Setelah kepergian Reina, Devano kembali duduk disebelah Clara yang sedang minum-minuman beralkohol. Clara seperti sudah mabuk dan Devano memutuskan untuk mengantarkan Clara pulang.
"Kak kamu tidur disini ya? Temenin aku." Pinta Clara saat sudah memasuki kamar dan berbaring di kasur.
"Gue mau pulang Ra. Besok-besok gue tidur disini. Gue pulang dulu ya." Devano mengecup kening Clara lalu pergi meninggalkan rumah Clara.
Baru saja sampai di depan teras rumah Clara, handphone milik Devano berbunyi.
Ada sebuah notifikasi dari orang yang tidak dikenal. Pesan itu berisi video seorang perempuan yang sedang lemas di ranjang dan tidak menggunakan baju hanya ada dalaman saja yang melekat ditubuh perempuan itu.
"Brengsek." Guman Devano segera pergi meninggalkan rumah Clara dan menuju ke tempat yang tertera pada pesan yang baru saja Devano dapatkan.
Devano berlari menuju salah satu kamar di club yang tadi ia datangi. Dengan wajah marahnya Devano langsung membuka pintu kamar nomor 24 dengan kasar.
Bugh!
Bugh!
Bugh!Pukulan bertubi-tubi dari Devano dilayangkan ke seorang laki laki yang berada diatas tubuh perempuan yang sedang menangis.
"Lo ngapain brengsek!!" Devano menarik kerah baju laki laki itu dan menatap tajam orang tersebut
" Gu-gue cuma disuruh orang." Ucap laki laki itu dengan gugup menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Padahal ia lebih dewasa daripada Devano. Tapi ia tidak bisa melawan kekuatan bocah SMA itu.
Baru saja Devano akan bertanya kembali tapi suara Wulan membuatnya langsung membalikkan badan dan menghampirinya. "Dev gue takut hiks." Ujar Wulan
"Tenang Lan. Gue ada disini, maaf gue nggak bisa jagain Lo. Gue ceroboh banget tinggalin Lo sendiri. Wulan maafin gue." Sahut Devano memeluk tubuh Wulan dengan sangat erat.
*****
Waktu istirahat di rumah untuk kelas sebelas sudah selesai, hari ini waktunya bagi mereka kembali bersekolah.
Ada yang membuat Reina sedih sekarang, ia diharuskan duduk dikursi paling ujung di kelas karena Lina tidak ingin duduk bersamanya lagi.
Tidak ada teman yang berada didekatnya. Ia tidak bisa bergaul dengan orang lain dengan cepat. Hanya mantan sahabatnya lh yang bisa Reina dekati. Tapi sekarang mereka semua menjauh, menjadikan Reina sendiri.
"Rei Lo dipanggil Devano, dia bilang kalau Lo harus ke rooftop sekarang." Ujar siswi menghampiri Reina yang sedang melamun memandangi lapangan yang terhalang oleh kaca jendela.
"Makasih" sahut Reina lalu melangkah menuju rooftop.
"Kenapa Van?" Tanya Reina yang baru saja sampai di rooftop dan menemukan Devano yang sedang bersandar di sofa.
"Kesini Lo." Reina hanya menurut, ia mendekati Devano yang sudah berdiri.
PLAAK!!
Sebuah tamparan kasar mendarat mulus di pipi kanan Reina,sudut bibirnya bahkan mengeluarkan darah.
"Lo yang suruh orang buat lecehin Wulan kan?!! JAWAB BITCH!!" Bentak Devano dengan nada murka
"Maksud lo apa sih Van? Gue nggak ngerti apa-apa."
"Lo jangan pura-pura nggak tau."
"Apa alasan gue buat ngelakuin hal itu? Gue nggak ada alasan apapun. Kenapa Lo langsung berfikir kalau itu gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...