    

"Alex, do you think... what kind of gifts do girls like?"
(Alex, menurut mu... perempuan menyukai hadiah seperti apa?)

"Maybe jewelry, cars, luxury items, or a romantic dinner?" Alexander menatap ke Prince. "Who do you want to give a gift to?"

"Dafina's birthday is coming soon," jawab Prince.

"Oh then the love I mentioned earlier."
(Oh kalau begitu kasih yang tadi saya sebutkan.)

"Hmm? Give gifts of luxury goods? Nothing else but that? It's useless for me to give a gift like that, Alex. She has luxury goods, moreover he is a superstar and don't forget the brand ambassador of famous products in the world."
(Hmm? Kasih hadiah barang-barang mewah? Tidak ada yang lain selain itu? Percuma saya kasih hadiah seperti itu, Alex. Dia punya barang-barang mewah apalagi dia seorang superstar dan jangan lupakan brand ambassador dari produk ternama di dunia.)

"Oh you're right. Why don't you ask him directly what gift she wants?" saran Alexander.
(Oh kau betul. Kenapa tidak bertanya langsung kepadanya ingin hadiah apa?)

Damn!

Prince mengacak rambutnya kesal. Sungguh rasanya ingin sekali melempar Alexander dari pesawat pribadinya sekarang juga.

"Are u stupid?"

Alexander mengedikkan bahu. "Here you go buddy. The ones who know him are you and Ara, not me. So you should know what gift to give."
(Gini ya sobat. Yang kenal dia itu kau dan Ara bukan aku. Jadi seharusnya kalian tahu mau kasih hadiah apa.)

Prince kembali menghela nafas. Ia membuka ponselnya dan mencari hadiah yang cocok untuk kekasihnya. Ketika ia pacaran sebelumnya, Prince tidak perlu repot-repot dalam menentukan hadiah yang cocok untuk para kekasihnya.

"Prince, Algarve—"

"Perfect!"

Alexander menatap sahabatnya heran. Sempurna? Sempurna darimana-nya.

"Setelah pesawat mendarat, saya mau kamu pergi menemui pemilik atau CEO dari Entertainment yang menaungi The Queen serta mengajaknya untuk rapat tiga hari setelahnya." Prince menepuk pundak Alexander, "Dan jangan lupa jika sudah mengetahui The Queen akan tampil di mana pada tanggal ulang tahun Dafina, ajak pemilik acara tersebut ke dalam rapat kita."

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Hari ini sampai beberapa minggu ke depan, semua anggota The Queen beserta team mereka sedang berada di Inggris. Mereka sedang melakukan Tour atau tampil di beberapa negara atau kota. Mereka baru saja tampil di Denmark, Australia, Indonesia, Papua Nugini.

Jadwal mereka sangat padat bahkan waktu istirahat mereka sangat sedikit. Setiap kemana pun mereka pergi semuanya memakai masker & topi karena selain banyak wartawan dan penggemar, mereka merupakan Superstar dan Mega bintang di dunia.

"Modu junbidweotsseumnikka? Sip bun hue gongyonhage dwemnida." tanya kru kepada semuanya.
(Kalian semua sudah siap? Sepuluh menit lagi kalian akan perfomance.)

"Junbidwaetsseumnida."
(Kami sudah siap.)

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Suara ketawa menghiasi salah satu tempat ruangan tidur. Kini gadis cantik yang sedang menghapus make up dan memakai skincare di wajahnya tersebut sedang ketawa bersama seseorang dari layar ponselnya.

"Hahahaha tidak begitu Prince. Bagaimana hari mu disana?"

"Aku habis melakukan sebuah pertemuan dengan partner dan team-nya. Bagaimana konser group mu di Inggris? Berjalan dengan lancar?" tanya Prince dari seberang sana.

"Iya berjalan sangat lancar tanpa hambatan walaupun semua badan ku remuk seperti di makan ular besar atau ditiban sesuatu."

"Kalau begitu terima tawaran ku sayang," ucap Prince.

"Wait, tawaran yang mana?" tanya Dafina sambil mengingat-ingat.

"Tawaran untuk kau berhenti menjadi seorang idol."

"Kalau tawaran yang itu aku tidak mau Prince. Kalau aku berhenti menjadi idol bagaimana kelangsungan hidup ku?"

"Walaupun kamu berhenti jadi idol, kamu masih menjadi brand ambassador dan model dari berbagai produk terkenal. Selain itu ada aku, kamu cukup seperti itu dan mengurus rumah."

"No thanks. Aku tidak mau menjadi beban mu, walaupun aku tau kalau harta mu tidak akan habis untuk menghidupi kelangsungan hidup ku apalagi dirimu seorang Trillionaire Billionaire muda no.1 di dunia. Siapa sih yang tidak mengetahui seorang Prince Charming De Luca Mackenzie putra dari Syrena De Luca & Syrekar Mackenzie." Dafina menghembuskan nafasnya. "Aku mau menjadi wanita karir dan sukses itu pun dari hasil usaha sendiri tanpa bantuan dari siapa pun."

"Baiklah, aku tidak akan memaksa mu lagi. Kapan kamu pulang ke Korea? Ara kangen pada mu."

"Bulan depan, ah iya dimana Ara? Sudah tidur kah dia? Aku kangen sekali dengan gadis cantik ku itu."

"Ara sudah tidur, kamu tidak kangsn sama aku?" tanya Prince kesal.

"Kangen sama kamu? Seperti tidak, lagian buat apa aku kangen sama kamu sementara kamu tidak kangen sama aku. Aku tidak suka yang namanya sepihak, Prince."

"Hey, kata siapa aku tidak kangen kamu?" Bantah Prince.

"Kau sendiri yang bilang," jawab Dafina acuh.

"What? Me? Kapan aku bilang seperti itu?"

"Oh ayolah Prince kamu belum setua itu sampai lupa sendiri dengan ucapan mu." Dafina memutar bola matanya kesal.

"Tapi sungguh aku tidak bilang bahwa aku tidak kangen kamu sayang. Aku sangat-sangat kangen terhadap kamu. I miss u so much."

"Seriosly?"

"Ya."

"Hahaha ya sudah jangan tegang sayang. Aku hanya mengetes mu saja. I miss u too. Oh ya Prince, aku matiin ya soalnya aku sudah mengantuk besok The Queen masih harus tampil di Inggris setelah itu kami berangkat ke Vietnam untuk konser lagi."

"Good night honey. Semoga mendapatkan mimpi indah. I love you."

"Love u too, bye."

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

WAY OF LIFE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang