Biarkan...

27.1K 524 34
                                    

Aku meminta Edmund mengunjungi ku dirumah baru yang David bangun, hanya dia tempat satu satunya untuk membantu ku melupakan semuanya, menghilangkan rasa bersalah yang bersarang di dadaku, membiarkan diriku ternoda dan hina sampai saatnya nanti David akan jijik denganku

"Dimana letak permasalahannya?" Edmund mengambil alih remot TV dari tanganku dan mematikannya membuat Keadaan jadi semakin hening

"Tidak ada" jawabku

"Jadi.." katanya sambil mendekat ke arahku "David menyakiti mu? Lagi?" Tanyanya,

"Dia mencintaiku, Ed!"

"Benarkah? Lalu Kenapa kalian berpisah?"

Aku menghela nafas kasar, haruskah kujelaskan semua alasannya?

"I am sick! You Know that." Bentakku, aku sudah tidak tahan lagi dengan segala pertanyaan-pertanyaan orang seputar masalah pernikahan ku.

Edmund termangu untuk beberapa saat,

"Seandainya kamu dan dia hidup bahagia, maka aku tidak akan berpikir untuk mengejar mu lagi, tapi sekarang..." Edmund menggeleng,

"Aku terancam gak bisa punya anak. Dia gak bisa selamanya terjebak dengan perempuan konyol seperti ku, keluarganya punya harapan yang tinggi untuk kehidupan David, dan aku gak akan pernah bisa mewujudkan harapan itu..." aku menelungkup kan wajahku di telapak tangan, David mungkin akan membenciku, mencaci maki diriku, bahkan mungkin akan menghinaku.

"Kenapa kamu takut, aku akan bawa kamu ke Canada, kamu akan baik-baik saja" Edmund merengkuh tubuh ku dari samping

"aku harus memperjuangkan mu, Gracia" ucapnya pelan
Aku langsung menatap Edmund, sadarkah dia mengenai apa yang baru dia katakan?
Berjuang? Pantaskah aku untuk di perjuangkan. Tidak. Tidak aku bukan lagi wanita yang patut untuk diperjuangkan.

"Aku takut kamu akan menyesali keputusan ini"

"Satu satunya keputusan yang Paling kusesali adalah meninggalkan kamu, berharap kamu bisa bahagia dengan orang lain." Edmund mengecup keningku dengan sangat lembut

"Ed, dengarkan aku!" Edmund menatapku tajam, "ada apa?"

"Jangan pernah mencintaiku lagi, karena aku tidak bisa menjanjikan mu apapun" karena aku sudah berjanji di hari pernikahan akan mencintai David selamanya.

Edmund menghela nafas "belajarlah untuk mencintaiku lagi, Gracia"

Akan sulit.

"Akan kucoba..." Senyum Edmund langsung mengembang

"Thank You" balasnya

Aku mengangguk pelan, "lakukan apa yang ingin kamu lakukan pada diriku..." Aku menelusuri wajah Edmund dengan jari jariku, membuatnya memejamkan mata

"Jangan menggodaku Gracia, aku takut tidak akan mampu menahan gairah ku ini" kudengar nafasnya mulai memburu

"Kalau begitu jangan ditahan..." Bisiku tepat di depan bibirnya

"Ini dirumah mu sendiri, Gracia" ujar Edmund yang tangannya mulai membelai wajahku

Memang aku sengaja ...

"Tidak jadi masalah, Ed" langsung ku kecup bibir Edmund dengan dalam, menerobos mulutnya dengan lidahku memainkannya di dalam mulut Edmund, ku Gigit bibir bawahnya dengan rakus dan saat itulah kurasakan tangan Edmund mulai menarik rambutku membuatku menengadah, dia melepaskan ciumanku dan beralih mengecupi permukaan Rahang dan leherku.

"Ahh..." Rasanya sedikit nyeri saat Edmund mulai menghisapnya kuat, David sangat jarang melakukan ini padaku

"Boleh ku buka?" Tanyanya, matanya melirik ke bajuku, aku mengangguk pelan.

I Know I Luv YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang