39. Dijauhi

167 4 0
                                    

"eungh" guman Reina setelah membuka matanya. Tidak ada yang bisa Reina lihat sekarang, semua gelap.

"Huh bau ini?susu Vanila?" Ucap Reina lalu ia merasa sangat mual setelah mencium aroma susu vanila tersebut.

"Ternyata Bitch ini udah bangun." Ujar seseorang di balik kegelapan,suara itu terdengar jelas bahwa itu adalah suara perempuan. Namun tidak lama kemudian ruangan menjadi terang karena lampu diruangan dinyalakan.

"Brengsek" sentak Reina saat melihat apa yang ada dibawah kursinya. Dibawahnya kini sangat banyak cacing dan tubuhnya berlumuran dengan susu vanila hal itu membuat Reina langsung memuntahkan isi perutnya.

"Hai Lo nggak apa apa? Lo sakit?" Tanya orang tersebut dengan nada yang dibuat-buat

"Mau Lo apa anjing?! Lepasin gue brengsek!!" Teriak Reina

" Gue cuma mau buat pelajar ke Lo. Kalau gue lepasin Lo sekarang gue masih belum puas liat Lo tersiksa."

"Lo takut banget sama dua hal itu kan? Hahaha ternyata Lo jadi cewe lemah banget ya." Lanjut orang itu terkekeh

"Please lepasin gue. Bilang sekarang apa mau Lo!! Gue akan turutin permintaan Lo itu!!" Reina masih terisak dan merasakan mual kembali

"Gue cuma mau Lo menderita Rei. Kenapa hidup Lo terlalu sempurna. Lo punya pacar yang sesuai dengan apa yang Lo inginkan. Lo  selalu bahagia, Lo punya sahabat yang setia sama Lo. Lo punya keluarga yang harmonis. Gue mau Lo ngerasain apa itu penderitaan. Cuma itu yang gue mau! Lo menderita, cuma itu permintaan gue!!" Teriak orang tersebut

"Lo bisa kan turutin permintaan gue itu?!" Lanjutnya

"Hidup gue nggak sempurna. Lo nggak tau hidup gue sebenarnya!!" Ucap Reina ikut berteriak

"Lo masih berani teriak? Lo mau gue tuang cacing ini ke rambut Lo?" Orang tersebut mengangkat ember yang berisi banyak cacing. Orang itu melangkah mendekati Reina namun baru ditengah tengah langkahnya ada suara dobrakan dipintu rusak ruangan ini.

Orang itu langsung berlari meninggalkan Reina sendirian. Tidak tidak, Reina tidak sendirian. Masih ada banyak cacing bahkan sekarang jumlahnya bertambah setelah orang tadi tidak sengaja menumpahkan cacing itu. Melihat cacing itu menggeliat membuat Reina kembali memuntahkan isi perutnya.

"Reina!!" Teriak orang yang datang dari arah pintu lalu berlari menghampiri Reina.

"Hiks Al tolongin gue, gue takut hiks"  tangisan Reina semakin menjadi

"Tenang Rei gue akan selamatkan Lo sekarang juga." Ucap Aldebaran lalu membopong tubuh Reina menjauh dari para cacing cacing itu. Namun Reina masih saja menangis keras.

"Hei udah nggak ada cacing lagi disini Rei. Lo tenangin diri lo, sekarang kita kembali ke tempat camping." Ujar Aldebaran lalu berjongkok  didepan Reina. " Naik Rei" lanjut Aldebaran

"Al baju gue banyak susu vanilanya. Gue nggak suka, baju Lo nanti juga pasti kotor karena susu vanila dibaju gue."

Aldebaran membalikkan badan dan membuka jaketnya lalu memasangkan ditubuh Reina dan memasangkan sebuah kain untuk menutupi hidung Reina supaya tidak mencium bau susu vanila itu lagi. "Lo pakai itu aja. Sekarang naik" ulang aldevan dan Reina langsung menaiki punggung Aldebaran

"Gue berat ya Al?" Tanya Reina saat ditengah perjalanan

"Nggak. Lo sama sekali nggak berat malahan Lo kaya semut nggak ada beratnya sama sekali." Kekeh Aldebaran membuat Reina cemberut

" Lo kenapa bisa ditempat tadi Rei? Padahal itu lumayan jauh dari tempat camping." Ujar Aldebaran

"Gue nggak tau. Tadi gue mau balik ke tenda tapi tiba tiba ada orang dateng ke gue terus bekap gue dan setelah itu gue nggak sadar." Jelas Reina " ko Lo tau gue disitu?" Tanya Reina

REINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang