Baru saja Reina bersiap untuk melakukan maraton anime karena sekarang adalah malam Minggu. Namun ada sesuatu yang mengganggu waktunya, Handphone yang berada di atas malas terus bergetar sendari tadi, padahal Reina sudah mengabaikan telpon tersebut.
"Siapa sih telpon malming gini, mau maraton anime juga kenapa ada yang ganggu." Decak Reina
"Hah kak Devano?Mampus gue nggak angkat dari tadi." Seru Reina merutuki kelakuannya yang tidak peduli dengan telpon tadi.
"Ingat Rei jangan sampai ngomong kata 'kak'."Reina menormalkan detak jantung sebelum mengangkat telpon dari Devano
"Assalamualaikum Devan. Kenapa telpon jam segini?" Tanya Reina
"Waalaikumsalam. Ini baru jam setengah tujuh Rei. Kenapa baru angkat telfon aku?" Terdengar jelas suara Devano yang sepertinya kesal dengan Reina
"Anu itu ka-a" Reina berhenti berucap
"Kenapa Rei?" Tanya Devano dengan nada suara yang masih kesal
'anjir hampir aja keceplosan untung dia nggak denger' ucap Reina dalam hati
"Ini Van aku mau nonton anime mumpung malam Minggu." Ujar Reina jujur
"Kamu mau nggak jalan-jalan?"
"Tadi aku liat ada pasar malam. Kamu mau nggak kesana? Aku kerumah kamu sekarang yah. Assalamualaikum." Lanjut Devano tanpa menunggu jawaban dari Reina. Ia langsung menutup telfonnya.
Reina beranjak dari kasurnya berjalan menuju lemari. "Aduh pake baju apaan nih. Nggak ada baju lagi." Bingung Reina. Padahal Reina memiliki dua lemari baju yang semuanya penuh dengan baju bajunya.
KAK DEVANO
•Aku udah didepan rumah kamu
• Udah siap belum?
• Aku masuk ke rumah kamu yh? Minta izin dulu sama orang tua kamuRei.M.S
•Nggak usah kak masuk Dev.
•Aku udah izin orang tua aku kok
•Tunggu didepan aja."Ma aku keluar yah mau jalan-jalan." Pamit Reina
"Pulangnya jangan lewat dari jam setengah sepuluh." Reina hanya mengangguk dan melangkah keluar dari rumah.
"Ayo Van berangkat." Reina menaiki motor Devano dan menepuk pundaknya.
"Kalau kamu belum peluk aku, motornya nggak mau jalan katanya Rei." Perkataan Devano membuat pipi Reina memerah.
"Ko bullshing sih Rei peluk aku cepet." Reina menurut, ia sedikit ragu untuk memeluk Devano.
"Jangan dilepas." Pinta Devano dengan tangannya yang mengelus tangan Reina yang melingkar di perutnya.
*****
Saat sampai di tempat tujuan Reina langsung menarik tangan Devano dan berhenti di kedai es krim.
"Kamu mau es krim nggak?" Tanya Reina. Devano yang ditanya pun hanya menggelengkan kepalanya
"Van kamu bisa nggak main itu. Aku pengin boneka yang warna biru." Tunjuk Reina ke arah permainan tembak
"Kamu nggak bisa yh." Lanjut Reina
"Jangan remehin aku. Aku ini ahli dalam tembak menembak loh."
Devano memainkan permainan itu dengan sangat fokus. Seakan papan berbentuk manusia itu adalah nyata. Tiga kali tembak Devano tepat sasaran.
"Pak saya pilih boneka yang wana biru itu." Devano menunjuk kearah boneka berwarna biru yang digantung. Setelah mendapatkan boneka tersebut, ia menghampiri Reina yang sedang duduk memakan es krim.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...