"ashh sakit Rei pelan pelan kenapa sih." Gevlrutu Kevin yang sedang diobatin oleh Reina. Mereka berdua kini sedang berada di apartemen milik Kevin yang memang berada didekan taman bermain tadi.
"Ini udah pelan kevin. Lagian ngapain Lo berantem, untung lebamnya nggak sebanyak punya si Satria itu." Geram Reina
"Gue diselingkuhi Rei, mereka juga bohongi gue gimana gue nggak berantem sama dia coba. Lo nggak tau rasanya diselingkuhi jadi diam aja deh."
Mendengar perkataan Kevin membuat Reina berhenti mengobati luka Kevin sesaat, setelah itu tidak ada lagi yang membuka suara.
"Astaga Rei maaf. Gue lupa kalau Lo malah lebih sering disel__" Belum selesai Kevin berbicara, Reina sudah memotong terlebih dahulu.
"Udah nggak usah dibahas lagi. Nggak penting juga. Bukannya tadi Satria bilang kalau Qilla jadian sama Lo buat ambil harta-harta Lo? Maksudnya apaan?"
Karena ucapan Reina, Kevin berdiri dan melangkah menuju lemari pakaiannya. Ia terlihat seperti sedang mencari sesuatu disana.
"Bangsat!!" Umpat Kevin berjalan ke arah Reina dan duduk disebelahnya.
"Kenapa?"
"Uang,jam tangan,sama kalung emas punya gue nggak ada anjing!! Pasti semua itu diambil sama cabe-cabean itu!!"
"Cih dulu aja gue panggil dia cabe cabean Lo marah kenapa sekarang Lo juga bilang dia cabe-cabean. Berapa banyak sih yang dia ambil sampai Lo frustasi begitu?"
"Kalau uang sama jam tangan gue nggak permasalahin itu. Yang gue pikirin itu kalung emas gue Rei. Itu buat orang penting Rei."
"Tinggal beli lagi kenapa sih? Ribet banget." Celetuk Reina
"Asal Lo tau Rei, kalung itu adalah kalung terbaik yang gue siapin untuk seseorang. Mana mungkin gue ganti kalung berharga itu dengan kalung biasa."
"Yaudah besok Lo samperin Qilla terus minta kalung itu. Kalau dia nggak mau ngasih ancam aja dia." Saran Reina
"Gue harus ancam dia apa?"
"Bikin aja poster wajah Qilla, terus dibawahnya di tulis'mohon berhati-hati dengan cewe murahan yang satu ini. Jika kalian didekati oleh orang ini, silahkan menjauh. Karena sudah banyak korban dari cewe ini yang dirampas harta bendanya.' oh iya jangan lupa tambahin foto pacarnya juga." Ujar Reina dengan sedikit terkekeh
"Heh gue pacarnya anjir."
"Lah bukannya kemarin Lo udah bilang putus sama dia? Dasar pelupa." Cibir Reina
"Oh iya bego banget gue astaga. Kenapa gue bisa suka sama dia coba."
"Lo emang bego Kevin baru sadar Lo? Gue mau pulang aja lah. Anterin gue yah Vin."
"Tidur disini aja Rei. Sekalian biar gue bisa grepe-grepe Lo hahaha." Ucap Kevin dengan tertawa keras dan tentu saja ia mendapatkan pukulan maut dari Reina.
"Bangsat mesum Lo anjir. Cepet gue mau pulang Vin."
*****
Rumah Reina sekarang terlihat sangat gelap. Tidak ada lampu yang menyala satupun. Hanya lampu teras milik tetangganya yang sedikit menerangi depan rumah Reina.
"Vin temenin gue masuk yah?" Pinta Reina dan Kevin hanya mengangguk.
Kevin berjalan didepan dan Reina dibelakangnya dengan memegang baju Kevin. "Rei Lo denger sesuatu nggak?" Bisik Kevin. "Nggak ada suara ko Vin. Jangan aneh-aneh deh." Reina ikut membalas ucapan Kevin dengan berbisik juga
"Ih Rei itu ada apa dibelakang Lo!!" Pekik Kevin saat menghadap Reina.
Tangan Reina berpindah dari baju Kevin menjadi di kedua bahu Kevin dan meremas dengan sangat kuat. "Kevin ada apa dibelakang gue?!" Tanya Reina tidak kalah keras dari suara Kevin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...