" Ck gue mau pulang." Teriak Reina menatap kesal Kevin dan Aldebaran yang sedang asik bermain game di handphone masing-masing
"Kan tadi dokter udah bilang, Lo pulangnya besok pagi Rei." Ucap sebal Kevin
"Tapi gue bosen disini terus. Kalian juga daritadi main game terus."
"Yaudah Lo pulang nanti malam. Kalau pulang jam segini masih panas, males gue." Sahut Aldebaran dengan pandangan masih tertuju ke layar handphonenya.
Keadaan kembali hening hanya ada suara dari handphone milik Kevin dan Aldebaran yang masih berlanjut bermain game.
"Vin gue laper. Beli makanan dong,gue mau martabak." Pinta Reina setelah jengah melihat kedua orang itu tidak henti hentinya bermain game.
"Lo nggak boleh makan sembarangan Rei. Nanti sore juga ada suster yang kesini bawain makanan. Lo tunggu aja bentar lagi." Jawab Kevin
"Gue nggk suka makanan rumah sakit" guman Reina namun tidak didengar oleh kedua orang yang berada satu ruangan bersamanya. Ia mengubah posisi menjadi meringkuk lalu menutupi semua badannya dengan selimut.
*****
"Makasih udah mau nganterin gue pulang." Ujar Reina saat turun dari mobil Aldebaran
"Sama-sama Rei." Balas Aldebaran
"Nggak ditawarin masuk nih?" Sindir Kevin yang masih duduk dibangku sebelah Aldebaran
"Kalian pasti capek jagain gue terus, mending kalian istirahat di rumah aja."
"Yaudah kita pulang dulu ya Rei. Assalamualaikum." Aldebaran melajukan mobilnya meninggalkan rumah Reina.
"Waalaikumsalam."
Reina memasuki rumahnya yang terasa sepi. Ia mencari keberadaan mamanya.
"Ma tumben mama di ruang makan malam-malam?" Tanya Reina saat melihat mamanya sedang duduk disalah satu kursi di ruang makan
Ratna memandang Reina lalu menghampirinya. Dengan tatapan yang tidak seperti biasanya.
PLAKK!!
"Ma kenapa mama tampar aku?" Lirih Reina memegangi pipinya yang baru saja ditampar Ratna
"Gara-gara kamu, anak saya kecelakaan untuk kedua kalinya!!" Sentak Ratna
"Siapa yang kecelakaan ma? Kenapa aku yang disalahin?"
"Reyhan,Anak saya kecelakaan karena kamu!"
Mendengar bahwa Reyhan kecelakaan membuat air mata Reina jatuh.
"Bang Rey sekarang dimana ma?"
"Dia di Rumah sakit keluarga Fernandez Kamu mau donorin darah kamu ke anak saya hah?"
"Saya nggak butuh darah dari orang yang sudah membuat anak saya kecelakaan." Lanjut Ratna lalu pergi memasuki kamarnya.
Sedangkan Reina langsung berlari keluar rumah dan menunggu taksi yang sudah ia pesan.
Sesampainya di rumah sakit yang dimaksud mamanya, ia bertanya kepada resepsionis disana, lalu langsung menuju ke ruang rawat Reyhan.
"Bang Rey hiks, kenapa bisa begini?" Tangis Reina pecah setelah duduk dikursi sebelah brankar yang ditempati Reyhan.
"Apa benar gara-gara Reina Abang jadi begini?"
Tangis Reina terhenti saat terdengar suara pintu terbuka. Ternyata yang memasuki ruang rawat Reyhan itu adalah dokter.
"Permisi sebentar saya akan memeriksa keadaan pasien terlebih dahulu." Ucap dokter tersebut.
"Dok apa benar kalau bang Rey kekurangan darah?" Tanya Reina setelah dokter itu selesai memeriksa Reyhan
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...