"Kak Devano?" Reina membuka pintu rooftop dengan hati hati
Devano yang dipanggil pun menoleh ke arah Reina. Dari wajahnya terlihat Devano seperti sedang menahan amarah.
"Duduk." Singkat Devano
" Kenapa manggil aku kesini?" Tanya Reina menatap Devano
"Tadi malam Lo sama siapa?" Tanya balik Devano dengan nada yang tegas
"Itu kak anu hm sama temen." Gugup Reina
"Temen Lo cowo?" Reina hanya mengangguk
"Sejak kapan Lo punya temen cowo?! Bukannya Lo itu takut sama orang yang belum Lo kenal?!!Udah berapa lama Lo temenan sama dia?!!" Pertanyaan beruntun dari Devano dengan suara yang meninggi
"Jawab anjing jangan diem aja!!! Punya mulut itu di gunain yang bener!!"
"Gue kenal sama dia udah tiga hari yang lalu. Gue juga ketemu sama dia udah dua kali." Jawab Reina sambil menundukkan kepalanya
" Lo baru ketemu dia dua kali Reina. Kenapa Lo biarin dia masuk rumah Lo. Nyokap sama Abang Lo juga nggak dirumah. Kalau dia apa-apain Lo gimana anjing. Punya otak itu gunanya buat apa sih Rei?!!!"
" Kalau Lo kenapa-napa gue yang disalahin bego. Gue nggak mau ngurusin Lo setiap waktu Rei.!!!"
"Maaf kak. Dia itu bukan orang jahat. Dia itu udah nolong gue dua kali. Dia juga nggak seburuk apa yang Lo pikirin kak. Jangan bicara yang nggak bener tentang dia"
"Siapa yang suruh kakak ngurusin gue? Gue juga nggak butuh kak Devano setiap waktu. Kalau kakak mau pergi terserah. Gue nggak peduli!!"
"Lo udah berani ngelawan gue yah!!" Devano menarik tangan Reina mendorong tubuh Reina sampai menabrak dinding.
"Kak sakit." Reina meringis karna cengkraman tangan Devano sangat kuat.
"Jadi cewe itu nurut. Lo itu pacar gue dan Lo harus nurut sama gue Reina!!"
"Gue bukan budak Lo kak. Gue gak mau!!" Reina memberontak. Dengan geram Devano memberi Reina sebuah tamparan di pipi. Walaupun tidak terlalu keras tapi tetap saja membuat pipi Reina memerah dan sakit
Reina yang ditampar pun mulai mengeluarkan air mata. Devano yang menyadari atas apa yang diperbuatnya segera melepaskan cengkraman di tangan Reina. Pergelangan tangan Reina terlihat merah karna cengkraman tangan Devano tadi.
"Rei maaf gue nggak bermaksud nampar Lo. Rei maaf" Devano menangkup wajah Reina dan membawa Reina kedalam pelukannya.
" Hiks jangan marah kak gue takut liat Lo marah."
"Iya gue nggak akan marah lagi Rei. Maaf gue udah nampar Lo tadi. Jangan nangis." Reina hanya mengangguk.
"Oh iya Lo udah makan belum?" Tanya Devano
"Belum"
"Tadi pagi bunda bikin brownies nih buat Lo." Devano menyerahkan kotak berisi brownies buaya bundanya
"Makasih."
"Hari ini Lo sibuk nggak? Bunda pengin ketemu Lo. Katanya kangen banget."
"Tapi gue malu kak. Udah lama nggak ketemu bunda."
"Nggak usah malu kan ada gue. Nanti gue tunggu diparkiran."
"Iya kak."
*****
"Kak ini beneran jadi kerumah kakak?" Tanya Reina
" Jadi lah Rei. Bunda udah kangen banget sama Lo. Lo nggak mau ketemu bunda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...