Hari terakhir di Bali, mereka bersembilan berniat akan mengadakan acara bakar-bakaran.
"Jadi yang mau kepasar siapa?" Tanya Andra
"Biar gue sama Reina aja. Yang lain bisa siapin acara di villa ini." Ujar Devano
"Gue ikut mereka." Sahut Arya
"Yaudah jadi kalian bertiga yang belanja bahan bahan buat Bakaran."
Devano,Reina dan Arya melangkah keluar villa dan menuju mobil yang tersedia di villa itu.
"Rei Lo duduk didepan sama gue." Pinta Arya yang akan mengemudikan mobil.
"Eh nggak nggak, enak aja Lo sebelahan sama pacar gue. Reina dibelakang sama gue. " Tolak Devano
"Gue bukan supir Lo. Jadi biar Reina sama gue."
"Udah-udah jangan ribut lagi. Devan kamu duduk aja didepan sama kak Arya biar aku yang dibelakang." Reina masuk ke dalam mobil di kursi bagian penumpang. Sedangkan Devano pasrah duduk bersebelahan dengan Arya.
"Kita beli apa aja Rei?" Tanya Arya saat sudah sampai dipasar.
"Daging ayam, daging sapi, cabai, bawang merah,bawang putih, sayuran buat nanti siang sama besok,jagung. Bumbu buat bakar-bakaran pakai yang instan aja, nanti beli di minimarket depan pasar tadi aja. Gimana kak?"
"Gue setuju." Jawab Arya dengan senyum manisnya. Sedangkan Devano merasa kesal karna dikacangi oleh kedua orang yang berbeda gender ini. Ia lebih memilih memainkan handphonenya.
"Kalian belanja dipasar gue ke minimarket didepan aja gimana? Biar cepet pulang." Saran Devano
"Aku sama kak Arya yang dipasar? Kenapa aku nggak sama kamu aja?" Tanya Reina
"Kamu sama Arya aja. Aku sekalian mau numpang ke toilet disebelah minimarket itu. Kamu WhatsApp aku aja apa yang perlu aku beli di minimarket." Devano melangkah meninggalkan mereka berdua.
"Yaudah ayo cari yang mau dibeli Rei." Ucap Arya
Mereka berdua segera memilih barang yang akan mereka beli supaya cepat selesai dan segera keluar dari pasar. Karena di pasar terasa sangat panas padahal tidak banyak orang yang sedang berbelanja tapi tetap saja panas.
Sedangkan disisi lain Devano sudah menyelesaikan tugasnya membeli apa yang dibutuhkan. Sekarang Devano sedang duduk berdua dengan Bella disalah satu bangku didekat minimarket tersebut.
"Lo masih pacaran sama si Reina itu?" Tanya Bella
"Hmm masih. Belum dua bulan gue pacaran sama dia."
"Lo sayang nggak sih sama gue Re?"
"Gue sayang sama Lo Bella Saphira Claudi." Devano memajukan wajahnya mendekati Bella. Ia langsung meraup bibir Bella. Devano tidak perlu takut akan terlihat orang lain, karena tempat mereka duduk tertutup oleh pepohonan rindang disetikarnya. Bahkan hanya satu atau dua orang yang lewat.
"Gue juga sayang Lo Devano Kenzie Reditama." Balas Bella setelah ciuman mereka terlepas.
Tidak jauh dari mereka ada dua orang yang melihat adegan tersebut. Mereka adalah Arya dan Reina. Bagaimana keadaan hati kalian saat melihat pacar kalian sendiri bercumbu dengan wanita lain tepat didepan mata. Sangat sakit bukan? Sekarang yang Reina rasakan seperti ada ribuan jarum yang tertancap dihatinya. Ingin sekali Reina menangis, tapi sebisa mungkin Reina menahannya.
Arya yang melihat Devano dan Bella sedang berciuman pun ingin menghampiri mereka. Tapi Reina menahan tangannya.
"Jangan disamperin kak. Kita ke mobil aja yuk." Reina menarik Arya menuju mobil. Mereka berdua menunggu kedatangan Devano didepan mobil.
"Maaf yah lama tadi ngantri panjang banget dikasir." Ujar Devano saat didepan Reina dan Arya.
"Ayo pulang udah mau siang nih keburu panas."
Perjalanan mereka untuk pulang ke villa sangat sepi. Tidak ada yang membuka suara, Devano yang sedang bermain handphone, Reina yang memandangi jalan lewat jendela mobil yang dibuka lebar dan tentunya Arya sedang mengemudikan mobil.
