David
Gracia
Update!!!!
Don't forget buat ninggalin jejak kalian selalu yaaaa...
Jangan ada SIDER diantara kita wkwkwk
Happy reading 🎉
~~~~~~~
Hatiku terasa sangat sakit, rasanya seperti mendapatkan penolakan mentah mentah.
Ku usap pipiku yang ternyata sudah di basahi air mata."Selamat malam, Dave" aku menarik Selimut pelan, berbaring memunggungi David
Menahan isakan tangis yang makin menyiksa, terbayang wajah David yang terlihat tidak senang saat aku berkata ingin memberinya anak lagi membuat isakanku makin terdengar, apa dulu rasanya David sesakit ini saat aku menolak untuk memiliki anak darinya?Perasaan tidak di inginkan...
***
"Kita seperti ini saja" Grace membuka percakapan sembari mengoleskan beberapa potong roti tawar dengan mentega, Menemani David sarapan dengan mata yang bengkak karena menangis semalaman "Kamu lebih suka begini kan?"
David menanggapi obrolan Grace dengan senyum merekah, "aku suka apapun asalkan sama kamu dan Juna" David membelai wajah Grace lembut, terkejut akhirnya menyadari bahwa dia sudah membuat Grace menangis semalaman, "aku mencintai kamu Grace" dia bergerak mendekat, mengajak Grace untuk masuk kedalam pelukannya.
"Aku sudah berjanji pada diriku sendiri saat kamu kembali aku akan mengabulkan apapun kemauan mu"Pelukan David menghangatkannya, melepas perih yang membelenggunya semalaman.
Apa yang Grace pikirkan semalam?
David menolaknya?
Ayolah Gracia, David sudah benar benar mencintaimu. Tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi. David akan selalu menjadi milikmu."Aku ingin meminta satu hal, Dave" Grace menarik diri dari dekapan David, duduk tegap menatapnya serius, "jangan ada Tifanny di antara kita, tidak apapun yang menyangkut tentang dia" seketika bayang-bayang masalalu mampir di pikirannya, sampai matipun Grace tidak akan pernah lupa bahwa Tifanny adalah sosok yang menghancurkan hidupnya.
Tifanny yang merobek mimpinya,
Menghancurkan dongeng indahnya,
Wanita itu benalu dan David adalah inangnya."Sekali saja, aku melihat atau mendengar hubungan kamu dengan Tifanny berlanjut, entah dengan dasar apapun-" Grace menarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya perlahan, meneguhkan perkataannya "aku dan Juna akan benar benar menghilang dari hidupmu, Dave"
David gelagapan, bergerak gusar. Cepat cepat maraih tangan Grace
"Sure" katanya cepat, "tapi ijinkan aku untuk menyelesaikan semuanya dulu"
Grace menatap bingung, apa lagi yang belum mereka selesaikan? Bukankah sekarang semuanya sudah terlalu jelas. Grace menggelengkan kepalanya, menolak ucapan David, "apa lagi memangnya? Seberapa banyak lagi hal rumit yang terjadi di antara kalian? aku sudah cukup terkejut saat tau bahwa mendiang mantan istrimu adalah Saudara dari wanita itu"
Tifanny benar benar mengerikan, wanita itu psiko yang tergila-gila dengan David.
David diam beberapa saat, masih berpikir apakah ini hal yang baik untuk di ceritakan.Grace beranjak dari duduknya, "aku pulang saja" Pulang. Rumah Edmund masih menjadi Rumah untuknya, Grace masih memiliki kewajiban untuk mengatur segala kebutuhan disana. Lagipula David ada benarnya juga, masih banyak yang harus di selesaikan dengan Tifanny di banding nantinya Grace menjadi cemburu buta lebih baik dia menenangkan hatinya di rumah Edmund dan fokus mengurus ke tiga buah hatinya dulu.
