Setelah pulang sekolah Reina langsung kembali ke kontrakan untuk berganti pakaian lalu pergi lagi menuju mall tempat Reina dan sahabatnya berkumpul menggunakan motor milik Aldebaran.
"Ko mereka belum datang?" Guman Reina saat melihat jam yang menunjukkan pukul 11.45 WIB.
Reina langsung menghubungi nomor sahabatnya. Tapi tidak ada yang menjawab panggilan dari Reina.
Lina, Elisa dan Alya baru sampai setelah Reina menunggu sekitar empat puluh lima menit didepan mall.
"Maaf Rei kita telat. Gara-gara Alya nih lama banget. Elisa juga tadi belum siap siap." Ujar Lina yang dibalas hanya anggukan kepala Reina.
Mereka berempat berjalan jalan mengelilingi mall. Mulai dari tempat pakaian hingga tempat bermain sudah mereka kunjungi hari ini terkecuali tempat makanan.
"Berhenti dulu bisa kan? Gue bener bener capek banget." Seru Reina berhenti melangkah membuat ketiga sahabatnya berbalik badan dan menatap dirinya.
Memang sejak mereka memasuki area mall mereka tidak berhenti untuk istirahat sejenak. Mereka hanya berhenti saat sedang mencoba beberapa barang.
"Mending sekarang kita makan dulu. Biar tenaga kita penuh lagi." Lanjut Reina
"Kita tadi udah makan sebelum dateng ke mall." Reina terdiam mendengar balasan Alya, berarti dirinya menunggu orang yang sedang mengisi perut dengan makanan siang? Kenapa tidak saat di mall dan bersama dirinya? Sungguh Reina ingin menangis saat ini.
"Nonton yuk, katanya ada film horor terbaru." Celetuk Alya
"Hayuk dah nonton. Udah lama nih gue nggak ke bioskop." Seru Elisa
"Ayo Rei ke bioskop." Ajak Lina menatap Reina yang sejak awal hanya terdiam.
"Sekarang udah mau jam tiga, gue ada janji sama Devan. Gue juga capek jalan jalan terus. Kita kan kumpul cuma sampai jam tiga kalau nonton pasti waktunya nggak cukup." Jelas Reina membuat semua berhenti berjalan.
"Lo kenapa sih Rei jadi berubah gini? Kita kan cuma mau kumpul berempat lagi. Kita juga udah minta maaf tentang masalah yang dulu itu. Seharusnya Lo sekarang bisa bersikap seperti biasa." Sentak Elisa.
"Bukan gitu Sa, gue emang udah maafin kalian. Tapi apa semua masalah bisa diselesaikan dengan kata maaf? Memang orang itu udah mau memaafkan tapi dihatinya pasti masih ada rasa sakit.Persahabatan kita pernah hancur karena salah paham. Kalau gue siksa kalian terus gue minta maaf. Kita bisa tetap jadi sahabat seperti sediakala? Sikap kalian ke orang yang pernah nyakitin kalian tetap sama?" Ujar Reina dalam hati.
"Reina kita itu udah lama nggak berempat, masa kumpul cuma dua jam."
"bukannya kalian yang buat kita nggak bisa kumpul berempat lagi? Kan kalian yang jauhin gue. Terus seharusnya tadi kita jalan bisa sampai tiga jam lebih, tapi gara-gara kalian datang telat jadi cuma ada waktu dua jam." Batin Reina,ingin rasanya Reina mengatakan itu tapi apalah daya dirinya yang tidak sanggup mengutarakannya.
"Ngertiin kita dong Rei, kita itu pengin kumpul sama Lo lagi."
"Tap.." ujar Reina terpotong saat tiga perempuan menghampiri mereka berempat.
"Eh ada temen SMP kita guys." Pekik Caca teman SMP Reina
"Caca, Vivian, Dira? Kalian apa kabar?" Tanya Reina dengan semangat
"Alhamdulillah baik. Lo ngapain disini Rei? Mereka siapa?" Balas Vivian karena merasa tidak asing dengan orang yang disebelah Reina.
"Lagi jalan jalan aja nih, mereka sahabat gue namanya Elisa sama Alya. Kalau Lina kalian kenal kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...