"Shhh." Erang Reina saat perlahan-lahan membuka matanya. Ia mencoba menggerakkan tangan untuk mengusap tengkuknya yang terasa sangat sakit. Namun tidak bisa, kedua tangannya terikat melebar bahkan kakinya juga terasa diikat dengan sangat kencang.
"Tolong, apa ada orang disana?" Teriak Reina karena keadaan memang sangat gelap dan membuat ia semakin takut.
"Hiks tolong. Siapapun tolong. Gue takut gelap hiks" Ia berusaha melepaskan tangan dan kakinya yang terikat, tapi tetap saja tidak berhasil.
Ctak
Tiba-tiba keadaan menjadi terang setelah lampu diruangan itu menyala. Reina terkejut saat melihat kedua tangan dan kakinya.Kini posisi Reina adalah ia sedang berdiri dengan tangan yang terikat melebar di tiang kayu. Begitu juga kaki Reina yang terbuka lumayan lebar dan diikat ke tiang kayu yang sama pula.
"Hiks please tolongin gue."
"Udah bangun Lo bitch?" Reina seperti mengenal suara itu.
"Alya? Tolongin gue. Tolong lepas ikatan di tangan sama kaki gue Ya." Pinta Reina saat melihat orang didepannya adalah Alya.
"Cih, jangan harap gue lepasin Lo gitu aja."
"Alya Lo__"
"Gue yang udah lakuin ini ke Lo." Potong Alya sebelum Reina selesai bertanya
Terdengar suara pintu terbuka dan memperlihatkan siapa orang yang membukanya.
"Lina, Elisa?" Guman Reina
"Eh princess udah bangun. Sejak kapan?" Seru Elisa yang membawa sebuah kardus
" Baru aja bangun. Barangnya udah semua?"
"Udah semua.Mending kita langsung lakuin itu sekarang, gue udah nggak sabar nih." Ujar Lina menaruh kotak kardus yang ia bawa.
"Tunggu satu orang lagi." Kata Alya
"Kalian kenapa sih? Apa maksudnya semua ini? Siapa yang telpon gue tadi?Kenapa gue tadi liat motor Devan? Dimana Devan?!." Lirih Reina dengan mata yang berair.
" semua ini kita yang rencanain. Lebih tepatnya gue yang punya ide ini." Jawab Alya dengan santainya tanpa peduli dengan hati Reina yang kembali tersakiti karena sahabat.
"Terus yang telpon Lo itu Elisa . Kenapa motornya kak Devano ada disini? karena Lina yang bawa motornya."
"Kenapa kalian jadi gini sih? Bukannya kita udah baikan? Padahal gue mau kembali ke kalian demi persahabatan kita, tapi kenapa kalian jahatin gue lagi? Kenapa hiks?" Ada banyak pertanyaan di benak Reina sampai-sampai ia bingung akan bertanya apa terlebih dahulu.
"Waktu itu hampir aja rencana gue gagal karena Aldebaran, tapi untungnya gue punya otak yang pintar. Jadi gue buat rencana lagi supaya Lo bisa senang-senang dulu terus buat Lo kelelahan lalu baru siksa Lo." Jawab Alya terhenti
"Dan untungnya ketiga orang yang ikut masuk ke rencana awal gue, semua setuju dengan rencana gue yang ini. Lo itu terlalu bego, ternyata mudah banget ya bodohin Lo hahaha." Lanjutnya
"Gue padahal selalu berusaha berbuat sebaik mungkin ke kalian, tapi kalian kenapa tetap jahat ke gue? Gue udah sayang kalian sebagai keluarga gue. Apa kalian nggak bisa kembali jadi sahabat gue hiks?" Lirih Reina berharap ketiga orang didepannya berubah pikiran
"Kita nggak bakalan kembali bersahabat sama bitch. Kita itu sangat sangat benci sama Lo!!" Sentak Elisa mencengkram dagu Reina.
"Lepasin tangan Lo!!" Bentak orang yang baru saja memasuki ruangan itu.
"Devan. Devan tolongin aku, bantu aku Devan." Ucap Reina penuh harapan ke Devano.
"Lo kenapa telat kak? Dia udah bangun dari tadi loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...