34. Club malam

155 6 0
                                    

Hari demi hari berlalu, Reina merasa jika hari-hari yang ia lalui kini sangat menyenangkan. Mulai dari sahabatnya yang selalu membuat dirinya bahagia hingga sikap Devano yang penuh kasih sayang kepada dirinya.

"Semangat belajarnya. Jangan mikirin aku terus loh." Devano mengusap rambut Reina gemas didepan pintu kelas Reina membuat orang lain yang melihatnya merasa iri.

"Ish Devan banyak yang lihat, aku malu tau." Reina menyingkirkan tangan Devano yang ada di atas kepalanya.

"Ngapain malu sih Rei? Aku kan pacar kamu, yang jalanin hubungan ini juga kita. Jadi jangan urusin orang lain. Ngerti?" Ujar Devano dan Reina hanya mengangguk "Yaudah aku ke kelas dulu. Nanti istirahat kamu ke kantin aja, aku ntar juga kesana tapi kayaknya telat. Nggakpapa kan?"

"Iya nggakpapa ko. Lagian aku juga tau arah ke kantin jadi nggak mungkin nyasar." Kekeh Reina.

"Yaudah sana masuk." Perintah Devano, Reina menuruti perintah Devano memasuki kelasnya dan Devano pergi meninggalkan kelas Reina.

"Rei nanti malam bisa nggak Lo temenin gue ketemu sama sepupu gue?" Tanya Elisa saat duduk di kursinya.

"Malam? Jam berapa?"

"Jam sepuluh Rei. Bisa nggak?"

"Gue kalau jam segitu udah nggak boleh keluar rumah. Emang Alya sama Lina nggak bisa?"

"Alya dirumah jagain adeknya kalau Lina mau ke rumah neneknya, iyakan?" Tanya Elisa menatap Alya dan Lina, mereka berdua hanya mengangguk

"Hmm nanti gue coba bilang nyokap sama Devan dulu. Kalau nggak boleh berarti gue nggak bisa temenin Lo."

"Oke Rei. Kalau kak Devano nggak izinin ancam aja nggak dapet jatah." Kekeh Elisa

"Jatah apaan njir. Jangan aneh aneh Lo Sa, dasar omes" Reina melirik tajam Elisa. Sedangkan yang lain hanya tertawa puas melihat wajah Reina yang malu malu.

*****

"Rei jangan lupa minta izin ya ke kak Devano." Bisik Elisa saat melihat Devano memasuki kantin.

"Iya iya astaga. Gue ke mejanya Devan dulu." Reina melangkah menghampiri meja makan khusus untuk Devano yang berada di pojok kantin.

"Devan. Udah pesan makan?" Reina duduk disebelah Devano dan Arya.

"Udah ko. Makanan kamu mana?"

"Makanan aku udah habis lah. Kamu lama banget kesini sih jadi aku makan duluan tadi." Wajah Reina cemberut membuat Devano mencubit hidung Reina gemas. "Hehe maaf tadi aku lagi ada urusan sama adik kelas buat bahas tentang camping besok."

"Emang kelas sebelas jadi camping Dev?" Tanya Reza

"Jadi lah Za, kan emang setiap tahun kayak gitu. Iya nggak Dev?" Bukan Devano yang menjawab melainkan Revan yang sok tau. Devano hanya mengangguk menanggapi ucapan Revan

" Lo ikut camping juga?" Sekarang gantian Arya yang bertanya

"Jelas gue ikut lah. Gue mau jagain pacar gue yang lemah ini. Ehh sakit by" jawab Devano mendapati cubitan di pinggang. Siapa lagi kalau bukan Reina pelakunya.

"Aku nggak lemah,kamu kali yang lemah cuma dicubit aja sakit." Cibir Reina

"Hmm Devan aku nanti malam mau pergi sama Elisa, boleh kan?" Devano mengerutkan keningnya, ia heran karena tidak biasanya Reina keluar malam-malam "Jam berapa? Kemana perginya? Kenapa malam?"

"Katanya sih jam sepuluh kalau tempatnya aku nggak tau, Elisa tadi nggak bilang ke aku."

Apa katanya? Jam sepuluh malam? Dan tidak tau tempat tujuannya? Jelas Devano melarang Reina pergi jika sangat malam apalagi tujuannya tidak diketahui.

REINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang