Kebanyakan murid sangat membenci hari Senin, entah karena adanya upacara atau merasa waktu libur kurang.
Tidak terkecuali Reina, ia tidak suka hari Senin karena ia merasa masih butuh waktu untuk istirahat. Setiap hari Minggu ia gunakan untuk bekerja hingga tengah malam.
Semua siswa dan guru SMA Reditama kini sedang melaksanakan kegiatan rutin setiap hari Senin yaitu upacara.
Reina yang tubuhnya kecil harus berada di barisan paling depan. Sinar matahari tepat mengarah kepada siswa-siswi barisan terdepan.
Pandangan Reina sudah mengabur sejak kepala sekolah membuka suara,pendengarannya sudah mulai tidak jelas seperti awal upacara. Lama-kelamaan Reina mulai tumbang,ia tidak bisa melanjutkan upacara hari Senin dengan hawa yang sudah sangat panas.
Aldebaran langsung berlari menghampiri seorang siswi yang ia perhatikan sendari tadi pingsan. Terlihat jelas diraut wajah siswa itu yang sangat khawatir.
Ia langsung membawa Reina menuju UKS dan membaringkan tubuhnya di salah satu ranjang yang kosong. Saking khawatirnya dengan keadaan Reina, ia sampai tidak mengetahui bahwa ada orang yang mengikuti dirinya.
" Petugas PMR mana?!" Teriak Aldebaran
Dua petugas PMR langsung menghampirinya. Siswa itu memandang kedua orang yang menghampirinya " Lo cowo, jangan periksa Reina." Aldebaran menatap petugas PMR yang berjenis kelamin laki-laki.
"Salsa,Lo aja yang periksa Reina." Perintahnya kepada adik kelas yang bernama Salsa, yang ia ketahui namanya dari nametag di bajunya.
"Dia sepertinya belum sarapan kak." Ujar Salsa itu dengan memegang sebuah botol kecil berisi minyak angin yang didekatkan di hidung Reina.
"Lo bisa beliin makanan di kantin kan?"
"Lo beli bubur dikantin, biar gue yang tunggu dia disini." Lanjut Aldebaran dan Salsa langsung pergi meninggalkan UKS untuk membelikan siswa itu bubur.
"Lo kenapa jadi sering pingsan sih Rei? Apa Lo nggak tau kalau gue khawatir banget sama Lo?" Guman Aldebaran
"Pergi Lo. Biar gue yang jagain dia." Pekik orang dibelakang Aldebaran.
"Nggak. Gue nggak yakin kalau Lo bakalan jagain Reina."
"Cepat pergi atau gue seret Lo keluar dari UKS!!" Sentak siswa itu lagi. Aldebaran mengalah, ia memilih pergi karena tidak ingin mengganggu ketenangan siswa siswi lain yang berada di UKS.
"Jangan apa-apain dia. Kalau sampai dia kenapa-napa gue pastiin Lo masuk rumah sakit." Siswa itu hanya berdehem menjawab ucapan Aldebaran.
Siswa itu terus menatap wajah Reina yang sangat pucat. Tanpa ia sadari tangannya bergerak untuk mengusap lembut rambut Reina.
"Maaf." Lirih siswa itu lalu mengecup pelan kening Reina.
"Hm maaf kak. kakak tau kak Al kemana?" Tanya Salsa saat sudah kembali ke UKS tapi tidak ada Aldebaran disana.
"Dia udah pergi. Kenapa?"
"Tadi dia pesan bubur ini buat kak Reina."
"Biar gue yang suapin Reina nanti. Sekarang Lo bisa pergi dari sini." Salsa pergi setelah memberikan semangkuk bubur dan satu gelas teh hangat kepada siswa didepannya.
Tangan siswa itu kembali mengusap rambut Reina hingga akhirnya Reina terbangun.
"Lo ngapain disini kak?!" Sentak Reina saat melihat orang yang pertama kali ia lihat setelah terbangun. Ia juga langsung menepis tangan siswa itu yang masih dipuncak kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mantan kalian mengajak balikan? Terima?tapi takut kembali tersakiti Tolak? Tapi masih ada rasa sayang dihati Memilih untuk menjadi teman saja? Seperti orang tidak dikenal saja susah melupakan kenangan apalagi kalau men...