9. Ternyata

233 14 0
                                    

"Kak ini rumah siapa?" Tanya Reina karena mobil Devano berhenti didepan rumah seseorang

"Wulan" jawab singkat Devano

"Cepet bawa barang barang itu masuk ke rumah Wulan." Perintah Devano masuk ke rumah Wulan terlebih dahulu.

Reina yang baru saja masuk ke rumah Wulan terkejut karna melihat Devano dan Wulan saling berpelukan.

Mereka berdua melepas pelukan itu, Devano membalikkan badan dan menemukan Reina yang terdiam.

"Bawa sini bego lama banget sih."

Reina berlari dengan kesusahan "ini kak."

"Udah sana Lo pulang." Devano mengusir Reina

"Tapi kan gue kesini bareng Lo kak. Gue pulangnya sama Lo juga dong kak ." Reina tidak terima Devano mengusir dirinya

"Gue nginep disini. Udah sana Lo pulang. Jangan buat gue marah anjing." Tegas Devano

Reina pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

*****

"Ck, gue nggak tau jalan pulang lagi." Reina duduk dikursi pinggir jalan

"Gue nggak tau ini dimana. Bego banget jadi orang sih Rei." Gerutunya

Tidak lama kemudian ada satu motor yang berhenti didepan Reina. Reina mendongak untuk melihat siapa orangnya.

"Hai" sapa cowo itu

"Gue Kevin Pradipta Fernandez. Nama Lo siapa?" Tanya cowo itu karna Reina tidak menjawab sapaannya.

Reina hanya diam dan menunduk. Karena ia merasa kesulitan untuk berbicara dengan orang yang belum ia kenal. Apalagi yang mengajak bicara itu laki laki, bisa disebut Reina sedikit trauma dengan yang namanya laki laki.

Karena tidak mendapat respon akhirnya cowo tersebut duduk disebelah Reina.

"Ko nggak jawab sih?Gue nggak jahat loh, gue juga nggak mungkin nyakitin Lo, Reina."

Mendengar namanya, ia pun langsung menegakkan tubuhnya mendapat orang tersebut.

"Tau dari mana Lo nama gue?!"

"Tuh nametag Lo Reina, Lo juga sekolah di SMA Reditama kan." Tunjuk Kevin ke arah nametag Reina

"Anjir jangan liat-liat Lo." Reina menyilangkan tangannya didepan dada

Kevin yang melihat tingkah Reina akhirnya tertawa pelan.

"Nggak minat gue sama yang begituan."

"Lo gay?" Spontan Reina. Kevin memukul pelan kepala Reina. Walaupun pelan tapi Reina tetap saja mengaduh kesakitan

"Sembarangan Lo kalau ngomong. Gue bukan gay. Gue yang nggak tertarik sama tubuh Lo itu."

"Yah lagian tadi Lo bilang nggak tertarik, jadi gue pikir Lo gay. Maaf yah" jawab Reina merasa tidak enak

"Santai aja lah. Nama panjang Lo siapa?" Tanya Kevin karena di nametagnya hanya tertulis Reina M.S

"Reina Meisya Salsabila. Panggil aja Rei."

"Lo ngapain disini?" Tanya Reina

"Gue tadi lewat aja sih tapi liat ada cewe duduk sendirian dipinggir jalan kayak orang gila. Jadi Gue kesini deh memastikan beneran orang gila atau bukan. Ternyata benar emang orang gila." Jelas Kevin dengan terkekeh

"Bangsat Lo." Sinis Reina

"Lo kenapa disini sendirian?"

"Gue mau pulang tapi gue nggak tau jalannya."

Mendengar itu seketika Kevin tertawa keras. Karena ditertawakan oleh Kevin, dengan sigap Reina memukul keras lengan Kevin.

"Aduh sakit Rei. Ganas banget Lo anjir. Ayo gue antar pulang." Kevin bangkit dari duduknya

"Ogah ntar Lo culik gue lagi."

"Nggak ada yang mau culik orang kayak Lo Rei. Badan Lo kecil begitu kalau dijual dapet berapa coba."

