" Rei" panggil Devano
"Hmm? Kenapa kak?"
"Kok Lo diem aja sih nggak kayak kemaren sama temen Lo itu. Lo keliatan bahagia banget kalau sama dia."
"Dia selingkuhan Lo?" Tanya Devano menatap Reina dengan tatapan mengintimidasi.
"Selingkuh? Gue nggak selingkuh kak!" Reina meninggikan suaranya. Ia tidak terima dengan pertanyaan dari Devano.
"Ko Lo marah sih. Lo beneran selingkuh sama dia?! Jawab!!"
"Gue sama dia cuma temenan kak. Nggak lebih. Lo nggak percaya sama gue?"
"Jelas gue nggak percaya. Lo sampai sekarang pun nggak punya temen cowok. Kenapa tiba tiba Lo deket sama cowok?"
"Karna dia udah nolongin gue kak. Dia itu baik. Udah lah males gue ngomong sama Lo."
Reina pergi menuju kamarnya. Ia sangat malas berbicara dengan Devano yang seolah olah Devano lah yang paling benar.
Devano menatap kepergian Reina. Tidak seharusnya ia menuding yang tidak tidak tentang Reina. Devano segera mengikuti Reina menuju kamar.
Pintu kamar Reina tidak tertutup. Setau Devano, Reina enggan menutup pintu kamar karna dirinya takut. Entah apa yang Reina takuti Devano tidak mengetahui itu.
Devano memeluk tubuh Reina yang sedang diatas kasur. Reina yang tiba tiba dipeluk devano pun langsung membuka matanya.
Ia ingin menyingkirkan tangan Devano yang melingkar di perutnya, tidak ingin terjadi sesuatu. Apalagi mereka hanya berdua di rumah.
"Kak lepas!!"
"Nggak. Gue pengin peluk Lo lagi. Gue kangen Lo Rei." Devano mengeratkan pelukannya.
"Kak kita dirumah cuma berdua jangan aneh aneh. Kakak tidur di kamar sebelah aja." Reina waswas karna Devano mengecup lehernya.
"Gue nggak bakal aneh-aneh Rei. Tenang aja. Gue cuma pengin tidur sama Lo."
"Tap__"
"Percaya sama gue Rei. Sekarang tidur by." Reina hanya bisa mengangguk. Mereka akhirnya tertidur dengan Reina yang membelakangi Devano dan Devano tetap memeluk tubuh Reina.
*****
"Kak bangun. Udah pagi nih sholat dulu sana." Reina menepuk nepuk lengan Devano.
"Rei ini masih pagi banget. Lima menit lagi yah."
"Udah kak cepat bangun."
"Ck iya iya."
Setelah melaksanakan ibadah sholat. Devano menghampiri Reina yang sedang menonton tv.
"Udah besar masa nontonnya Doraemon sih."
"Biarin lah daripada nonton horor."
"Joging aja yuk Rei. Mumpung hari Minggu, Lo pasti nggak pernah joging kan." Tebak Devano
"Males gue kak."
"Ganti baju atau gue yang gantiin."
"Ish iya iya bentar."
*****
"Kak berhenti dulu. Capek gue, Lo cepet banget jalannya sih."
"Astaga Rei belum ada setengah jam Lo udah capek? Bukannya ekskul bola voli ada pemanasan lari?"
"Gue nggak ikut ekskul itu lagi kak."
"Sejak kapan Lo nggak ikut ekskul itu kan Lo suka banget bola voli kenapa berhenti?" Tanya Devano
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...