"Kamu dan Tifanny akan selalu terikat, hubungan kalian terjalin rumit. Siapa aku yang dengan sok-nya meminta mu untuk memutuskan hubungan kalian?" Grace tersenyum kecil tangannya meraih wajah David, mengelus rahangnya lembut "aku harusnya tidak menyusahkan mu"
David ikut beranjak dari kursinya, "kamu itu anugerah Grace, kamu tidak pernah menyusahkan ku"
"Benarkah?" Grace tertawa kecil, di sambut anggukan kecil dari David, "kalau begitu aku akan meminta lebih banyak permintaan" David menyatukan kening mereka, membingkai wajah Grace dengan kedua tangannya. Bersyukur sangat banyak karena telah disatukan kembali dengan Cintanya. Sebanyak apapun yang nantinya Grace minta itu semua belum sepadan dengan segala perih yang dia beri selama bertahun tahun belakangan ini.
"Mintalah apapun Grace, mintalah segalanya padaku. Hanya padaku" ucap David penuh tekad dan keyakinan "tidak pada lelaki lain" lanjutnya
"Baiklah nanti pasti akan ku minta dan saat itu kamu harus selalu siap untuk mengabulkan segalanya" Grace menyatukan bibir mereka, David menyambutnya dengan lembut tanpa gairah yang berlebihan.
***
Grace POV
Edmund memintaku untuk menjemptnya di bandara, David langsung setuju saat aku memintanya untuk mengantarku. aku hanya berharap kedua lelaki itu tidak melakukan hal hal yang aneh apalagi sampai harus bertengkar.
Juna langsung bersemangat saat aku memberitahunya bahwa Edmund dan Revanno Pulang hari ini, anak itu langsung mengemas semua mainnya yang baru saja di berikan oleh David Kemarin, "Juna sudah ijin pada Daddy kalau ingin membawa semua mainan pulang?" tanyaku. Juna Menggeleng di ikuti cengiran lucunya, tak lama Juna bangkit dari tumpukan mainanya dan pergi ke kamar menghampiri David
Entah apa yang mereka bicarakan, namun tak lama juga David keluar kamar sambil menggendong Juna dengan wajah Riang, "Mommy, Daddyku bilang boleh"
Daddyku?
David melirikku, alisnya terangkat sebelah seperti mengejek Entah apa maksdunya, aku tidak paham. aku langsung mengambil alih Juna dari gendongannya "baiklah kalau seperti itu, Sekarang Juna bantu Mommy untuk merapihkan mainan ini ya?" Juna menurut langsung meminta untuk di turunkan dan mengemas mainannya.
Tapi David malah menarikku untuk masuk ke kamarn dengan terburu buru. "apa lagi, Dave"
"memangnya tidak bisa kamu tinggal disini sampai menunggu Harris pulang?" dia bergerak Gusar, seperti salah tingkah "kamu akan tinggal berdua saja dengan Edmund! aku keberatan"
padahal masalah ini sudah kami bicarakan tadi siang, tapi masih saja David bahas ulang. "tidak berdua, ada Juna dan Revanno Juga" sanggahku "sudahlah Dave, aku dan Edmund sudah tinggal satu rumah selama bertahun tahun kami baik baik saja, tidak ada yang di luar batas"
"kalau begitu ijinkan aku ikut tinggal dengan kalian sampai Harris dan Giorgia datang"
what? ide gila dari mana itu. sejak kapan kedua lelaki keras kepala ini bisa di satukan dalam satu rumah.
"Dave...." aku meringis, memohon agar dia menghentikan ide gila itu.
David menepuk pundakku pelan, "aku yang akan bicara dengan Edmund" katanya "jangan khawatir, aku akan menjinakan cheetah liar itu" setelah itu dia buru buru keluar kamar sebelum aku sempat memprotes
TBC
Gasabar liat tanggapan Edmund pas David minta ikut tinggal di rumahnya, wkwkwkwk
SO SORRY KALAU BANYAK TYPO.
DON'T FORGET TO COMMENT YAW
LOVE U ALL
YEAYYYYY...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know I Luv You
RomancePERHATIAN!!! KONTEN 18++ Ketika yang putih berhasil kau rubah menjadi kelabu, aku hanya ingin kesediaan mu untuk memperbaikinya. Tapi kau tidak begitu... Aku menyerah. Pergi dan mencari Cinta yang lain.