" Sayang bangun udah jam lima loh. Sholat subuh dulu yuk." Ujar Devano
"Eungh iya Devan ini udah bangun kok." Jawab Reina masih menutup matanya
"Kalau kamu nggak bangun juga aku cium nih." Ancam Devano membuat Reina langsung bangun dan terduduk.
"Sana wudhu dulu nanti gantian."
"Gendong" ucap Reina merentangkan tangannya dan Devano langsung menggendong tubuh Reina seperti koala.
"Devan sholatnya sendiri sendiri atau kamu jadi imam?"
"Kalau lagi sama aku, aku yang jadi imam. Sekalian belajar jadi imam kamu, biar besok kalau kita udah nikah, kita sama-sama nggak gerogi." Balas Devano membuat pipi Reina bersemu merah.
Mereka berdua melaksanakan ibadah sholat dengan Devano menjadi imam dan Reina menjadi makmumnya. Bahkan Devano sampai memimpin doa setelah sholat subuh. Hanya satu yang ada dibenak Reina saat ini. Sejak kapan Devano bertaubat?
"By" panggil Devano
"Huh iya kenapa?" Kaget Reina bukannya menjawab Devano malahan menjulurkan tangannya didepan Reina.
Reina yang mengerti maksud Devano pun mearik tangan Devano lalu menciumnya.
Cup
Tidak. itu bukan suara dari ciuman yang Reina berikan ditangan Devano. Melainkan ciuman dari Devano yang mendarat dikening Reina.
"Belajar dulu." Seru Devano lagi-lagi membuat pipi Reina memanas.
"Udah ish malu tau."
"Haha iya iya nggak aku lanjutin ko. Sekarang kamu mau sarapan apa? Biar aku aja yang masak."
"Masa kamu yang masak sih. Kamu kan cowo seharusnya aku yang masak."
"Biar bisa jadi suami yang baik buat kamu besok. Kalau besok kamu sakit kan aku juga yang masak. Jadi sekarang kamu cobain dulu makanan buatan aku. Kamu mau sarapan apa?" Ulang Devano
"Ehm nasi goreng, kamu bisa masaknya?"
"Bisa. Mau makanan tersulit pun aku akan coba buat, kalau itu kamu yang minta."
"Devan kamu diajarin siapa sih gombal gombalan gini. Dari kak Reza nih pasti."
"Nggak ko. Kata-kata itu keluar aja dari mulut aku karena desakan dari hati. Hati aku bilang gini 'mulai saat ini harus buat Reina bahagia jangan pernah buat dia sedih lagi' hati aku bilang gitu loh. Tapi tenang aja, aku akan tanggung jawab kalau kamu baper."
"Nyenyenye udah deh kamu diem aja, aku nggak kuat denger kalimat kamu yang tergolong untuk orang-orang romantis gini."
"Hahaha yaudah kamu tunggu di meja makan aja sana."
Reina menurut dan duduk di kursi disebalah meja makan. Tidak mungkin kan dia duduk di meja.
Baru saja duduk, bahkan belum ada lima menit ia duduk, suara bel apartemen Devano berbunyi. Reina melihat Devano yang ada didapur seperti akan menghampiri pintu apartemennya.
"Biar aku aja yang buka. Kamu lanjutin masaknya aja." Cegah Reina lalu melangkah ke pintu masuk apartemen dan perlahan membukanya.
"ASSALAMUALAIKUM WAHAI CALON PENGHUNI SURGA." Teriak tamu tersebut. Siapa tamu yang datang di pagi hari yang masih segar ini? Dan kenapa tanpa dosanya berteriak setelah Reina membuka pintu?
"Waalaikumsalam. Jangan teriak bisa nggak sih?" Geram Reina
"Hehe maaf Rei. Devano mana?" Tanya orang itu
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...