*****
"Woy kak Revan bantuin kita lh jangan cuma liatin doang." Teriak Elisa
"Gue bantu doa aja udah cukup Sa."
"Bantuin bego. Capek gue angkat angkat barang dari dapur. Sekarang gantian Lo sana." Reza menarik Revan supaya berdiri
"Gue cape Za." Rengek Revan
"Heh Bambang Lo dari tadi cuma duduk. Kalau Lo nggak mau bantuin Lo nggak boleh ikut makan." Pekik Andra
"Ck iya iya ini gue juga mau bantuin."
Acara bakar membakar pun berlangsung ada yang sedang membakar ada juga yang sedang menikmati apa yang baru saja di, seperti sate ayam, sate sapi, sate sosis,sate bakso.
Saat mereka semua sedang menikmati makanan dan tinggal tersisa beberapa sebuah suara membuat beberapa dari mereka tersedak.
"Lo kenapa tadi ciuman lagi sama Bella di belakang minimarket?" Tanya datar Arya
"Hh siapa Ar? Devano?" Tebak Andra
"Siapa lagi yang lagi selingkuh selain dia?" Remeh Arya menatap sinis Devano
"Kata siap gue ciuman sama Bella? Gue nggak ciuman sama dia, gue juga nggak ketemu dia disana." Kilah Devano dengan raut wajah yang biasa saja bahkan terlihat sangat santai.
"Gue sama Reina liat sendiri." Perkataan Arya membuat semua pandangan mengarah ke Reina yang sedang menunduk
" Lo liat Devano cipokan Rei?!" Pekik Revan. Sedangkan yang ditanya hanya diam tidak merespon.
"Udah udah jangan liatin Reina terus. Mending sekarang Lo pergi sama Reina. Selesaikan masalah Lo ini." Saran Andra
"Nggak. Kalau Devano apa-apain Reina gimana Ndra!! Jangan pergi sama dia Rei!!" Sentak Arya
"Kak Arya. Sepertinya saran dari kak Andra bener deh. Ini kan masalah mereka berdua jadi biarin mereka bicarain ini sendiri." Ucap Lina
Reina melangkah meninggalkan mereka diikuti Devano yang berlari menyusul Reina. Mereka berdua kini berada di kursi yang terletak di samping villa. Mereka berdua terdiam cukup lama hingga akhirnya Devano membuka suara.
"Kamu lihat aku sama dia?" Tanya Devano lirih, ia meresa tidak enak dihatinya.
"Reina maafin aku. Aku cuma main-main sama dia Rei. Aku beneran nggak pacaran sama dia. Aku nggak selingkuh. Aku harap kamu percaya sama aku Rei." Kata Devano memegang tangan Reina
"Aku percaya sama kamu ko." Sahut Reina dengan senyumnya
"Sudah sampai mana kamu sama dia?" Lanjut Reina.
"Aku sama dia cuma ciuman Rei. Sumpah aku nggak bohong, aku juga belum sempat pacaran sama dia."
"Belum sempat? Berarti kamu ada niatan buat jadiin dia pacar baru kamu?" Seru Reina terdengar pelan namun mampu membuat Devano menegakkan tubuhnya.
"Nggak gitu Rei. Nggak pernah aku berfikir buat selingkuh dari kamu. Kamu nggak percaya sama aku?"
"Aku percaya sama kamu ko." Jawab Reina tersenyum menghadap Devano.
"Kamu maafin aku kan?" Lagi lagi Reina mengangguk sembari tersenyum
"Setiap hubungan pasti ada cobaannya. Masalah ini juga termasuk rintangan dalam hubungan kita. Tapi aku mohon jangan di ulangi lagi. Aku nggak tau besok-besok mau maafin kamu atau nggak. Untuk kali ini aku percaya sama kamu."
"Makasih Reina. Aku sayang banget sama kamu. Jangan tinggalin aku. Aku nggak mau." Ujar Devano dengan menarik tubuh Reina kedalam pelukannya
"Iya aku nggak akan tinggalin kamu. Aku boleh minta sesuatu nggak?" Tanya Reina, dan Devano mengangguk.
"Jauhi Bella."
"Aku akan jauhin Bella mulai seekarang. Tapi kamu jangan tinggalin aku." Reina mengangguk dan kembali mengeratkan pelukannya
'semoga keputusan gue benar.' batin Reina
Jangan lupa vote dan komen part ini 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...