"Hmm, yaudah ayo antar gue pulang." Reina berdiri dan melangkah menuju motor milik Kevin.

*****

"Makasih udah nganterin gue pulang." Karena lelah Reina langsung berbalik arah dan melangkah memasuki rumahnya

"Eh Rei tunggu anjir." Kevin berlari menghampiri Reina

"Gue boleh minta nomor WhatsApp nggk?" Tanya Kevin

"Nggak. Besok kapan kapan aja kalau ketemu lagi. Gue nggak suka bagi-bagi nomor WhatsApp gue ke orang yang nggak gue kenal."

"Tapi kita kan udah kenalan tadi."

"Ish ya kan kita baru kenal beberapa menit lalu Kevin, bahkan belum ada satu jam kita kenalan. Besok aja yah kalau ketemu lagi. Maaf."

"Yaudah semoga kita ketemu lagi."

"Iya hati hati dijalan." Kevin hanya tersenyum dan mulai meninggalkan rumah Reina.

*****

Pagi harinya Reina bersiap untuk berangkat ke sekolah bersama Abangnya. Tapi mungkin Reina pagi ini tidak jadi lagi untuk berangkat bersama Rey. Karena baru saja Devano datang kerumah Reina.

"Ayo Rei berangkat." Ajak Devano

"Tapi kan sekarang gue udah nggak jadi babu Lo lagi kak. Kenapa kesini?" Reina bukannya naik ke motor Devano melainkan bertanya tujuan kedatangan Devano.

"Kan sekarang Lo pacar gue Rei. Udah ayo berangkat ntar telat lagi."

Mereka berdua menjadi pusat perhatian saat sampai di sekolah. Banyak cibiran dari para fans Devano. Namun Reina tidak mendengarkan ucapan mereka semua. Ia memilih mendengarkan musik melalui earphone. Sesuai dengan saran Arya.

Devano mengantarkan Reina sampai ke depan pintu kelas Reina. Sebenarnya Reina sudah melarang Devano untuk mengantarkan dirinya. Tapi memang dasarnya si Devano itu keras kepala, jadi Devano tidak menuruti ucapan Reina.

"Belajar yang bener. Jangan mikirin gue terus loh."

"Hm." Reina hanya berdehem

"Lo bawa bekal kan?Istirahat ke rooftop aja yah. Gue tunggu." Devano melangkah meninggalkan kelas Reina

" Rei Lo beneran pacaran sama kak Devano?" Tanya Alya saat Reina baru saja duduk.

"He'em"

"Lo nggak curiga gitu ke kak Devano?" Tanya Elisa membuat mereka bertiga langsung menoleh ke Elisa.

"Curiga kenapa Sa?" Bingung Lina

"Yah mungkin aja kan kak Devano cuma main main sama Reina. Kan selama ini dia jahatin Lo terus."

"Kalo dia main main sama gue. Yaudah lah, nggak buat gue rugi juga." Santai Reina

"Nggak rugi gimana Rei. Kalau Lo suka sama dia terus dianya ninggalin Lo gitu aja gimana?!" Nada bicara Elisa mulai meninggi.

"Lo tinggalin Devano aja Rei. Gue gak mau Lo sakit hati." Lanjut Elisa

"Kok Lo gitu sih Sa. Kan yang jalanin Reina. Terserah Reina lah."protes Lina

"Udah kenapa kalian jadi ribut sih. Nggak bisa diem apa!." Hardik Alya. Seketika Reina,Elisa dan Lina terdiam.

"Nah diem gini kan enak. Sekarang gue mau ngomong serius. Masalah masa depan gue nih."

"Lo mau nikah?" Tanya Reina

"Astagfirullah Ya, Lo masih sekolah udah mau nikah aja." Lina menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya

"Anjir dengerin dulu. Gue belum ngerjain PR anjir. Mana buku kalian."

"Hah?! Pe er?Gue juga belum ngerjain anjir. Mana buku Lo Lin,Rei." Elisa gelagapan menyadari bahwa dirinya belum mengerjakan PR.

REINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang