61. Aldebaran

185 6 0
                                    

Cup
Cup
Cup

Kecupan berkali kali Reina rasakan diwajahnya. Tidurnya menjadi terganggu karena itu ia perlahan membuka matanya.

"Sayang, bangun. Nggak kangen?" Tanya orang disamping wajah Reina. Reina membulatkan matanya, ia mengenali suara. Ia menoleh kesamping dan langsung memeluk tubuh pria disampingnya itu.

"Reina kangen papa." Yap, orang itu adalah Raffi. Dia baru saja sampai dirumah sakit dan langsung membangunkan putrinya.

"Papa juga kangen princess papa yang kuat ini."

"Papa senang banget lihat kamu udah sadar. Jangan pernah buat papa khawatir lagi." Lanjut Raffi

"Pa gantian dong. Abang juga pengin peluk Reina." Gerutu Reyhan yang hanya berdiri dan menatap Raffi dan Reina yang sedang berpelukan erat.

"Ck ganggu banget kamu sih bang. Papa belum selesai kangen kangenan." Balas Raffi namun tetap melepas pelukannya . Lalu bergantian Reyhan yang memeluk tubuh Reina.

"Lo lama banget sih nggak sadar sadar. Nggak tau apa kalau gue nahan kangen berat ke Lo." Curhat Reyhan

"Lo lebih lama komanya anjir."

"Reina bicaranya yang bener. Mau papa potong mulut sama lidah kamu?" Peringat Raffi

"Hehe maaf pa. Nggak diulangi lagi ko, kalau ada papa."  Ucap Reina memelankan tiga kata terakhir.

"Mama kenapa disini?" Tanya Reina saat menyadari bahwa ada Ratna yang memandangnya.

"Maaf, kalau gitu mama keluar aja." Ratna membalikkan badannya bersiap meninggalkan ruangan itu.

"Eh jangan pergi. Maksud aku,mama sekarang disini berarti mama udah nggak marah lagi ke aku?" Tanya Reina lagi

"Reina kangen mama. Boleh peluk?" Lirih Reina

Tanpa menjawab pertanyaan anaknya, Ratna langsung melangkah menghampiri Reina dan memeluknya dengan erat.

"Maafin mama. Mama udah jahat banget ke kamu, mama adalah orang tua paling buruk yang pernah ada. Maafin mama, mama mau kamu kembali lagi ke mama. Jangan pernah tinggalin mama lagi, mama menyesal Reina." Kata Ratna yang sudah mengeluarkan air mata.

"Mama nggak jahat. Mama nggak boleh ngomong gitu, semua orang tua itu pasti baik karena mereka mampu membesarkan anak anaknya dan tidak menghabisi nyawa anaknya. Reina maafin mama ko. Sekarang mama jangan nangis." Balas Reina yang juga ikut mengeluarkan air mata

"Halah nyuruh orang buat nggak nangis tapi Lo sendiri malah nangis." Cibir Kevin membuat semua menatapnya

"Merusak suasana banget sih Lo curut." Sentak Aldebaran

" Semua laper kan? Mending kita beli makanan di restoran depan rumah sakit ini." Ujar Raffi

"Nah ini nih baru yang namanya peka. Om tau aja kalau Kevin laper banget hehe." Kekeh Kevin

"Ayo ma kita beli makanan." Ajak Raffi mendekati Ratna

"Biar Al sama Kevin aja om yang beli. Kalian disini aja jagain Reina, kalian kan baru sampai sini masa udah pergi lagi." Sergas Aldebaran

"Nggak apa apa lagia__"balas Raffi terpotong

"Bilang aja mau berduaan sama mama." Cibir Reyhan

"Tau aja kamu bang, yaudah kita pergi dulu, jagain Reina yang bener. Awas kalau kenapa-napa, siap siap aja gali kuburan." Kata Raffi lalu keluar bersama Ratna.

Ceklek

"Mama sama papa kena__" tanya Reina terhenti saat melihat orang yang membuka pintu ternyata bukan kedua orangtuanya.

REINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang