"shh Vin pelan pelan."
"Maaf maafin kevin. Tapi ini udah pelan Rei. Kalau Kevin pelanin lagi nanti lama banget nggak selesai-selesai. Kevin nggak mau Reina kesakitan terus." Sahut Kevin
"Hiks udah Vin, sakit gue nggak tahan." Reina mencengkram bahu Kevin dengan tangan lemasnya.
"Jangan gerak-gerak Rei, tenaga Rei nanti habis. Biar Kevin aja yang gerak Rei diem aja." Gerutu Kevin menatap Reina "sakit banget?" Lanjutnya
"Hiks iya Vin. Jangan dilanjut ya." Pinta Reina dengan wajah melas
"Iya iya nggak dilanjut ko. Sekarang masuk, kasian Farhan udah nunggu dari tadi."
Setelah Reina dan Kevin masuk, ada rasa lega dihati Reina walaupun sedikit. Tapi jantung Reina kembali berdetak kencang saat Kevin menatapnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas sekolah miliknya
" Vin katanya nggak dilanjut. Kenapa Lo ambil itu" Reina menatap cemas Kevin dengan tatapan mata sayu
"Cuma sebentar Rei. Ini nggak bakalan sakit ko. Lo tenang aja." Reina hanya menurut dan membiarkan Kevin mendekatinya.
Kenapa Kevin kembali memakai gaya bahasa Lo-gue? Karena Kevin memang hanya bersikap seperti anak kecil hanya beberapa menit dan paling lama yaitu sekitar satu jam.
"Shh Vin jangan yang itu,leher gue sakit hiks" ujar Reina kembali meringis
"Ck diem sebentar Rei, nanti juga nggak sakit lagi ko. Biar Rei bisa kuat sampai nanti."
"Tapi pelan-pelan Vin, gue nggak sanggup lagi."
"Udah Rei. Udah nggak sakit lagi kan Rei? Jangan nangis lagi, gue nggak suka." Ucap Kevin menatap mata Reina yang berlinang air mata
"Kalian bikin telinga gue terganggu. Cuma obatin luka aja sampai berisik banget. Inget masih ada gue disini." Cibir Farhan yang ada dikursi kemudi tapi pandangan masih tetap fokus ke jalan.
"Hehe maap Far. Ini Reina aja yang lebay dan manja, padahal cuma di bersihin darahnya, terus di obati sama di perban." Kevin ikut ikutan mencibir dengan menatap Reina. Padahal tadi ia sangat ketakutan setengah mati melihat Reina lemah tidak berdaya
Reina memalingkan wajahnya dan duduk menjauh dari Kevin lalu memandang jalan lewat jendela mobil.
"Rei Lo kenapa?" Tanya Kevin mulai khawatir karena Reina tidak kunjung berbicara setelah ia mencibirnya. Tidak ada jawaban dari Reina membuat rasa khawatirnya semakin besar.
"Rei kenapa sih? Jangan diem aja dong. Jangan buat gue takut lagi." Lajut Kevin menyentuh bahu Reina tapi langsung ditepis Reina.
Farhan melihat kedua remaja yang ada di bangku penumpang melalui cermin yang ada di mobilnya.
"Kalau udah ditolongin seharusnya Lo tahu diri Rei. Kevin udah nolongin Lo, dia bela-belain dateng kesini cuma mau jemput Lo. Apa kebaikan dia kurang buat Lo? Nggak seharusnya Lo marah sama dia hanya karena Lo dibilang lebay sama manja" Sentak Farhan membuat Reina dan Kevin terdiam.
"Maksud Lo apa Far?" Tanya Kevin dengan nada dingin
"Reina marah karena Lo bilang dia lebay dan manja, bener kan Rei?"
"Bukan. Bukan itu yang gue maksud. Kenapa Lo tadi bilang Reina harus tahu diri? Gue kesini karena gue mau nolongin Reina dan itu kemauan gue sendiri jadi jangan ungkit-ungkit tentang kebaikan gue ke Reina!" Tegas Kevin
"Serah Lo aja deh Vin." Sahut malas Farhan
"Kevin,Farhan nggak salah. Gue emang harus tahu diri, aneh banget gue marah sama Lo cuma karena bilang gue lebay sama manja. Padahal emang gue tadi lebay banget. Seharusnya gue berterimakasih sama Lo bukan marah." Ujar Reina menatap Kevin
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...